Jalan tersebut sebelumnya merupakan areal persawahan. Dengan adanya exit tol di Batang, Pemkot Pekalongan mulai menggagas jalan yang menuju ke Kota Pekalongan untuk meningkatkan perekonomian warga, termasuk pedagang di Pusat Grosir Batik Setono.
Tahun 2018, jalan jalur interchange tol di Kelurahan Sokoduwet sepanjang 3,3 km diresmikan. Jalan ini langsung menghubungkan exit tol Batang dengan Pasar Grosir Batik Setono. Masing-masing ada dua lajur di setiap jalurnya, yakni jalur cepat dan jalur lambat khusus untuk sepeda, kendaraan roda dua dan roda tiga, di setiap ruas jalannya.
Kondisi jalan yang lebar dengan hamparan sawah di sampingnya membuat sepanjang lokasi tersebut tiap sore jadi tongkrongan para remaja. Para pedagang kopi jalanan juga menjamur di tepi lajur sepeda motor. Tidak heran jika sore atau pagi-pagi saat libur, lokasi setempat ramai para remaja, termasuk jalan raya menjadi arena balap liar.
Nurudin (37), seorang pedagang kopi keliling, mengungkapkan biasanya sepanjang jalan ramai saat hari libur, lebih-lebih saat bulan puasa. Pada bulan puasa, saat pagi banyak yang datang, selain juga sore hari untuk ngabuburit.
"Biasanya ramai sore pasti ramai. Awal mula balap liar satu atau dua remaja yang ngebut di jalur cepat. Kemudian diikuti rombongan lain. Hingga akhirnya menjadi ajang balap liar," katanya kepada detikJateng, Jumat (30/5/2025).
![]() |
Para pemotor, sebagian besar tanpa helm. Belakangan balap liar dilakukan sore hari.
"Kalau malam kerap ada razia polisi dan Satpol PP. Jadi sudah beberapa minggu balap liar sore. Itu saja kalau ada patroli, langsung pada masuk perkampungan," ungkapnya.
Nurudin mengungkapkan di lokasi kerap terjadi kecelakaan saat balap liar. Ada juga yang menabrak mobil dari arah exit tol.
"Seminggu ini ada tiga kejadian kecelakaan, terakhirnya kemarin Kamis sore ibu-ibu hendak nyeberang di jalur ini, ketabrak balap liar," jelasnya.
Terpisah, Kasat Lantas Polres Pekalongan Kota, AKP Yuna Ahadiyah, mengungkapkan aksi balap liar menjadi atensi pihaknya. Namun, setiap kali dilakukan razia, para pembalap liar main kucing-kucingan.
"Seperti semalam, kita antisipasi balap liar pada Kamis malam Jumat, kita sampai dini hari. Aman-aman saja, tidak ada aksi balap liar. Aksi balap liar dilakukan kucing-kucingan dengan petugas," ucap Yuna kepada detikJateng.
Beberapa pembalap liar yang terazia juga telah dilakukan upaya pembinaan dan pernah diberi sanksi tegas. Namun, tetap saja balap liar terulang.
"Sudah kita lakukan bahaya melakukan balap liar. Tetap membandel," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, Achmad Adzan Arslan Djunaid, menjelaskan pihaknya melalui Satpol PP maupun Dishub beberapa kali melakukan penertiban di lokasi balap liar. Namun, hasilnya masih saja ada aksi balap liar.
![]() |
Pihaknya juga bersama Polres Pekalongan Kota maupun Kodim Pekalongan kerap melakukan patroli rutin. Namun, lagi-lagi aksi balap liar kucing-kucingan dengan petugas.
"Ya ini sekali lagi saya sudah banyak ditag, saya banyak diapa ya diinfokan bahwa exit tol ini, sekali lagi ini kembali ke person sebetulnya, muda-mudi ini mau cari apa sih, memang kalau Kota Pekalongan besok belum bisa memfasilitasi sirkuit, sebetulnya di Kajen sudah ada, di Kabupaten Pekalongan sudah ada. Ayo kita mendingan salurkan hobi kita melalui jalur yang benar," kata Aaf, sapaan Walkot, kepada detikJateng.
"Kita sebetulnya untuk masalah operasi terus membubarkan balap liar sudah sering, tapi selalu kucing-kucingan, dari Dishub dari Satpol dari Kodim, Polres, kita sudah sering, kita operasi malam, mereka sore. Kita operasi sore sampai malam mereka dini hari. Jadi tidak ada selesainya," ucap Aaf.
"Jangan sampai ada nyawa melayang sia-sia. Disetoplah. Ayo kita sadar, bahwa balap liar itu membahayakan diri kita juga membahayakan orang lain," imbuhnya.
(rih/dil)