Umat Buddha Aliran Tantrayana Vajrayana Gelar Doa Perdamaian Diiringi Musik

Umat Buddha Aliran Tantrayana Vajrayana Gelar Doa Perdamaian Diiringi Musik

Eko Susanto - detikJateng
Sabtu, 10 Mei 2025 16:25 WIB
Suasana doa untuk perdamaian dunia yang dilakukan umat Buddha dari aliran Tantrayana Vajrayana memakai alat musik damaru dan vajra bell di Taman Aksobya Candi Borobudur, Sabtu (10/5/2025).
Suasana doa untuk perdamaian dunia yang dilakukan umat Buddha dari aliran Tantrayana Vajrayana memakai alat musik damaru dan vajra bell di Taman Aksobya Candi Borobudur, Sabtu (10/5/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Ratusan umat Buddha dari berbagai negara mengikuti Nyingma Monlam Chenmo Indonesia di Taman Aksobya Candi Borobudur. Dalam ritual ini membawa peralatan musik damaru dan vajra bell guna mengundang semua makhluk baik kasat mata dan tidak agar ikut berdoa demi perdamaian dunia.

Pantauan detikJateng, para umat Buddha dari aliran Tantrayana Vajrayana ini memakai kostum warna putih. Sedangkan para lama atau pemimpin umat Buddha dari Tantrayana Vajrayana memakai jubah warna merah. Adapun acara tadi bertajuk 'Krodikali Feast Offering'.

Salah satu panitia, Lama Rama Santoso Liem, mengatakan aliran Tantrayana Vajrayana dari Tibet Buddhis meliputi 4 aliran besar, antara lain nyingma (merah), kagyu (putih), sakya (bunga) dan gelug (kuning).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ini adalah aliran nyingma (merah). Di tradisi aliran nyingma itu ada tiga silsilah ajaran yang sangat penting. Puja ini sudah terkenal di pegunungan Himalaya, sudah menurun ke Asia Tenggara dan Asia Timur," kata Lama Rama kepada wartawan di Candi Borobudur, Sabtu (10/5/2025).

"Upacara ini sudah banyak sekali dilakukan di Singapura dan Malaysia, kemudian bagian timur di Taiwan juga di Hong Kong. Kita panitia doa aspirasi untuk perdamaian dunia dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) mencoba menghadirkan upacara ini di Indonesia. Jadi, di Indonesia baru pertama kali diadakan puja ini," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Lama Rama mengatakan, di aliran tantrayana vajrayana setelah puja diselingi dengan musik-musik. Kemudian untuk ini setiap puja membawa alat musik.

"Jadi setiap yang melakukan puja dan punya alat musik sendiri. Alat musik damaru (alat musik tersebar luas di wilayah anak benua India) dan vajra bell," ujarnya.

"Kita mengundang makhluk-makhluk suci untuk datang menghadiri upacara. Kita sedang mengadakan doa aspirasi untuk perdamaian dunia agar mendatangkan pahala kebajikan. Jadi semua makhluk baik yang terlihat maupun tidak terlihat, kita undang untuk hadir dalam upacara ini," tambah dia.

Ia menjelaskan ini adalah kali pertama perhelatan puja saat Nyingma Monlam Chenmo di Indonesia menggunakan alat musik.

"Ini di Indonesia baru pertama kali diadakan puja upacara (pakai alat musik). Setelah doa biasanya diselingi musik, tapi ini setiap melakukan puja mempunyai musik sendiri (alat musik)," ujar Lama Rama.

Pihaknya menambahkan, ini tahun ketiga melakukan dalam rangkaian upacara Tri Suci Waisak melakukan doa aspirasi untuk perdamaian dunia dan NKRI.

"Tahun ini, kita mengundang umat Buddhis dari dalam negeri dan mancanegara. Mereka sangat antusias sekali ingin bergabung. Pemimpin upacara kita undang dari Kerajaan Bhutan," tuturnya.

"Peserta dari China daratan, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Taiwan, Korea, Jepang, Rusia, Australia dan Amerika. Kemudian datang dari Inggris, Belanda dan Portugal," pungkasnya.




(apu/apu)


Hide Ads