Canggah Raden Ajeng Kartini, Joddy Mulya Setya Putra, punya pesan bagi siapa saja yang merayakan Hari Kartini. Dia berpesan agar Hari Kartini tak hanya dirayakan dengan memakai kebaya dan memfotonya, tapi juga dengan memaknai apa yang diwariskan Kartini.
Hal itu Joddy sampaikan saat menghadiri peringatan Hari Kartini ke-146 di Museum R. A. Kartini di Kabupaten Rembang. Ia mengapresiasi berbagai acara yang difasilitasi Bank Indonesia itu mulai dari berbagai lomba hingga parade busana "ready to wear" dari batik Lasem.
"Peringatan bukan hanya peringatan semata. Tapi bagaimana warisan eyang khususnya semangat-semangatnya, kata kata dan tulisan harus bisa dirincikan dalam aksi nyata," kata Joddy usai acara, Senin (21/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya warisan dari R. A. Kartini bukan warisan yang disimpan atau hilang terhempas angin, namun sebuah semangat yang diturunkan termasuk untuk perempuan di seluruh Indonesia dan dunia agar menjadi perempuan yang berani dan mandiri.
"Warisan eyang Kartini bukan warisan yang disimpan atau kemudian terkena udara, hilang. Warisan Kartini itu api semangat yang harus dipertahankan untuk umat di Indonesia dan global," ujarnya.
Jadi ia berharap peringatan Hari Kartini tidak hanya ajang memakai baju adat kemudian foto-foto saja, tapi juga menegaskan tujuan apa yang akan dicapai setelah memperingati hari Kartini.
"Jadi jangan hanya seremonial. Ini Hari Kartini dengan semboyan 'Aku Mau'. Mau apa? Mau jadi seseorang, maka langkah apa yang dilakukan setelah hari Kartini," ujarnya.
Joddy mencontohkan, dalam kegiatan di Museum R. A. Kartini juga mendorong pesertanya beraksi nyata hingga menjadi perempuan yang mandiri termasuk secara ekonomi.
"Hari ini, tidak hanya fashion show tapi perempuan tadi harus bisa ikut kegiatan membantik atau kemudian jadi entrepreneur. Jadi kemandirian perempuan berkontribusi dalam ekonomi di Indonesia, bisa dilihat dari aksi nyata," tegasnya.
Meriah peringatan di Museum R. A. Kartini
Berbagai lomba memeriahkan acara di Museum R. A. Kartini di Rembang hari ini. Antara lain lomba Ngadi Busana atau peragaan busana dengan batik Lasem, kemudian lomba Ngadi Sarira atau merias alias mekap, dan lomba Kreasis Hantaran dengan batik Lasem. Tidak hanya diramaikan peserta lomba, anak-anak dari berbagai sekolahan juga meramaikan museum untuk menambah wawasan tentang perjalanan Kartini.
Dari pantauan detikJateng, lomba merias ternyata cukup menegangkan karena hanya diberi waktu 1 jam untuk menyiapkan model yang dirias hingga menjadi cantik sesuai dengan tema Hari Kartini. Para peserta bergerak cepat menggores pensil alis dan menepuk puff bedak secepat mungkin ke para model.
![]() |
Salah satu peserta lomba mekap, Selvi mengaku senang dan tertantang dengan lomba mekup dalam rangka hari Kartini itu. Dia menyiapkan baju hingga mekup agar sesuai dengan tema sekaligus belajar soal Kartini.
"Lombanya menginspirasi sekali. Jadi bisa mengekspresikan dan menambah wawasan dalam rangka hari Kartini. Jadi saya tadi aplikasikan mekap natural yang bisa untuk kesehatan maupun pesta," ujar Selvi
Wakil ketua Dharma Wanita Kabupaten Rembang, Asrofah, mengapresiasi adanya banyak kegiatan di Museum R. A. Kartini. Sehingga banyak yang datang dan belajar soal sosok Kartini.
"Banyak sekali peninggalan R. A. Kartini di sini, ada tempat tidur, baju, meja makan, asli semua, termasuk tempat rias. Ini bisa mengenalkan dan edukasi soal sejarah Kartini," ujar Asrofah.
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra mengatakan dalam kegiatan hari ini juga sebagai bentuk memperkuat perekonomian di sektor pariwisata dan ekonomi hijau. Yaitu dengan menunjukkan batik khas Rembang yaitu batik Lasem dengan pewarna alami.
"Jadi pada hari ini peringatan hari Kartini ke-146 tentunya bagaimana tahun lalu kerjasama dengan Pemprov Jateng dan Pemkab Rembang, tahun ini ada tambahan stakeholder yaitu kerjasama dengan Djarum Fondation. Tema hari ini sinergi memperkuat perekonomian daerah melalui pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi hijau," jelas Rahmat.
Dia juga menjelaskan 63 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah wanita. Maka hal itu memperlihatkan semangat Kartini sebagai Saka Guru bagi wanita Indonesia dalam kemandirian ekonomim
"Semangat Ibu Kartini untuk kaum perempuan sebagai Saka Guru suatu bangsa," tegasnya.
(afn/apu)