Pihak kepolisian telah mengkonfirmasi identitas mayat laki-laki terikat tali yang ditemukan terapung di Kali Anyar, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Mayat tersebut sempat dilakukan autopsi di RSUD dr. Moewardi Solo. Ada dugaan korban dibunuh.
Kasat Reskrim Polresta Solo AKP Prastiyo Triwibowo mengatakan, meski hasil autopsi resmi belum keluar, namun sejumlah kesimpulan sudah didapatkan pihak kepolisian, termasuk identitas korban yang merupakan warga Depok.
"Identitas inisial AH, lahir 1950, umur 75, domisili Kota Depok. Posisi jenazah sudah dibawa anak kandungnya sudah dimakamkan," kata Prastiyo, saat dihubungi awak media, Senin (7/4/2025).
Diketahui jenazah AH ditemukan mengapung di Kali Anyar pada Rabu (26/3) sekira pukul 10.00 WIB. Saat ditemukan, korban mengenakan jaket training warna merah, di dalamnya menggunakan baju batik warna merah dan kuning, celana training warna biru dongker ada list putih, dan kaos kaki.
Kasat Reskrim Polresta Solo AKP Prastiyo Triwibowo mengatakan, meski hasil autopsi resmi belum keluar, namun sejumlah kesimpulan sudah didapatkan pihak kepolisian, termasuk identitas korban yang merupakan warga Depok.
"Identitas inisial AH, lahir 1950, umur 75, domisili Kota Depok. Posisi jenazah sudah dibawa anak kandungnya sudah dimakamkan," kata Prastiyo, saat dihubungi awak media, Senin (7/4/2025).
Diketahui jenazah AH ditemukan mengapung di Kali Anyar pada Rabu (26/3) sekira pukul 10.00 WIB. Saat ditemukan, korban mengenakan jaket training warna merah, di dalamnya menggunakan baju batik warna merah dan kuning, celana training warna biru dongker ada list putih, dan kaos kaki.
Ditemukan juga tas laptop warna hitam. Dan saat ditemukan, tangannya dalam kondisi terikat.
Prastiyo Triwibowo mengatakan AH terlebih dahulu meninggal dunia sebelum tubuhnya hanyut ke Kali Anyar. Namun, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam jasad korban.
"Waktu tenggelam sudah dalam keadaan meninggal dunia, tanda badan sudah mati lemas, saluran pernapasan bersih tanpa terkena air sungai atau ada kotoran. Mati lemas karena kehabisan napas," kata Prastiyo.
"Untuk kekerasan negatif. Yang pasti meninggal karena mati lemas kehabisan napas. Benda tumpul tidak ada," imbuhnya.
Dari penyebab mati lemas kehabisan nafas di darat itu membuat polisi mencurigai jika korban diduga dibunuh. Ditambah korban ditemukan dalam keadaan terikat.
"Indikasi tali, memang perbuatan seseorang tapi dalam penyelidikan. Yang pasti anggota sudah bekerja menyusuri. Betul (ditali seseorang)," ucapnya.
Prastiyo menjelaskan, korban mati karena ada ikatan di leher, sehingga kehabisan nafas dan meninggal dunia.
"Bahasa dokter mengatakan, ikatan di otot dada-leher sehingga mengakibatkan habis nafas sehingga mati lemas. Betul, (diduga ada) kesengajaan menghilangkan nyawa iya," terangnya.
(afn/afn)