Dishub Jateng Kirim Tuntutan Sopir Truk ke Jakarta: Agar Mereka Tenang Bekerja

Dishub Jateng Kirim Tuntutan Sopir Truk ke Jakarta: Agar Mereka Tenang Bekerja

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 23 Jun 2025 13:55 WIB
Kepala Dishub Jateng, Arief Djatmiko di Kantor Dishub Jateng, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Senin (23/6/2025).
Kepala Dishub Jateng, Arief Djatmiko di Kantor Dishub Jateng, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Senin (23/6/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng.
Semarang -

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Tengah, Arief Djatmiko, menemui massa sopir truk dari Aliansi Pengemudi Independen yang menggelar aksi di Kantor Dishub Jateng. Ia memastikan pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi pengemudi dengan meneruskannya ke pemerintah pusat.

Pantauan detikJateng, beberapa perwakilan sopir truk sempat melakukan audiensi sekitar satu jam di Kantor Dishub Jateng, Jalan Siliwangi, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Semarang Barat. Perwakilan massa aksi diterima jajaran Dishub Jateng, Dishub Kota Semarang, Balai Pengelola Transportasi Darat Jawa Tengah (BPTD), Polda Jateng, dan Polrestabes Semarang.

Arief sempat menemui massa aksi di atas mobil komando. Ia memastikan, tuntutan para pengemudi akan disampaikan ke pemerintah pusat yang memiliki kewenangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terima tuntutan-tuntutan dari mereka, ada 16-17 tuntutan dan segera kami kirimkan ke Jakarta agar mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat, agar mereka bisa tenang untuk bekerja," kata Arief kepada awak media di Kantor Dishub Jateng, Selasa (23/6/2025).

Ia mengatakan, pembahasan terkait Rancangan Undang-Undang ODOL yang dipermasalahkan pengemudi dibahas pemerintah pusat. Aspirasi akan disampaikan agar pemerintah pusat mengetahui fakta di daerah yang sekiranya belum dipertimbangkan dalam penyusunan regulasi.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita berbicara ODOL pastilah juga ada keterkaitan dengan pengusahanya dan sopir yang di jalan, sehingga mereka inginnya (penanganan) komprehensif. Tidak hanya terkait sopirnya, tetapi seluruh sektor di dalamnya," jelasnya.

Dishub Jateng juga tengah mengupayakan reaktivasi jembatan timbang di sejumlah titik rawan kecelakaan. Ada tujuh jembatan timbang di wilayah Jateng yang telah diserahkan dari Pemprov ke pusat sejak 2017.

"Hari ini BPTD untuk mulai mengaktifkan kembali jembatan timbang. Ini sudah dalam kajian terutama di beberapa titik yang kemarin memang terjadi kecelakaan," jelas Arie.

"Selain itu juga kita mensosialisasikan itu ke driver dan pengusaha, bahwa sebetulnya yang ingin kita peroleh adalah keselamatan berlalu lintas," lanjutnya.

Menurutnya, pengawasan terhadap kelebihan muatan melalui jembatan timbang adalah salah satu cara penting untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas akibat kendaraan yang tidak sesuai spesifikasi.

Soal maraknya pungli yang menjadi salah satu sorotan sopir, Arief mengakui itu menjadi isu nasional. Ia menyatakan, pihaknya di Jawa Tengah berkomitmen menekan praktik pungli semaksimal mungkin.

"Pungli ini kan menjadi isu yang beredar cukup banyak. Kita komitmen lah di Jawa Tengah terkait pungli ini, berusaha semaksimal mungkin kita kurangi," ujarnya.

"Justru yang ramai kan sebetulnya kan di luar Jawa Tengah. Kalau memang ada, teman-teman laporkan saja ke kita. Nanti kita segera tindak lanjuti dengan kepolisian," sambungnya.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads