Duel Tewaskan 1 Siswa SMPN Asal Klaten, 1 Temannya Jadi Tersangka

Duel Tewaskan 1 Siswa SMPN Asal Klaten, 1 Temannya Jadi Tersangka

Achmad Husain Syauqi - detikJateng
Selasa, 05 Agu 2025 17:52 WIB
Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi. Foto: istimewa
Klaten -

Polres Klaten menetapkan satu tersangka dalam kasus meninggalnya seorang siswa SMP negeri asal Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten, F (15). F tewas usai terlibat perkelahian dengan pelaku.

"Menindaklanjuti kasus perkelahian yang mengakibatkan meninggal dunia salah satu siswa di Wedi, sudah kami lakukan penyidikan. Kami juga sudah lakukan penetapan tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Klaten AKP Taufik Frida Mustofa saat diminta konfirmasi detikJateng di Mapolres Klaten, Selasa (5/8/2025).

Taufik menyampaikan satu tersangka itu tidak ditahan karena statusnya anak di bawah umur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena tersangka ini anak di bawah umur, atau kita sebut dengan ABH (anak berhadapan dengan hukum), dan keluarga atau orang tua menjaminkan yang bersangkutan kooperatif dan tidak meninggalkan wilayah Klaten, maka kita tidak lakukan penahanan," terang Taufik.

Menurut Taufik, anak yang ditetapkan sebagai tersangka itu merupakan teman satu sekolah, dan satu kelas dengan korban.

ADVERTISEMENT

"Namanya anak-anak punya temperamen, punya rasa ingin menunjukkan dirinya yang hebat dan sebagainya, sehingga tersulut emosi melakukan penantangan untuk duel," kata Taufik.

Dari pengakuan tersangka, sebut Taufik, yang bersangkutan mengakui melakukan pemukulan secara membabi buta terhadap korban.

"Yang bersangkutan mengakui melakukan pemukulan membabi buta terhadap korban baik badan, tangan dan lainnya. Ada beberapa organ dalam yang pecah sehingga menyebabkan komplikasi sehingga meninggal dunia," ungkap Taufik.

"Oleh karena itu kita imbau para orang tua untuk membimbing anaknya yang masih sekolah untuk bisa mengontrol emosi sehingga terhindar dari kenakalan remaja," pesan Taufik.

Sebelumnya diberitakan, Polres Klaten melakukan ekshumasi (pembongkaran makam) makam siswa SMPN asal Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten, pada Rabu (28/5). Siswa itu meninggal seusai duel dengan temannya. Tidak ada anggota keluarga korban yang menghadiri ekshumasi saat itu.

"Memang tidak ada, kita mewakili saja karena psikisnya tidak mungkin. Tidak ada juga (keluarga terduga pelaku)," ungkap penasihat hukum keluarga korban, Ariyanto, di lokasi, Rabu (28/5).

Dijelaskan Ariyanto, selaku pendamping hukum keluarga, dirinya menyaksikan ekshumasi untuk mencari keadilan. Keluarga meyakini korban meninggal karena dikeroyok.

"Kejadiannya pengeroyokan, akhirnya meninggal dunia. Sekolahnya di SMPN 2 Gedangsari (terduga pelaku dan korban), jadi masih teman satu sekolahan," kata Ariyanto.

"Awalnya karena setelah habis main futsal dan terjadi peristiwa itu. Harapan keluarga ada keadilan dan ada efek jera, tidak terjadi lagi di dunia pendidikan di Gunungkidul dan Klaten," lanjut Ariyanto.

Kepolisian menyatakan kasus ini berawal saat futsal antarkelompok di Bayat dan salah satunya kalah. Kemudian diduga terjadi saling ejek dan tantang.

"Terjadi tantang-tantangan kemudian tanggal 7 Mei terjadi perkelahian senggel (satu lawan satu) di Desa Kaligayam, Wedi. Perkelahian cuma singkat sekitar lima menit menurut informasi," terang Kapolsek Wedi AKP Eko Pujianto saat dimintai konfirmasi detikJateng, Minggu (18/5).

Setelah duel itu korban pulang dengan kondisi sehat dan tidak terjadi apa-apa. Kemudian pada 8-10 Mei korban masih sehat dan tidak merasakan apa pun. Namun, pada 11 Mei, korban mulai mengeluh sakit.

"Tanggal 11 mengeluh sakit, nggak enak badan, lemas, sempat dirawat ibunya dan minta diantar ke RS Bagas Waras. Kondisi semakin menurun dan tanggal 12 Mei meninggal," sambung Eko.




(dil/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads