Seorang siswa SMP laki-laki inisial F (15) warga Kecamatan Wedi, Klaten, meninggal dunia beberapa hari usai diduga berkelahi atau duel. Pihak keluarga kemudian melapor ke polisi.
Keluarga curiga atas kematian siswa SMPN Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, itu. Berikut kronologinya.
7 Mei 2025
Kapolsek Wedi AKP Eko Pujianto mengatakan pihaknya sempat mendapat laporan dari pihak keluarga F.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian yang dilaporkan, sebut Eko, kronologinya bermula dari acara futsal antarkelompok di Bayat dan salah satunya kalah. Kemudian diduga terjadi saling ejek dan tantang.
"Terjadi tantang-tantangan kemudian tanggal 7 Mei terjadi perkelahian senggel (satu lawan satu) di Desa Kaligayam, Wedi. Perkelahian cuma singkat sekitar lima menit menurut informasi," terang Eko saat dimintai konfirmasi detikJateng, Minggu (18/5/2025) malam.
11 Mei 2025
Setelah duel itu, lanjut Eko, korban pulang dengan kondisi sehat dan tidak terjadi apa-apa. Kemudian pada 8-10 Mei masih sehat dan tidak merasakan apa pun, kemudian 11 Mei baru merasakan lemas.
"Tanggal 11 mengeluh sakit, nggak enak badan, lemas, sempat dirawat ibunya dan minta diantar ke RS Bagas Waras," jelasnya.
12 Mei 2025
Kondisi F semakin menurun dan akhirnya meninggal dunia.
"Kondisi semakin menurun dan tanggal 12 Mei meninggal," sambung Eko.
16 Mei 2025
Setelah meninggal, ungkap Eko, keluarga yang curiga kemudian datang ke Polsek Wedi bermaksud melapor. Polsek juga sempat mengecek ke TKP di Desa Kaligayam, Wedi.
"Kemarin betul sekitar jam 11.15 WIB hari Jumat (16/5) ada orang tuanya (F) datang ke Polsek melaporkan kejadiannya," jelasnya.
"Saya cek TKP dulu, karena dapat informasi pelaku dan korban masih anak di bawah umur sehingga kita arahkan kita, antar ke Polres ke Unit PPA sehingga ditangani Polres," pungkas Eko.
18 Mei 2025
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Klaten Iptu Taufik Frida Mustofa membenarkan ada laporan kejadian tersebut ke Polres. Penyelidikan masih dilakukan jajarannya.
"Iya betul (ada laporan kejadian siswa SMPN Gedangsari meninggal diduga sebelumnya berkelahi)," ungkap Taufik kepada detikJateng saat dimintai konfirmasi, Minggu (18/5) malam.
Menurut Taufik, laporan ini masih dalam pemeriksaan karena penyebab utama kematian belum bisa dipastikan akibat berkelahi. Diperlukannya autopsi dan belum ada persetujuan dari keluarga untuk diautopsi.
"Belum ada persetujuan dari keluarga untuk diautopsi. Kejadian berkelahi di tanggal 7 Mei, kemudian merasa sakit tanggal 11 Mei sehingga ada selang waktu," jelas Taufik.
(rih/rih)