Banjir rob yang melanda permukiman RT 5 RW 1 Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati berangsur surut. Genangan rob masih tersisa di jalanan permukiman warga.
Berdasarkan foto yang dilihat detikJateng dari pemerintah desa setempat sore ini per pukul 15.00 WIB, air masih menggenangi jalanan rumah warga. Diketahui, banjir rob ini sudah menerjang warga Tunggulsari sejak tiga minggu ini.
Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi, mengatakan dua hari belakangan kondisi banjir rob berangsur surut. Air pasang tidak lagi tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kondisi genangan banjir rob hari ini sudah berangsur surut," jelasnya saat dihubungi lewat sambungan telepon, Sabtu (7/6/2025).
Menurutnya wilayah yang terdampak parah di RT 5 RW 1. Kondisi terkini banjir sudah tidak sampai masuk ke dalam rumah warga. Padahal sebelumnya tiga minggu belakangan terjadi rob sampai masuk ke dalam rumah.
"Wilayah yang terendam di RT 5 RW 1 itu di jalanan kalau sampai masuk rumah sudah tidak ada. Bahkan sudah ada beberapa yang jalannya sudah kering," jelasnya.
"Sudah ada tiga minggu ini," dia melanjutkan.
Menurutnya berkurang genangan banjir disebabkan karena air pasang yang menurun. Kemudian pemerintah desa melakukan upaya pengerukan lumpur, sehingga genangan banjir bisa mengalir ke sungai dan laut.
![]() |
"Kemarin dapat bantuan dipinjami perahu untuk mengeruk lumpur, dan alhamdulillah berdampak sehingga genangan banjir berangsur surut. Pascarob besok akan kembali mengeruk lumpurnya," ujarnya.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruraran BPBD Pati, Sutarno, menjelaskan kondisi genangan rob di wilayah Kecamatan Tayu berangsur surut. Terutama di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, yang sebelumnya banjir rob merendam 36 rumah. Kini tinggal lima rumah yang masih kebanjiran.
"Kondisi rob sudah berangsur surut," kata Sutarno saat dihubungi detikJateng.
Meski demikian menurutnya banjir rob yang berlangsung tiga minggu lebih ini berdampak pada kerusakan tambak ikan milik warga. Dijelaskan ada tambak di beberapa desa wilayah Tayu yang terdampak banjir rob. Desa itu di antaranya Margotuhu, Jepat Lor, Jepat Kidul, Tawangrejo, dan Tunggulsari.
"Yang ada laporan di wilayah Kecamatan Tayu. Secara keseluruhan itu ada beberapa desa yang tambaknya terdampak," jelasnya.
"Kalau nggak salah ada delapan desa, seperti Margotuhu, Jepat Lor, Jepat Kidul, Margomulyo, Keboromo, hingga Tunggulsari," Sutarno melanjutkan.
Menurutnya tambak yang terdampak banjir rob mengalami gagal panen. Akibatnya petani mengalami kerugian secara keseluruhan mencapai Rp 33 miliar.
"Hampir mendekati Rp 33 miliar," jelasnya.
Lebih lanjut, pemerintah daerah melalui BPBD Pati melakukan upaya untuk membantu warga yang terdampak banjir rob. Seperti memberikan bantuan makanan kepada rumah warga yang kebanjiran.
"Kami sudah menggelontorkan 680 kilogram untuk 136 rumah. Per rumah 5 kilogram. Yang kedua memberikan terdampak 36 rumah sudah kami berikan lagi," ujarnya.
Tak hanya itu, BPBD Pati juga mengirim perahu untuk membantu menyelesaikan permasalahan lumpur. Menurutnya kondisi lumpur di sungai berangsur berkurang, sehingga genangan banjir berangsur surut.
"Kemarin ada solusi terkait dengan lumpur yang ada di daerah hilir. Kemarin berkoordinasi untuk mengirim bantuan perahu. Perahu ditaruh di daerah hilir, mesin dihidupkan otomatis lumpur terangkut ke bawah. Hari Kamis siang." Jelasnya.
"Sekarang aliran sungai agak lancar, karena kondisi tidak pasang sehingga aliran banjir kembali ke sungai semua," ungkapnya.
Sebagai informasi, banjir di Tunggulsari terjadi pada Jumat (16/5).
"Pertama tergenang air hujan, dan kedua akibat rob yang telah berlangsung seminggu kemarin. Akibatnya (air) dari laut dan banjir itu saling bertemu, tidak bisa mengalir sama sekali," kata perangkat Desa Tunggulsari, Sugito, saat dihubungi, Jumat (23/5).
(apu/apu)