Aksi demo pengemudi truk Solo Raya berlangsung di Ring Road Solo-Karanganyar, hari ini. Selain memblokade jalan, aksi menolak aturan zero over dimension over load (ODOL) itu diwarnai aksi perusakan terhadap armada mobil ambulans yang melintas.
Aksi perusakan tersebut terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial. Ambulans tersebut tersebut terlihat sedang berusaha melintasi tempat demo itu.
Seorang polisi berlari-lari di depan ambulans berusaha membukakan jalan. Namun ambulans kemudian terhalang oleh mobil boks yang berhenti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berapa lama, beberapa orang yang diduga peserta demo mendatangi ambulans tersebut. Bahkan, ada yang melompat naik ke bagian depan ambulans. Polisi langsung melakukan pengamanan terhadap ambulans tersebut.
Sopir ambulans, Muhammad Fursan Ali (20) mengatakan dirinya saat itu sedang melakukan dari arah Sragen hendak ke dokter Oen Kandang Sapi. Dirinya mengaku awalnya dibukakan jalan oleh aparat kepolisian.
"Mau menjemput pasien. Dari Sragen mau ke Solo. Waktu mau jalan ke ke arah Solo, ke arah Solo itu sudah banyak terjebak. Jadi dihadang beberapa truk. Jadi nggak bisa dilewati. Setelah itu saya balik lagi ke arah Ring Road. Ya, ini dibukakan jalan oleh pihak yang berwenang," katanya ditemui di SPBU Plesungan, Karanganyar, Kamis (19/6/2025).
Usai dibukakan jalan, ternyata ada beberapa orang yang mengecek ambulans. Selanjutnya, ada beberapa orang menggedor-gedor ambulans.
"Ada beberapa pihak yang berwajib membukakan jalan, membantu membukakan jalan. Setelah itu setelah dibukakan jalan, nah ada satu orang yang melihat ambulans, setelah itu menggedor-gedor ambulans bahwasanya ambulans tidak ada isinya kosong," ungkapnya.
"Nah, maka dari itu dari kejadian itu banyak beberapa oknum yang mengeroyok ambulans, menyerbu ambulans seperti itu kejadiannya," sambungnya.
Akibatnya, kata dia, spion kanan mengalami patah dan bodi ambulans mengalami baret.
Dirinya mengaku tidak tahu bila di kawasan itu menjadi lokasi aksi. Pasalnya, kata dia, di beberapa lokasi di Sragen juga terblokir karena adanya aksi.
"Di jalan Solo-Sragen juga begitu, kita juga nggak tahu kalau di sini juga ada aksi," tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sudah sesuai prosedur saat membunyikan sirene. Karena terhambat, Fursan menyebut bahwa pasien tersebut akhirnya dijemput oleh ambulans lain.
"Sudah sesuai SOP, untuk sirene juga sudah sesuai SOP. Tadi ada dua pasien akhirnya saya lempar ke yang lain," pungkasnya.
Dirinya meminta agar pelaku yang melakukan kerusakan meminta maaf dan melakukan klasifikasi. Selain itu, dirinya juga meminta ganti rugi.
"Nanti kemungkinan tetap diselesaikan sama keluarga seperti itu. (Tuntutannya apa?) Tidak ada. Kemungkinan cuma diselesaikan sama keluarga. Untuk dimintai penjelasannya. Minta maaf dan minta klarifikasi untuk hal tersebut, ganti rugi juga," pungkasnya.
(ahr/rih)