Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) meramaikan bursa calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Nama Jokowi sendiri muncul di bursa itu usai mengaku sedang mengkalkulasi maju jadi ketum PSI.
Sekjen PSI, Raja Juli Antoni sendiri menyebut semua yang mencalonkan diri sebagai ketua umum partai nantinya harus menjalani proses yang sama. Hal itu juga berlaku bagi Kaesang Pangarep maupun Jokowi jika ikut mencalonkan diri.
"Ya sama, sama, tentu sama ya. Karena pada dasarnya kan tiga ya, tiga hal ya kenapa ini terjadi. Pertama, PSI ingin menjadi partai yang tidak elitis ya dan tidak milik keluarga," katanya ditemui usai pertemuan dengan Jokowi di Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (26/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juli mengatakan dengan pemilihan ketua umum yang akan digelar secara e-voting atau dengan one man one vote akan membuktikan bahwa PSI bukanlah partai milik keluarga meski ada nama Jokowi dan Kaesang.
"Kita konsultasi apa pemilihan ketua umum kita itu oleh anggota. Kita minta pendapat anggota siapa ketemu yang terbaik melalui satu anggota, satu suara. Berikutnya Mas Kesang sudah mengatakan bahwa semua keputusan politik PSI yang penting itu juga akan melibatkan anggota melalui platform e-voting," ungkapnya.
Penggunaan e-voting sendiri, kata Raja Juli, bukan hanya saat pemilihan ketua umum saja. Namun juga bisa saat meminta pendapat dari anggota ke legislator.
"Kalau nanti ada kebijakan A, kebijakan B gitu ya. Nanti akan kita tanyakan kepada anggota melalui e-voting apakah kebijakan itu betul-betul mendapat dukungan. Jadi kita ingin membenahi hubungan partai dengan konstituen. Jadi tidak hanya 5 tahunan tetapi terus tiap pengambilan keputusan melepaskan anggota. Kan idenya sebenarnya itu yang sedang dilakukan," jelasnya.
Ia kembali menegaskan bahwa antara Jokowi atau Kaesang yang menjadi ketua umum itu melalui proses pemilihan. Sehingga tidak ada anggapan peralihan jabatan dari anak ke bapak.
"Nanti kan dipilih anggota, dipilih anggota (peralihan dari anak ke bapak). Jadi sudah termasuk pakai voting-nya itu ya menyikapi itu semua. Bagaimana pakai e-voting. E-voting one man one vote," jelasnya.
Saat ini sendiri, Raja Juli menyebut bahwa Jokowi masih berpikir keras untuk mengkalkulasi maju sebagai calon ketua umum PSI.
"Ya, saya tanya tadi, Bapak gimana? Kok kemarin bicara mau daftar menjadi ketum PSI, Bapak katakan ya saya sedang terus mengkalkulasi. Jadi belum ada jawaban dari beliau, masih mengkalkulasi," ungkapnya.
"Apabila Pak Jokowi bersedia dan berapa wilayah juga berusaha mengusulkan nama beliau ya sekarang ini. Tapi sekali lagi ya tentu beliau memiliki wisdom ya sebagai tokoh bangsa. Apakah akan berlabuh di PSI atau tetap menjadi tokoh netral pada saat sekarang ini. Tapi sekali lagi bapak bilang sedang berpikir keras untuk mengkalkulasi yang terbaik," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) bicara mengenai peluang dirinya menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia mengaku masih melakukan kalkulasi apabila nantinya mendaftar agar tidak kalah.
"Iya, masih, masih dalam kalkulasi. Jangan sampai, kalau saya mendaftar, nanti saya kalah," kata Jokowi, Rabu (14/5).
(ahr/apl)