7 Perbedaan Kuda dan Keledai yang Sering Dikira Sama, Apa Saja?

7 Perbedaan Kuda dan Keledai yang Sering Dikira Sama, Apa Saja?

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Sabtu, 17 Mei 2025 21:01 WIB
Keledai di padang rumput
Keledai di padang rumput. (Foto: Christian Hess Araya/Unsplash)
Solo -

Banyak orang mengira kuda dan keledai adalah hewan yang sama karena kemiripan keduanya. Bentuk tubuh yang serupa dan peran hewan ini sebagai 'pekerja' memang bisa menimbulkan kesan kemiripan tersebut. Padahal, terdapat perbedaan kuda dan keledai yang cukup mencolok.

Dari penampilan luar hingga perilaku sehari-hari, kuda dan keledai berkembang dengan cara yang unik sesuai lingkungan asalnya. Secara taksonomi, kuda dan keledai memang berasal dari keluarga yang sama, yaitu famili Equidae dan ordo Perissodactyla, kelompok mamalia berkuku ganjil. Meski bersaudara secara ilmiah, kedua spesies ini telah berkembang melalui jalur evolusi yang berbeda.

Mari kita bahas perbedaannya satu per satu berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman AZ Animals, The Donkey Sanctuary, serta BBC Discover Wildlife berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan Kuda dan Keledai

Kuda dikenal dengan nama ilmiah Equus ferus caballus, sedangkan keledai adalah Equus africanus asinus. Selain itu, ada banyak hal yang membedakan keduanya.

1. Ukuran dan Bentuk Tubuh

Perbedaan ukuran terlihat jelas saat kuda dan keledai berdiri berdampingan. Kuda memiliki tinggi badan yang bisa mencapai 170 cm di bagian bahu dan berat badan lebih dari 540 kg. Keledai jauh lebih kecil dengan tinggi sekitar 90 hingga 130 cm, dan bobot tubuhnya berkisar antara 180 hingga 260 kg.

ADVERTISEMENT

Tubuh kuda memang dirancang untuk berlari cepat dan membawa beban berat dalam waktu lama. Sementara itu, tubuh keledai yang lebih pendek dan padat lebih cocok untuk bergerak di wilayah kering dan berbatu. Perbedaan bentuk kaki pun mencerminkan habitat asal mereka. Kuda memiliki kuku yang bulat dan lebih lebar, sedangkan keledai berkuku sempit dan lebih tegak, yang ideal untuk tanah keras dan tandus.

2. Kecepatan dan Respons Terhadap Bahaya

Kuda dikenal sebagai pelari ulung. Beberapa ras bahkan bisa mencapai kecepatan 65 kilometer per jam. Mereka mengandalkan naluri melarikan diri ketika merasa terancam. Gerakan spontan dan cepat menjadi bagian dari mekanisme bertahan hidup di alam liar.

Keledai memiliki pendekatan yang berbeda. Mereka memang lebih lambat, dengan kecepatan maksimal hanya sekitar 24 kilometer per jam. Namun jangan salah, keledai bukan berarti lamban. Saat menghadapi bahaya, keledai justru memilih untuk berhenti sejenak, mengamati, dan jika perlu, melawan. Sifat tenang dan penuh perhitungan inilah yang membuat mereka sering dianggap keras kepala, padahal mereka hanya lebih berhati-hati.

3. Perilaku Sosial dan Struktur Kelompok

Secara sosial, kuda adalah hewan kawanan. Mereka hidup dalam kelompok besar dan berinteraksi secara aktif satu sama lain. Struktur sosial kuda cukup kompleks, dengan hierarki yang jelas antara pejantan, betina, dan anak-anak.

Keledai lebih memilih hidup dalam pasangan atau kelompok kecil. Ini berkaitan dengan habitat asalnya di Afrika Utara yang gersang dan minim sumber daya. Keledai jantan cenderung mempertahankan wilayah tertentu dan berharap betina datang. Kebiasaan ini tetap terlihat pada keledai domestik, yang sering menunjukkan perilaku teritorial dan cenderung menjaga jarak dari hewan lain.

4. Cara Berkomunikasi dan Suara

Dalam hal suara, kuda dan keledai juga punya ciri khas masing-masing. Kuda berkomunikasi lewat ringkikan bernada tinggi dan gerakan tubuh yang jelas. Bahasa tubuh mereka sangat ekspresif, sesuai dengan kebiasaan hidup dalam kawanan.

Keledai mengandalkan suara bray yang khas, keras, dan bisa terdengar dari kejauhan. Setiap keledai memiliki suara yang unik, seperti sidik jari pada manusia. Gaya komunikasi mereka juga lebih tenang dan tidak mencolok. Bahasa tubuh keledai cenderung halus dan bisa saja luput dari perhatian manusia, apalagi jika belum terbiasa.

5. Habitat Asal dan Adaptasi terhadap Lingkungan

Perbedaan mencolok lainnya terletak pada habitat asli mereka. Kuda berasal dari kawasan beriklim sedang di Eurasia dan lebih cocok hidup di padang rumput yang luas. Tubuh mereka dilengkapi dengan lapisan minyak alami yang membuat bulunya tahan terhadap hujan dan cuaca lembap.

Sebaliknya, keledai berasal dari wilayah semi-kering di Afrika Timur Laut, seperti Nubia dan Somalia. Mereka lebih tahan terhadap panas dan kekeringan, tetapi tidak cocok hidup di tempat basah dan dingin. Ketika hujan turun atau angin bertiup dingin, keledai akan segera mencari tempat berteduh.

6. Fungsi Telinga

Telinga keledai yang besar dan panjang bukan hanya untuk mendengar lebih baik. Ukurannya yang lebar juga berfungsi membantu mengatur suhu tubuh, terutama di iklim panas. Ini adalah salah satu adaptasi khas keledai terhadap lingkungan asalnya.

Sementara itu, kuda memiliki telinga yang pendek dan tegak. Karena berasal dari daerah yang tidak terlalu ekstrem suhunya, mereka tidak membutuhkan telinga sebesar keledai untuk menjaga suhu tubuh.

7. Pola Makan dan Kebutuhan Nutrisi

Dalam hal makanan, kuda dan keledai memiliki perbedaan pola makan yang jelas. Kuda adalah pemakan rumput murni atau grazer. Mereka memerlukan pakan yang kaya akan nutrisi dan biasanya hidup di tempat dengan pasokan rumput melimpah.

Keledai lebih fleksibel. Mereka adalah browser yang bisa bertahan hidup dengan tumbuhan keras seperti semak, daun kering, dan ranting. Sistem pencernaan mereka dirancang untuk mengekstrak nutrisi dari makanan dengan kualitas rendah sekalipun. Karena itulah keledai mampu bertahan hidup di daerah yang miskin pakan hijau.

Nah, itulah tadi sederet perbedaan kuda dan keledai yang kerap dianggap sama. Semoga penjelasan di atas bermanfaat, detikers!




(sto/apl)


Hide Ads