Umat Katolik di Kabupaten Blora menggelar visualisasi Jalan Salib di Wireskat, Desa Sendangharjo Kecamatan Blora. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mengenang kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus.
Visualisasi dimulai sekira pukul 07.00 WIB di lokasi Wireskat Desa Sendangharjo. Visualisasi Jalan Salib dalam rangka memperingati wafat Yesus Kristus ini nampak berjalan khidmat, tertib, dan lancar.
Romo Kepala Paroki Santo Pius X Blora Benediktus Prima Novianto Saputro menyampaikan apresiasi yang sangat luar biasa atas pelaksanaan visualisasi Jalan Salib yang diperankan oleh orang muda dan umat dewasa Katolik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini hal yang sangat luar biasa, mereka telah berlatih dengan baik dan juga sudah mempersiapkan diri semuanya dengan baik, dan terima kasih dukungan semua pihak, yang telah ambil bagian dalam visualisasi ini," ucap Romo Novi sapaan akrab Kepala Paroki Santo Pius X Blora, Jumat (18/5/2025).
Ia menyebut mulai jam 04.00 WIB para pemeran visualisasi Jalan Salib sudah mempersiapkan diri dan memerankan dengan baik sehingga memukau umat yang menyaksikan.
"Tentu ini bukan hanya soal pertunjukan, tapi ini sebuah usaha untuk merenungkan Sabda Tuhan yang diwujudkan dalam visualisasi. Maka, semoga hal ini bisa membantu kita semua untuk memahami betapa besar cinta Tuhan kepada kita," tuturnya.
Bahkan, lanjut Romo Novi dalam sambutannya, dia bisa sampai menjadi manusia dan wafat di kayu salib. Romo Navi mengatakan bahwa umat Katolik atas peristiwa tersebut bisa lebih menguatkan keimanan.
"Sebuah misteri yang sulit untuk kita pahami, karena cinta itu memang luar biasa. Maka, bapak/ibu, hanya dengan mata hati kita, kita bisa merenungkan dan mengimani betapa besar baiknya Tuhan kepada kita. Semoga dengan peristiwa ini kita semakin dipenuhi dengan cinta kasih kepada-Nya. Bukan hanya kesedihan, bukan hanya penyesalan, dan taubat, tetapi mari kita wujudkan, kita bangun hidup kita berdasarkan kasih kepada Tuhan dan kepada sesama. Tuhan memberkati kita semuanya," ungkapnya.
Sementara itu Koordinator Visualisasi Jalan Salib Maximiana Pancastuti, menjelaskan persiapan dilakukan lebih kurang satu bulan.
"Ini melibatkan Orang Muda Katolik (OMK), ketua lingkungan, kategorial dan beberapa umat, khususnya kami melibatkan banyak OMK-nya. Ini tadi prosesinya sekitar 1 jam lebih 15 menit. Memang ada perbedan untuk variasi, tahun lalu dilaksanakan di gereja, dua tahun lalu di Wireskat, tetapi melewati Jalan Salib, tahun ini kita buat beda karena hanya melewati jalan utama saja, tapi rangkaian peristiwanya hampir sama," ucapnya.
Melalui visualisasi tersebut, ia berpesan supaya umat lebih benar-benar menghayati kisah sengsara Yesus yang sudah menebus dosa umat manusia, supaya umat berani melayani seperti apa yang telah diteladankan oleh Yesus Kristus ini.
Baca juga: Khidmatnya Minggu Palma di Katedral Semarang |
Dalam pelaksanaan itu ada 14 perhentian atau stasi Jalan Salib. Yaitu, Yesus dijatuhi hukuman mati. Yesus memanggul Sali. Yesus jatuh untuk pertama kali. Yesus berjumpa dengan ibu-Nya. Yesus ditolong oleh Simon dari Kirene. Wajah Yesus diusap oleh Veronika. Yesus jatuh untuk kedua kalinya. Yesus menghibur perempuan-perempuan yang menangisi-Nya. Yesus jatuh untuk ketiga kalinya. Pakaian Yesus ditanggalkan. Yesus disalibkan. Yesus wafat di kayu salib. Yesus diturunkan dari salib. Yesus dimakamkan.
"Bersyukur sekali, masih diberi kesehatan oleh Tuhan dan diberikan kesempatan untuk mengikuti visualisasi Jalan Salib. Siang ini dilaksanakan Ibadah Jumat Agung," kata Sekretaris Paroki Santo Pius X Blora Ignatius Ary Soesanto.
Ignatius mengatakan, dengan mengenangkan kembali kesengsaraan Tuhan Yesus, makin menyadari betapa besar kasih Allah kepada umat Kristiani. Jalan Salib adalah devosi yang mengarahkan pandangan spiritual kita pada peristiwa Yesus Kristus mulai dari keputusan hukuman mati pada Yesus hingga peristiwa pemakaman-Nya.
Dalam bahasa Latin, Jalan Salib disebut Via Dolorosa artinya Jalan Penderitaan. Inilah saat-saat terakhir hidup Yesus secara historis di dunia. Devosi itu adalah peringatan akan peristiwa tersebut.
Dari berbagai sumber disebutkan tradisi Jalan Salib dirintis oleh Santo Fransiskus Asisi, diperkenalkan oleh Ordo Fransiskan abad ke-14 lalu meluas di Gereja Katolik Roma pada abad pertengahan. Paus Klemens XII menetapkan secara resmi terkhusus perhentian-perhentiannya secara definitif pada abad XVII yang berlaku sampai sekarang.
(afn/dil)