- Cara Menanam Tomat di Rumah yang Mudah dan Berbuah Lebat 1. Pilih Benih Tomat yang Berkualitas 2. Siapkan Media Tanam dan Lokasi yang Tepat 3. Tanam Benih dengan Kedalaman dan Jarak yang Tepat 4. Berikan Penyangga Saat Tanaman Mulai Tumbuh 5. Lakukan Pemupukan Secara Teratur 6. Gunakan Mulsa untuk Menjaga Kelembapan Tanah 7. Atur Frekuensi Penyiraman dengan Bijak 8. Pangkas dan Rawat Tanaman Secara Rutin 9. Panen di Waktu yang Tepat 10. Simpan Tomat dengan Cara yang Benar
Tomat adalah salah satu tanaman sayur yang kaya manfaat, terutama untuk kesehatan keluarga. Selain mudah diolah menjadi berbagai masakan, tomat juga digemari anak-anak sebagai bahan jus segar. Tak hanya menyehatkan, cara menanam tomat di rumah yang mudah juga membuatnya cocok dijadikan pilihan berkebun sendiri, bahkan di lahan terbatas seperti halaman atau teras rumah.
Menurut Setio B dalam buku Urban Farming ala Indonesia Berkebun, menanam tomat di rumah sangat menguntungkan karena tomat mengandung likopen yang dapat menurunkan risiko kanker jika dikonsumsi secara teratur. Tak hanya itu, tomat juga bisa menjadi pelengkap hidangan sehat yang praktis, baik sebagai bahan masakan maupun jus segar. Dengan menanamnya sendiri, kamu bisa memastikan kualitasnya lebih terjaga, bebas dari bahan kimia berbahaya, dan tentunya lebih segar saat dipetik langsung dari tanaman.
Penasaran seperti apa langkah menanam tomat serta perawatannya hingga berbuah lebat dan bisa dipanen, detikers? Yuk, kita simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Menanam Tomat di Rumah yang Mudah dan Berbuah Lebat
Dihimpun dari buku Vegetable Gardening tulisan Galuh Iritani serta Cara Praktis Merawat Tanaman Tomat dan Beberapa Makanan Olahannya tulisan Tjahjono Tri, berikut merupakan sejumlah langkah menanam tomat di rumah yang mudah untuk diikuti.
1. Pilih Benih Tomat yang Berkualitas
Langkah pertama yang penting adalah memilih benih tomat yang sehat dan unggul. Benih bisa dibeli di toko pertanian atau dibuat sendiri dari buah tomat matang yang dipilih secara selektif. Pilih buah yang matang di pohon, tidak cacat, dan berukuran besar. Potong buahnya, ambil bijinya, lalu bersihkan dari lendir dengan air bersih. Setelah itu, rendam biji dalam air, dan hanya ambil biji yang tenggelam karena biasanya lebih padat dan sehat.
Setelah dipilih, keringkan biji di tempat yang teduh hingga benar-benar kering. Simpan dalam wadah steril sampai waktu tanam tiba. Jika ingin lebih praktis, bisa juga membeli benih siap tanam di toko, terutama benih hibrida yang tahan penyakit dan memiliki produktivitas tinggi.
2. Siapkan Media Tanam dan Lokasi yang Tepat
Tomat membutuhkan sinar matahari penuh untuk tumbuh optimal. Karena itu, pilih lokasi tanam yang mendapat sinar matahari langsung minimal 6 jam sehari. Jangan tanam di tempat yang lembap atau teduh karena dapat membuat tanaman mudah terserang penyakit jamur.
Media tanam terbaik adalah tanah yang gembur, kaya bahan organik, dan memiliki drainase baik. Kita bisa menggunakan campuran tanah kebun, kompos, dan sedikit pasir agar tidak mudah becek. Untuk penanaman dalam pot, pastikan pot memiliki lubang drainase di bawahnya agar kelebihan air bisa keluar.
3. Tanam Benih dengan Kedalaman dan Jarak yang Tepat
Setelah media siap, buat lubang tanam sedalam sekitar 30 cm dan diameter 45 cm. Kedalaman ini memungkinkan akar tomat berkembang luas dan menyerap nutrisi dengan baik. Tanam benih atau bibit tomat ke dalam lubang tersebut, lalu tutup dengan tanah dan siram ringan.
Jika menanam lebih dari satu bibit, beri jarak sekitar 60 cm antar tanaman. Jarak ini penting agar akar dan daun tidak saling bersaing untuk mendapatkan cahaya, air, dan nutrisi. Tomat yang ditanam terlalu rapat bisa rentan terserang penyakit karena sirkulasi udara yang buruk.
4. Berikan Penyangga Saat Tanaman Mulai Tumbuh
Seiring pertumbuhan, batang tomat cenderung rapuh dan tidak cukup kuat menopang buah yang semakin berat. Oleh karena itu, pasang penyangga sejak awal tanaman mulai meninggi. Gunakan tongkat kayu, bambu, atau pipa PVC, dan ikat tanaman dengan tali rafia atau tali rami membentuk angka 8 agar batang tidak terluka.
Penyangga ini akan menjaga buah tidak menyentuh tanah, sehingga terhindar dari pembusukan dini dan serangan hama dari tanah. Khusus untuk tomat besar, penggunaan penyangga sangat penting karena beban buahnya lebih berat dibandingkan tomat mini.
5. Lakukan Pemupukan Secara Teratur
Agar tomat tumbuh subur, tambahkan penyubur tanah baik dari bahan organik maupun anorganik. Kita bisa menggunakan pupuk kandang, kompos, atau bahan alami seperti kulit telur yang sudah dihancurkan. Kulit telur tidak hanya memberi kalsium, tetapi juga dapat mengusir hama tertentu secara alami.
Untuk pemupukan lanjutan, lakukan saat buah pertama sebesar bola pingpong. Selanjutnya, ulangi pemupukan setiap dua minggu sekali. Taburkan pupuk di sekeliling tanaman tetapi jangan terlalu dekat ke batang, karena akar serabut tomat tumbuh di permukaan dan bisa rusak jika terkena pupuk langsung.
6. Gunakan Mulsa untuk Menjaga Kelembapan Tanah
Setelah tanaman tomat berumur sekitar lima minggu, sebaiknya tambahkan mulsa di permukaan tanah. Mulsa bisa berupa jerami kering, sekam, atau plastik hitam yang berfungsi menjaga kelembapan tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan menstabilkan suhu di sekitar akar.
Mulsa sangat bermanfaat terutama jika menanam tomat di musim kemarau atau di tempat yang tanahnya mudah kering. Selain itu, penggunaan mulsa juga membantu mengurangi kebutuhan penyiraman terlalu sering.
7. Atur Frekuensi Penyiraman dengan Bijak
Tomat tidak suka kondisi tanah yang terlalu lembap. Maka dari itu, jangan terlalu sering menyiram tanaman. Idealnya, tanaman tomat yang belum berbuah disiram setiap tiga hari sekali, atau hanya saat tanahnya terasa kering. Cek dengan cara mencelupkan jari ke tanah, jika terasa kering hingga kedalaman 2-3 cm, berarti sudah saatnya disiram.
Setelah tanaman mulai berbuah, kurangi frekuensi penyiraman agar buah tidak mudah pecah dan rasa manisnya tetap terjaga. Hindari menyiram langsung ke daun atau buah untuk mencegah munculnya penyakit.
8. Pangkas dan Rawat Tanaman Secara Rutin
Untuk hasil maksimal, buang tunas atau cabang yang tumbuh di ketiak daun, terutama jika menanam tomat besar. Pembatasan cabang ini akan mengarahkan energi tanaman untuk memperkuat batang dan memperbesar buah. Batasi jumlah bunga maksimal hingga lima tingkat, dan potong ujung tanaman setelah bunga terakhir muncul.
Selain itu, periksa secara rutin apakah ada hama atau penyakit. Tomat termasuk tanaman yang rentan terserang ulat, jamur, dan kutu daun. Segera singkirkan daun yang terinfeksi dan gunakan pestisida alami bila diperlukan, seperti larutan bawang putih atau neem oil.
9. Panen di Waktu yang Tepat
Tomat bisa dipanen setelah berumur 60 hingga 100 hari, tergantung varietasnya. Tanda-tanda tomat siap panen adalah warna buah berubah menjadi merah merata atau kekuningan, daun mulai menguning, dan batang mengering sebagian. Tomat yang matang juga akan terasa agak empuk saat ditekan ringan dan mudah lepas dari tangkainya.
Waktu terbaik untuk panen adalah pagi atau sore hari, bukan siang hari ketika tanaman sedang aktif berfotosintesis. Hal ini akan menjaga kesegaran buah dan mencegah tomat cepat layu setelah dipetik.
10. Simpan Tomat dengan Cara yang Benar
Setelah dipetik, jangan langsung dikonsumsi. Simpan tomat di tempat gelap dan bersuhu ruangan selama satu atau dua hari untuk meningkatkan rasa manisnya. Jangan simpan di kulkas, karena suhu di bawah 12Β°C bisa merusak tekstur dan rasa buah tomat.
Jika disimpan dengan benar, tomat bisa bertahan segar lebih lama dan rasanya pun lebih maksimal saat dikonsumsi. Gunakan tomat yang sudah matang sepenuhnya untuk salad, sambal, atau masakan lainnya.
Itulah tadi cara menanam tomat di rumah yang mudah dan berbuah lebat. Selamat mencoba, detikers!
(par/par)