Petaka ambrolnya tembok kolam penampungan air di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Dusun Mangunsari, Desa Gadingsari, Sawangan, Magelang, mengakibatkan 4 santri meninggal dan 25 santri terluka. Berikut cerita proses evakuasinya.
Proses evakuasi melibatkan tim gabungan Basarnas, BPBD Kabupaten Magelang, Damkar Kabupaten Magelang, PMI, TNI, Polri, dan relawan. Evakuasi berlangsung sekitar 13 jam, mulai pukul 10.30 WIB, Jumat (25/4). Korban terakhir ditemukan pukul 23.30 WIB.
"Memang untuk proses evakuasi santri yang tertimpa talud di Pondok Gontor 5 cukup mengalami kesulitan," kata Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Borobudur, Basuki, saat ditemui detikJateng di kantornya, Sabtu (26/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Di samping area yang sangat sempit, kita dihadapkan dengan selasar kamar mandi yang kurang satu meter dan ambrol. Kemudian kita harus evakuasi lagi di dalam kamar mandi karena memang tidak ada akses lain untuk menjangkau korban," imbuh dia.
Basuki menjelaskan, proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat posisi talud terbilang labil.
"Kita harus ekstra hati-hati, apalagi korban atau survivor masih dalam posisi hidup. Jangan sampai mengancam keselamatan korban atau kita sendiri sebagai penolong," ujar Basuki.
Total korban dalam kejadian itu sebanyak 29 santri. Dua puluh santri di antaranya dievakuasi oleh pihak pondok. Adapun 9 santri lainnya dievakuasi tim gabungan.
"Data (korban) kami cocokkan dengan pihak Pondok, yang tertimpa talud itu ada 9 orang dari jumlah total semua korban. Sebelumya sudah ada evakuasi oleh pihak pondok sendiri yaitu 20 orang, dibawa ke Rumah Sakit Merah Putih," jelas Basuki.
"Kami mengevakuasi 9 korban. Dari 9 korban itu, 5 orang selamat mengalami luka yang cukup berat dan 4 orang dinyatakan meninggal dunia," sambung dia.
Berdasarkan data yang dihimpun, 4 korban meninggal itu berinisial WD, RH, BA dan FH. Adapun korban terakhir berinisial FH dievakusi pada pukul 23.30 WIB.
"Kita menggunakan alat urban SAR. Kami di Basarnas sudah ada alat urban SAR khusus untuk penanganan kecelakaan musibah di perkotaan ataupun di-collapse structure," kata Basuki.
Basuki menerangkan, alat-alat tersebut digunakan untuk evakuasi secara manual alias tidak melibatkan alat berat.
"Karena kalau menggunakan alat berat yang kita takutkan kondisi tanah yang masih labil justru nanti akan memperparah kondisi," terangnya.
Basuki menambahkan, talud yang ambrol itu ketebalannya sekitar 50 sentimeter, tinggi 3 meter, dan panjangnya lebih dari 10 meter.
"Untuk korban yang terakhir itu posisinya dia memang berada di tengah kamar mandi, di samping sekat kamar mandi. Di mana ada struktur kolom yang cukup keras sehingga mempersulit proses evakuasi, dan posisi kaki survivor terjepit di antara kolom tangga depan kamar mandi," ungkap dia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, juga mengonfirmasi bahwa total korban dalam insiden itu sebanyak 29 orang.
"Total korban 29, dari itu 4 meninggal dunia. Evakuasi mulai 10.30 WIB sampai 23.30 WIB karena kesulitan " kata Edi.
Diberitakan sebelumnya, Guru Senior Pondok Modern Gontor 5, Muhib Huda Muhammadi mengatakan ambrolnya tembok kolam itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, Jumat (25/4). Pemicunya tanah longsor.
"Sehingga menyebabkan tembok kolam penampungan air runtuh," kata Muhib kepada wartawan di lokasi pondok, Jumat (25/4/2025).
Saat kejadian, para santri sedang antre untuk mandi. Posisi kamar mandi tepat berada di depan kolam penampungan air.
"Pada jam itu, 10.30 WIB, kegiatan santri untuk (mandi) persiapan ke masjid. Jadi, mereka mandi semuanya, antre semuanya. Dan tidak disangka, tidak ada yang tahu ada kejadian seperti itu," ujar Muhib.
Tembok ambrol ke arah kamar mandi hingga menimpa para santri yang tengah antre.
"Jadi posisi kolam itu ada di sebelah kamar mandi. Jadi ada asrama, belakangnya kamar mandi. Belakangnya kolam penampungan air, lha di situ kejadiannya. Akhirnya, mereka tertimpa tembok kolam penampungan air," jelas Muhib, kemarin.
(dil/dil)