Kisah Warga Pekalongan Cuan Rp 30 Juta dari Sehelai Kaus Usang

Terpopuler Sepekan

Kisah Warga Pekalongan Cuan Rp 30 Juta dari Sehelai Kaus Usang

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 19 Apr 2025 10:46 WIB
Bos Marimas Harjanto Halim dan pemenang sayembara cari kaus keluaran 1995 berhadiah Rp 30 juta, Sabtu (12/4/2025).
Bos Marimas Harjanto Halim dan pemenang sayembara cari kaus keluaran 1995 berhadiah Rp 30 juta. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng.
Solo -

Seorang pria warga Pekalongan, Ahmad Khoiri, berhasil memenangkan sayembara kaus Marimas berhadiah Rp 30 juta. Dengan kaus yang sudah usang, Khoiri pun berhak mendapatkan uang Rp 30 juta yang sudah dijanjikan bos Marimas, Harjanto Halim.

Sayembara ini digelar Harjanto Halim untuk sebuah kaus desainnya yang sudah disebarkan pada 1995 silam. Dalam sayembara itu, bagi pemilik kaus seperti yang disebutkan Harjanto akan dibeli dengan harga yang sangat fantastis yakni Rp 30 juta.

Sayembara ini pun diketahui oleh Khoiri. Pria asal Pekalongan itu pun merasa pernah memiliki kaus dengan warga dominan putih dan list di leher dan lengan warna hijau itu. Lantas Khoiri yang merasa punya langsung menghubungi Harjanto guna memastikan sayembara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya DM ke Pak Harjanto saya bilang ada tulisan Parade Becak. Ternyata benar, tapi bajunya belum ketemu karena yang pakai terakhir adik saya," cerita Khoiri sebelum acara penyerahan hadiah di kantor Marimas, Industri Candi Semarang, Sabtu (12/4/2025).

Hanya saja, Khoiri tidak begitu saja menemukan kaus yang sudah dimilikinya sejak 1995 itu. Pasalnya kaus yang pada bagian depan ada logo Marimas berupa setengah lingkaran warna oranye, dan tulisan 'Marimas' itu terakhir kali dipakai oleh adiknya.

ADVERTISEMENT

Ia pun lantas menghubungi adiknya yang saat itu masih berada di Jakarta. Ia menceritakan mengenai sayembara kaus Marimas yang di bagian belakangnya ada logo besar dan beberapa tulisan terkait produk Marimas dan juga 'Parade Becak Semarang' itu.

Khoiri pun harus menunggu adiknya yang tinggal di Jakarta mudik, dan selanjutnya bersama-sama mencari kaus itu.

"Nunggu adik pulang dulu dari Jakarta. Terus ketemu di bawah lemari. Ketemu dua hari sebelum Lebaran," ucapnya.

Setelah berhasil menemukan kaus Marimas, Khoiri tidak langsung menghubungi Harjanto Halim. Pasalnya, Khoiri masih ragu jika kaus yang sudah ada di tangannya itu akan dibeli dengan harga Rp 30 juta.

Mengingat, kaus Marimas itu wujudnya sudah lusuh dan menurutnya kurang layak jika dibeli Rp 30 juta. Dia lantas mencucinya agar terlihat lebih bersih. Akan tetapi, meski sudah dicuci kaus tersebut tetap tidak bisa bersih.

"Ya pertama ragu karena harganya benar Rp 30 juta tidak. Terus kan wujudnya seperti itu, kan nggak enak ya, kayak nggak pantas aja," terang pria yang bekerja sebagai karyawan koperasi di Pekalongan itu.

Tepat sehari sebelum Idul Fitri, Harjanto Halim menghubungi Khoiri karena sudah tenggat waktu sayembara. Khoiri kemudian memotret kaus itu dan ternyata disambut baik oleh Harjanto.

"Dikontak Pak Harjanto itu sehari sebelum Lebaran. Ya sudah," ucapnya.

Cerita Ayah Khoiri

Sebelum dimiliki Khoiri, kaus itu bermula dari sang ayah, Damiri (70). Damiri menceritakan mendapatkan kaus tersebut pada 1995. Waktu itu Damiri diberi oleh seseorang yang berkeliling menggunakan mobil.

"Waktu itu di Jalan Thamrin, ada orang naik mobil bagi-bagi kaus. Saya bawa pulang ke Pekalongan, enam bulan kemudian saya kasihkan anak saya," kenang Damiri.

Sementara itu, Harjanto Halim mengaku bahagia akhirnya kaus pertama Marimas bisa ditemukan dan menjadi saksi bertahannya Marimas selama 30 tahun. Dia mengadakan sayembara karena tidak punya kaus tersebut.

"Yang menemukan pas, bapaknya tukang becak ya. Semoga hadiahnya bermanfaat," kata Harjanto.

Dia menyebut kaus tersebut akan dipajang di pigura aklirik. Harjanto tak mempermasalahkan dengan wujud kaus yang sudah lusuh.

"Nggak papa kayak gini, autentik. Akan saya pajang pakai pigura aklirik, jadi bisa kelihatan depan belakang. Pertama saya pasang dulu di kantor untuk disawang-sawang (dilihat). Kalau sudah nanti carikan tempat," jelas Harjanto.

Selain sayembara kaos 1995, Harjanto juga mengundang karyawan yang bekerja tahun 1995 ke acara Halal Bihalal di kantor Marimas hari ini. Hal itu sekaligus temu kangen dalam rangka 30 tahun Marimas.




(apl/apl)


Hide Ads