Sekelompok pemuda di Pekalongan ricuh gegara adu suara alias perang petasan. Aksi itu kemudian dibubarkan warga.
Peristiwa itu diketahui di ruas jalan Desa Tangkil Kulon, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, Minggu (30/3/2025) pagi. Peristiwa itu sempat terekam kamera warga dan viral di media sosial.
Selain video, unggahan di sosial media tersebut juga menjelaskan peristiwa tersebut. Dilihat detikJateng dari akun Instagram @pekalonganinfo, video berdurasi 44 detik itu sudah ditonton 163 ribu netizen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejumlah pemuda terlibat aksi adu petasan di Desa Tangkil Kulon, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, yang berujung cekcok dan memicu perkelahian. Insiden yang terjadi pada Minggu (30/3/2025) pagi itu bahkan sempat diwarnai aksi kejar-kejaran antar kelompok pemuda sebelum akhirnya dilerai oleh warga sekita," tulis akun tersebut seperti dikutip detikJateng.
Disebutkan saat kejadian itu, warga Desa Tangkil Kulon langsung melerai dan membubarkan aksi tersebut. Tidak ada korban luka serius dalam aksi tersebut.
Konfirmasi detikJateng
Salah satu warga setempat, Nurudin (45), mengungkapkan peristiwa terjadi pukul 06.00 WIB.
"Itu awalnya saling adu bunyi petasan. Namun di akhir-akhir, ada yang melempar petasan. Membuat sekelompok remaja lainnya emosi," ujar Nurudin pada detikJateng.
Dia menuturkan tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Nurudin menyebut warga setempat sudah berulang kali mengingatkan anak-anak agar tidak main petasan.
"Nggak ada yang luka serius, anak-anak remaja. Kita beberapa kali mengingatkan untuk tidak main petasan, namun ya seperti itulah," tutur dia.
Dia menyebut biasanya sejumlah anak bermain petasan usai sahur dan subuh. Mereka disebut berjalan-jalan pagi sambil bawa petasan kecil.
"Tapi kalau ada patroli polisi, mereka nggak berani menyulut petasan. Patroli menjauh baru perang petasannya," beber Nurudin.
Sementara itu, Kapolsek Kedungwuni, Iptu Yonanta Edy Pranawa, menyebut belum ada laporan terkait peristiwa tersebut.
"Belum ada laporan ke polisi terkiat itu (perkelahian)," kata Yonanta saat dimintai konfirmasi detikJateng.
Meski begitu, pihaknya terus meningkatkan patroli di lokasi rawan, termasuk di lokasi tersebut. Namun, menurutnya, jika ada patroli tidak ada yang menyulut petasan.
"Kita lakukan patroli di lokasi rawan, setiap pagi usai subuh untuk antisipasi petasan seperti itu. Ya, saat petugas datang tidak ada yang bermain petasan," pungkasnya.
(ams/ams)