Harapan Rustini (43) warga Kelurahan Krandegan, Kecamatan/Kabupaten Banjarnegara, terhadap pendidikan anaknya perlahan terbuka. Penyandang disabilitas ini senang saat anak pertamanya yang sempat putus sekolah bisa melanjutkan pendidikan lewat sekolah rakyat.
Hal ini disampaikan Rustini, usai menerima kunjungan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di rumahnya di Kelurahan Krandegan. Kustini merupakan salah satu warga yang mendapat prioritas untuk Sekolah Rakyat.
Ibu tiga anak ini tinggal bersama keluarganya di rumah kecil berukuran 2 x 3 meter di atas tanah milik PT KAI tanpa listrik dan kamar mandi. Meski begitu, dia tidak punya pilihan, mengingat penghasilannya sebagai buruh cuci panggilan tidak menentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerjanya sebagai buruh cuci panggilan. Penghasilannya tidak tentu, kadang Rp 50 ribu, tetapi kalau pas kakinya sakit tidak bisa bekerja," ujar Rustini saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Krandegan, Minggu (25/5/2025).
Kondisi ini membuat ketiga anaknya untuk mengenyam pendidikan terasa berat. Rizki (17) anak pertamanya sempat terpaksa berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas VIII.
"Yang pertama sempat berhenti pas di kelas 8. Kemudian sekarang lanjut lagi di kejar paket. Kalau yang nomor 2 baru lulus SMP, katanya mau mondok, yang ketiga kelas 2 SD," sebutnya.
Rustini berharap adanya program sekolah rakyat, bisa membantu ketiga anaknya menggapai cita-citanya.
"Alhamdulillah semoga anak saya bisa sukses kalau sekolah jadi bisa maju dan menggapai cita-citanya," tutur dia.
![]() |
Di lokasi yang sama, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengatakan pemerintah akan menyeleksi secara ketat siswa yang akan bersekolah di SR. Salah satunya, anak sulung dari Rustini yang masuk seleksi dari pemerintah.
"Tadi saya ketemu Ibu Rustini, sempat wawancara penghasilannya Rp 50 ribu per hari dan menghidupi tiga anak, dan beliau ini single parent sekaligus penyandang disabilitas," ujar Gus Ipul.
Gus Ipul menyampaikan potret keluarga Rustini inilah yang menjadi perhatian Presiden terkait program sekolah rakyat. Nantinya, selain anaknya masuk sekolah rakyat, orang tuanya juga bisa diberdayakan dalam sekolah tersebut.
"Sekolah ini memang menyasar seperti keluarga Ibu Rustini. Inilah yang menjadi atensi dari Presiden, yang pertama itu pendidikan putra-putrinya, kemudian keluarganya atau orang tuanya bisa kita berdayakan di sekolah rakyat seperti Ibu Rustini," kata dia.
Di sisi lain, Gus Ipul mewanti-wanti agar tidak coba-coba memasukkan anak yang bukan berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
"Nggak ada titip-titipan (memasukkan anak di SR). Jangan coba-coba, kalau nanti ketahuan sanksinya lebih besar, apalagi bayar-membayar sudah bukan zamannya," tegas Gus Ipul.
Nantinya penjaringan siswa untuk sekolah di SR dilakukan secara ketat. Meski penjaringan tidak dilakukan secara akademik, namun calon siswa harus lolos verifikasi administrasi dan masuk dalam desil 1 atau 2 Data Tunggal sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Untuk penjaringannya memang ketat, artinya seleksinya terbuka dan semua bisa mengikuti penjaringan tetapi harus lolos verifikasi administrasi. Benar-benar masuk dalam desil 1 atau 2 DTSEN," tegasnya.
Sekolah rakyat ini nantinya untuk jenjang SD, SMP dan SMA. Nantinya anak akan berada di sekolah 24 jam, karena sekolah ini sistemnya adalah asrama.
"Dalam program ini bisa menampung untuk anak jenjang SD, SMP dan SMA. Dan itu asrama jadi 24 jam penuh siswa di situ. Jadi 24 jam penuh pendidikannya." ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara, dr Amalia Desiana menyambut baik program pemerintah pusat terkait sekolah rakyat. Pihaknya juga sudah menyiapkan tempat untuk digunakan untuk sekolah rakyat.
"Ini program bagus untuk memutus kemiskinan. Kami sudah menyiapkan tempat di SKB Banjarnegara. Dalam bulan ini akan dilakukan renovasi sehingga tahun ajaran baru besok sudah bisa digunakan," ujarnya.
(ams/ams)