Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan 'perang dimulai'. Seruan itu terjadi di tengah permintaan Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar Iran menyerah tanpa syarat.
Dilansir detikNews mengutip BBC News Indonesia, Rabu (18/6/2025), seruan 'perang dimulai' diunggah Khamenei di X. Dia juga menulis dalam unggahan berbeda bahwa pihaknya 'tidak akan pernah berkompromi dengan Zionis'.
"Kami tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Zionis," demikian bunyi terjemahan unggahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unggahan itu muncul setelah Trump juga mengunggah pernyataan bahwa AS soal keberadaan Khamenei. Trump menulis:
"Kami tahu persis di mana sosok yang disebut 'Pemimpin Tertinggi' itu bersembunyi."
"Ia adalah target yang mudah, tetapi aman di sana - Kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya untuk saat ini."
Trump kemudian menulis dalam unggahan berikutnya: "MENYERAH TANPA SYARAT!"
Sebelumnya, Trump juga menyatakan supaya "semua orang segera mengungsi dari Teheran".
![]() |
Hingga saat ini pertikaian antara Iran maupun Israel tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Justru sebaliknya, kedua kubu terus bertukar serangan rudal balistik.
Kepala staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, memperingatkan penduduk Israel "terutama Tel Aviv dan Haifa perlu dievakuasi sesegera mungkin untuk menyelamatkan nyawa mereka".
Di sisi lain, tentara Israel memperingatkan penduduk di Distrik 18 Teheran bahwa akan ada serangan terhadap infrastruktur militer Iran di wilayah tersebut.
Beberapa saat setelah peringatan disampaikan, ledakan telah dilaporkan terjadi di beberapa bagian ibu kota Iran, menurut laporan media Iran seperti disampaikan kantor berita Reuters.
Kementerian Kesehatan Iran mengatakan sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka dalam serangan udara Israel sejak Jumat (13/6).
Adapun Israel mengatakan sedikitnya 24 orang tewas akibat serangan Iran selama periode yang sama.
Perhitungan berbeda disampaikan Organisasi nirlaba Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran (HRANA) yang melacak korban sejak serangan dimulai pada Jumat (13/6).
Menurut HRANA, sebanyak 224 warga sipil tewas, dengan 188 orang terluka.
Sebanyak 109 anggota militer tewas dan 123 orang terluka, kata organisasi itu.
HRANA juga mencatat sebanyak 119 orang tewas, dan 335 orang terluka, yang belum teridentifikasi.
Total korban di Iran, menurut HRANA, mencapai 452 orang tewas dan 646 orang terluka.
Trump sebelumnya mengisyaratkan bahwa ia dapat mencapai kesepakatan diplomatik dengan Iran guna mengakhiri konflik.
"Begitu saya meninggalkan tempat ini, kami akan melakukan sesuatu," kata Trump merujuk KTT G7 di Kanada. KTT tersebut akan berakhir pada Selasa (17/6).
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan di media sosial bahwa jika Trump "sungguh-sungguh dalam berdiplomasi" dan ingin menghentikan pertempuran, "Hanya perlu satu panggilan telepon dari Washington untuk membungkam" Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Namun, ia memperingatkan bahwa jika AS "terperosok" dalam konflik, hal itu akan "menghancurkan prospek solusi yang dinegosiasikan".
Israel membuat klaim bahwa serangannya telah mengenai ratusan lokasi, termasuk markas besar Kementerian Pertahanan Iran, Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan, fasilitas nuklir Natanz, dan fasilitas nuklir Isfahan.
Rudal Israel juga menghantam kilang minyak dan kapal tanker minyak Shahran, di Iran.
Video yang dipublikasikan oleh warga Iran di media sosial dan telah diautentikasi oleh BBC Verify menunjukkan kebakaran besar di depot minyak sebelah barat laut ibu kota Teheran itu.
Dari pantauan video-video yang diunggah di media sosial dalam beberapa hari terakhir menunjukkan antrean bahan bakar dan lalu lintas saat orang-orang mencoba meninggalkan ibu kota.
Di sisi lain, pesan-pesan Israel yang meminta orang-orang untuk mengungsi dari kota-kota merupakan bagian dari "operasi psikologis musuh", kata juru bicara pemerintah Iran.
Baca juga: AS Kirim Banyak Jet Tempur ke Timur Tengah |
Fatemeh Mohajerani juga menegaskan bahwa internet Iran telah "diperlambat" untuk "memerangi serangan siber" di negara tersebut.
Menteri Pertahanan Israel telah memperingatkan bahwa penduduk Teheran akan "membayar harga" atas serangan Iran terhadap warga Israel dan meminta penduduk untuk mengungsi.
(apu/apl)