Seorang siswa SMP negeri asal Kecamatan Wedi, Klaten, F (15) meninggal dunia setelah sempat terlibat perkelahian dengan temannya. Polres Klaten telah memeriksa 10 orang saksi untuk mengusut kasus itu.
"Saksi dimintai keterangan sudah ada 10 orang lebih. Jadi pada prinsipnya korban dengan pelaku ini duel," jelas Kasat Reskrim Polres Klaten Iptu Taufik Frida Mustofa kepada detikJateng, Jumat (23/5/2025).
"Teman korban, dan terduga pelaku, dokter RS," sambung Taufik memerinci saksi yang diperiksa.
Taufik mengatakan, setelah menerima laporan dari keluarga, pihaknya sudah meminta keterangan saksi-saksi. Dari keterangan para saksi, korban disebut tidak dikeroyok, tapi menantang duel.
"Tidak ada (dikeroyok atau dibully). Memang sengaja menantang, bahkan dari keterangan yang menantang duel ini ya korban," terang Taufik.
Taufik mengatakan, pihaknya masih mengusut kasus kematian F. Meski begitu, penyidik juga memerlukan hasil autopsi jenazah korban.
"Saat ini kita kembalikan kepada keluarga. Kematian itu belum bisa kita pastikan karena perkelahian, kita perlu autopsi atau ekshumasi, kita bongkar," lanjut Taufik.
"Apabila keluarga bersedia ayo kita lakukan bersama. Sampai sekarang belum ada konfirmasi dari keluarga, kita masih nunggu konfirmasi, kalau bersedia kita agendakan," imbuh Taufik.
Diberitakan sebelumnya, keluarga seorang pelajar laki-laki inisial F (15) warga Wedi, Klaten, melapor ke polisi. Keluarga curiga atas kematian siswa SMPN Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, itu karena sebelumnya berkelahi buntut pertandingan futsal.
Kapolsek Wedi AKP Eko Pujianto menjelaskan pihaknya menerima laporan dari keluarga pada Jumat (16/5) pukul 11.15 WIB. Eko menyebut duel itu diduga dipicu karena salah satu pihak kalah dan terjadi saling tantang.
"Terjadi tantang-tantangan kemudian tanggal 7 Mei terjadi perkelahian senggel (satu lawan satu) di Desa Kaligayam, Wedi. Perkelahian cuma singkat sekitar lima menit menurut informasi," terang Eko saat dimintai konfirmasi, Minggu (18/5).
Setelah duel itu, lanjut Eko, korban pulang dengan kondisi sehat dan tidak terjadi apa-apa. Kemudian pada 8-10 Mei masih sehat dan tidak merasakan apa pun, kemudian 11 Mei baru merasakan lemas.
"Tanggal 11 mengeluh sakit, nggak enak badan, lemas, sempat dirawat ibunya dan minta diantar ke RS Bagas Waras. Kondisi semakin menurun dan tanggal 12 Mei meninggal," sambung Eko.
Simak Video "Video: Mendes Yandri Susul Zulhas Tinjau Lokasi Peluncuran Kopdes Merah Putih"
(ams/dil)