Pantauan detikJateng, massa petani Pundenrejo hadir di Pendopo Kabupaten Pati sejak pukul 09.00 WIB. Ada sekitar puluhan petani yang mencoba mengikuti kegiatan silahturahmi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah dengan tokoh agama dan masyarakat di Pati.
Mereka membawa spanduk yang dipasang di pagar kantor Bupati Pati. Intinya meminta bantuan Gubernur Jawa Tengah hadir langsung untuk menyelesaikan sengketa tanah antara petani Pundenrejo dengan perusahaan pabrik gula.
Namun aksi petani ini terlihat dihadang petugas yang berjaga. Mereka tidak diperbolehkan masuk di pendopo. Massa pun menunggu sampai rombongan Gubernur Jateng keluar dari Pendopo. Akan tetapi saat keluar sekitar pukul 13.24 WIB, Gubernur Jateng hanya melambaikan tangan dari mobil ke arah massa.
Ketua Gerakan Masyarakat Petani Pundenrejo, Sarmin mengatakan kedatangan petani ini ingin bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Kata dia, petani tidak diperbolehkan masuk karena tidak memiliki undangan resmi.
"Memang ke sini warga petani Pundenrejo mau ketemu dengan Pak Gubernur Jawa Tengah. Pak Gubernur hari ini ada acara dialog sama rakyat tapi petani Germapun Pundenrejo mau ketemu tidak boleh aparat Satpol PP, kepolisian, katanya rakyat Pundenrejo dianggap tidak punya undangan. Tetapi kami sebagai rakyat Pundenrejo punya hak ketemu dengan bapaknya," kata Sarmin kepada wartawan di lokasi, Selasa (22/5/2025).
Dia mengatakan massa ingin menyampaikan terkait sengketa tanah antara petani dengan perusahaan pabrik gula di Tayu. Mereka ingin agar Gubernur hadir membantu petani menyelesaikan permasalahan sengketa tanah ini.
"Menyampaikan aspirasi kami supaya permasalahan kami segera diselesaikan. Segera dipikirkan seadilnya, kami memang ingin supaya Pak Gubernur ikut berjuang dan mengembalikan tanah Pundenrejo yang diperjuangkan petani," ungkap dia.
"Dan sekarang ini yang menyedihkan itu penindasan orang tidak bertanggung jawab merusak rumah-rumah yang ada di Desa Pundenrejo. Dirusak sama pakai memakai topeng. (Petani) Sekarang tidak punya tempat, tetap tinggal di lokasi ya menyedihkan," sambungnya.
Sarmin menambahkan, maka itu pihaknya ingin bertemu Gubernur Jateng untuk menyampaikan aspirasi. Dia berharap Gubernur sudi memikirkan nasib petani Pundenrejo.
Diberitakan sebelumnya, kasus sengketa tanah Pundenrejo Kecamatan Tayu berbuntut panjang. Kedua belah pihak sama-sama membuat laporan terkait perusakan di tanah sengketa.
"Jadi dua-dua lapor, dari pihak LPI juga melaporkan pada 2 Maret 2025. Kemudian warga juga melaporkan tentang perusakan rumah yang terjadi, melaporkan pada 9 Mei 2025, yang dilaporkan kejadian pada 7 Mei 2025," kata Kasat Reskrim Polresta Pati, AKP Heri Dwi Utomo kepada wartawan di Polresta Pati, Senin (26/5/2025).
(afn/dil)