Survei Muhammadiyah 100 Hari Gubernur Jateng: Sektor Pendidikan Menonjol

Survei Muhammadiyah 100 Hari Gubernur Jateng: Sektor Pendidikan Menonjol

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Selasa, 03 Jun 2025 21:05 WIB
Foto para pemateri dalam rilis hasil survei LHKP PWM Jateng terkait 100 hari Luthfi - Yasin.
Foto para pemateri dalam rilis hasil survei LHKP PWM Jateng terkait 100 hari Luthfi - Yasin. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng.
Semarang -

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah melakukan survei terhadap kinerja 100 hari Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng, Luthfi-Yasin. Responden survei menilai masih banyak program yang berproses.

Anggota LHKP PWM Jateng, Cahyo Seftyono, menjelaskan survei dilakukan terhadap 529 responden yang tersebar di 35 kabupaten/kora dan terdiri dari laki-laki 73,5 persen, perempuan 26,5 persen. Survei dilakukan terhadap responden dari berbagai rentang usia dan juga dari berbagai agama.

"Survei ditujukan untuk meningkatkan engagement publik atas kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen. Survei digunakan untuk melihat respons program prioritas 100 hari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Memetakan isu prioritas berbasis pandangan masyarakat sekaligus mendorong kebijakan berbasis bottom up. Menelisik masukan publik atas kinerja 100 hari Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Tengah," kata Cahyo dalam rilis hasil survei evaluasi 100 hari Gubernur Jateng di kantor PWM Jateng, Selasa (3/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cahyo menjelaskan, sebenarnya jangka waktu 100 hari belum cukup untuk menilai secara keseluruhan dari pemimpin. Berikut hasil survei terhadap capaian program prioritas Luthfi Yasin:

- Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan (tercapai: 23.60% | dalam proses: 59.20%)
- Pelayanan Kesehatan yang Paripuma (14.60% | 66.40%)
- Penanggulangan Bencana dan Keberlanjutan Lingkungan (13.20% | 66.70%)
- Pemerintahan yang Good Clear Government dan Collaborative Governance (12.90% | 65.40%)
- Pendidikan Berkualitas dan Merata (11.50% | 69.40%)
- Dukungan untuk Petani, Nelayan, dan Buruh (10.40% | 66.00%)
- Ekosistem Ekonomi Syariah (9.80%| 62.90%)
- Desa Maju dan Berdaya (9.50% | 66.50%)
- Pembangunan Infrastruktur dan Permukiman Layak Huni (9.30% | 64.10%)
- Pesantren Obah (8.70% | 63.50%)
- Taruna Karya Mandiri (Kartu Zilenial) (7.40% | 58.40%)

ADVERTISEMENT

Kemudian terkait kesimpulan hasil survei yaitu:

- Tingkat pengetahuan publik terhadap program prioritas cukup tinggi, namun belum merata
- Persepsi capaian program masih dominan "dalam proses", bukan "tercapai"
- Perlu akselerasi dan intervensi nyata pada program prioritas
- Program dengan capaian terendah perlu evaluasi khusus
- Partisipasi responden didominasi oleh kalangan terdidik dan produktif (memiliki akses informasi/gadget).

"Mayoritas berjalan baik dan diapresiasi. 100 hari sebenarnya tidak cukup untuk menilai," jelasnya.

Cahyo menjelaskan, beberapa program yang mendapatkan atensi tinggi dari masyarakat yakni sektor pendidikan dan tata kelola good governance. Sektor pendidikan dianggap berhasil oleh responden.

"Yang menonjol pendidikan, dianggap sudah sangat berhasil, di atas 70 persen kalau tidak salah ya. Dari sisi penganggaran juga sudah ditingkatkan. Juga peningkatan tata kelola good governance, tadi oleh ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah sudah mulai ditata kembali, saya pikir itu yang kemudian lima tahun itu menjadi sangat positif," jelas ketua Alumni UI Jateng itu.

Selain itu, dia berharap Luthfi lebih aktif menyampaikan capaian yang sudah dilakukan. Dia memahami pola Luthfi adalah bekerja tanpa harus dipublikasi. Namun mengikuti perkembangan zaman, maka pemanfaatan media sosial juga perlu lebih masif atau istilahnya diviralkan.

"Beliau (ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah Jateng, Zulkifli) tadi sampaikan, pak Luthfi tidak andalkan viralitas. Digitalisasi menuntut itu maka sampaikan ke pak Zul yang diperbuat pemerintah tidak diketahui publik. Jangan sampai ada pencapaian tapi publik nggak tahu. Kalau perlu ya viralkan," jelasnya.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jateng, Siti Farida, yang hadir dalam acara mengatakan sektor pendidikan pada era Luthfi-Yasin mendapat perhatian besar. Hal itu dapat dilihat dari layanan aduan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 yang bisa diselesaikan dengan cepat.

"Tadi memang ada PR, bahwa tata kelola birokrasi pendidikan semakin baik. Indikatornya sederhana, aduan yang paling banyak kami terima itu di pendidikan, tapi semua itu selesai dalam jangka cepat," jelasnya.

Sementara itu Ketua TPPD Jateng, Zulkifli, mengatakan pihaknya mengapresiasi survei yang dilakukan PWM Jateng. Data yang dimiliki TPPD Jateng dan hasil survei nyaris cocok. Maka dengan survei yang dilakukan itu diharapkan masyarakat jadi tahu program yang sudah dilakukan.

"Artinya, dengan survei ini kita mendapatkan, bahwa program yang sudah terlaksana itu diketahui oleh masyarakat. Program yang belum terlaksana dan sudah teranggarkan itu, memang PR sampai bulan Desember. Yang lain ini nanti bertahap, sesuai karena masih ada lima tahun," kata Zulkifli.

Terkait usulan komunikasi dengan media sosial, Zulkifli menjelaskan, Luthfi memang memiliki tipe yang tidak terlalu diekspose. Sehingga bukan fokus pada personal branding tetapi kinerja yang dilakukan.

"Pak Gub kan tipenya tidak mau diekspose. Langkah yg dilakukan bukan secara personal branding tapi bagaimana kinerja terlihat. Salah satunya melalui call center 24 jam, kan jadi salah satu gagasan yang dirancang. Yang sebelumnya, Lapor Gub tetap ada," jelas Zulkifli.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads