Video yang dinarasikan rumah sakit di Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah, menolak mengantarkan pasien kritis menggunakan ambulans viral di media sosial. Video itu salah satunya diunggah di X oleh akun @nexxx.
Dalam unggahan itu tampak beberapa orang yang diduga merupakan keluarga korban kecelakaan berada di depan RSAM (RS Amanah Mahmudah) Desa Sitanggal Kecamatan Larangan. Keluarga ini meminta difasilitasi mobil ambulans karena pasien harus dirujuk ke Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes setelah dilakukan penanganan medis pertama di rumah sakit tersebut.
Pada video 20 detik itu salah seorang mengatakan bahwa pihak RSAM Sitanggal tidak bersedia memfasilitasi ambulans untuk membawa korban. Kemudian, korban lalu lintas itu akhirnya dibawa ke RS Bhakti Asih Brebes menggunakan mobil pikap (bak terbuka)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penelusuran di lapangan, korban kecelakaan adalah Ruswad (60) warga Dukuh Siramin, Desa Slatri, Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Korban yang bekerja sebagai pedagang kue putu mengalami kecelakaan di jalan Ketanggungan-Jatibarang.
Dalam kecelakaan itu, korban mengalami kritis dan oleh warga dilarikan ke RSAM Sitanggal menggunakan mobil bak terbuka. Setiba di RSAM Sitanggal, korban dibawa ke ruang IGD dan langsung ditangani petugas medis.
Tetapi kondisi kritis pasien serta fasilitas di RSAM belum memadai untuk menangani pasien Ruswad, pihak rumah sakit akhirnya merujuk ke RS Bhakti Asih (RSBA).
Saat hendak memindahkan pasien ke RSBA, pihak keluarga korban meminta difasilitasi ambulans namun ditolak. Nyawa korban pun tidak terselamatkan sesampainya di rumah sakit rujukan.
Keponakan korban, Hadi Kusuma (40), mengatakan pihak RSAM Sitanggal menganggap bahwa kondisi pasien kritis dan harus cepat ditangani. Sementara jika menggunakan ambulans, pihak RSAM Sitanggal harus menyiapkan peralatan dan memakan waktu lama.
Berkali-kali, lanjut Hadi, keluarga korban memohon menggunakan ambulans untuk membawa pasien. Bahkan pihak keluarga juga bersedia membayar jasa ambulans namun dari pihak RSAM tetap tidak mengizinkan.
"Pihak keluarga bahkan mau sempat mengasih uang supaya buat beli bensin untuk ambulans. Tapi dari pihak rumah sakit juga sampai dengan saat itu nggak mengizinkan," kata Hadi saat ditemui di rumah duka, Kamis (12/6/2025).
Atas sikap RSAM, pihak keluarga mengaku kecewa lantaran tidak mendapat layanan ambulans. Hingga akhirnya keluarga menggunakan mobil pikap menuju rumah sakit rujukan dalam kondisi kritis.
"Korban ini merupakan imam masjid di sini jadi banyak warga yang kecewa juga. Korban akhirnya meninggal di ICU RS Bhakti Asih Brebes pada esok paginya," lanjut dia.
Klarifikasi Rumah Sakit
Menanggapi video viral tersebut, Direktur RSAM Sitanggal, drg M Baihaqi Rahmatika, menyampaikan bahwa pasien mengalami kecelakaan pada Selasa malam, 10 Juni 2025 pukul 19.30 WIB. Korban langsung dibawa ke RSAM menggunakan mobil pikap dan langsung ditangani di ruang IGD.
"Kondisi korban kritis, mengalami patah tulang, cedera di kepala dan pendarahan di mulut. Sehingga harus cepat-cepat dirujuk karena fasilitas penunjang di rumah sakit ini belum memadahi, seperti dokter spesialis ortopedi dan alat CT scan," katanya.
Terkait penggunaan ambulans, dia menyebut bahwa untuk menggunakan mobil tersebut harus melalui banyak persiapan. Seperti infus, tabung oksigen, dan harus menghubungi rumah sakit rujukan sehingga membutuhkan waktu cukup lama. Dengan pertimbangan itu, pihaknya menyarankan agar memakai mobil pikap yang ada untuk membawa pasien.
"Kondisi pasien kritis sehingga butuh segera penanganan di rumah sakit yang fasilitasnya memadai. Jadi agar segera sampai ke rumah sakit rujukan, maka petugas menyarankan memakai pikap yang ada. Soalnya kalau ambulan perlu persiapan persiapan yang mungkin lama," ungkap dia.
Dia melanjutkan, pihak RSAM Sitanggal menyampaikan permohonan maaf atas pelayanan terhadap pasien yang dianggap kurang maksimal. Pihaknya berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan agar bisa lebih baik.
"Kami berkomitmen akan memperbaiki pelayanan kami untuk masyarakat Sitanggal dan sekitarnya. Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," tandasnya.
(apl/apu)