Anita Tanjung Ceritakan Perjalanan Panjang CT Arsa di Hadapan Menteri-Rektor

Anita Tanjung Ceritakan Perjalanan Panjang CT Arsa di Hadapan Menteri-Rektor

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 23 Mar 2025 18:00 WIB
Ketua Yayasan CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung di SMA Unggulan CT Arsa di Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Minggu (23/3/2025).
Ketua Yayasan CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung di SMA Unggulan CT Arsa di Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Minggu (23/3/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Sukoharjo -

SMA Unggulan CT Arsa Foundation dikunjungi jajaran menteri dan rektor perguruan tinggi. Ketua Yayasan CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung pun berkesempatan mempresentasikan perjalanan Yayasan CT Arsa yang dimulai sejak 2004.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Menteri Agama, Menteri Sosial, serta berbagai rektor perguruan tinggi di Indonesia, berkunjung ke SMA Unggulan CT Arsa di Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, sore ini.

Kedatangan mereka pun disambut hangat para siswa yang telah berjejer di lobi sekolah, dilanjutkan penampilan dari pasukan baris berbaris SMA Unggulan CT Arsa. Sebelum kegiatan silaturahmi dilaksanakan, Anita sempat menjelaskan kontribusi yayasannya dalam dunia pendidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia bercerita, Yayasan CT Arsa Foundation berawal dari kepeduliannya terhadap anak-anak korban tsunami Aceh pada 2004 silam. Anita pun menekankan visi yayasan untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas bagi anak-anak kurang mampu di berbagai daerah di Indonesia.

"Tsunami Aceh 2004 menghentakkan Kota Aceh sehingga ratusan ribu orang kehilangan harta benda, sekolah, dan sebagainya. Ini adalah awalnya, namanya Sekolah Anak Madani yang diresmikan Pak SBY," kata Anita di SMA Unggulan CT Arsa Foundation, Minggu (23/3/2025).

ADVERTISEMENT

"Kita ambil sekitar 600 anak yang kehilangan orang tua, harta benda. Kita kumpulkan, ada yang SD, SMP, dan SMA. Alhamdulillah mereka sekarang mandiri dan bisa lanjut ke universitas," lanjutnya.

Ketua Yayasan CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung di SMA Unggulan CT Arsa di Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Minggu (23/3/2025).Ketua Yayasan CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung di SMA Unggulan CT Arsa di Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Minggu (23/3/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Seiring waktu, yayasan itu terus berkembang dengan mendirikan Sekolah Unggulan CT Arsa di Deli Serdang, Sumatera Utara, tahun 2010, dan di Sukoharjo tahun 2018. Anita menyebut, 98 persen lulusan sekolah unggulan di Deli Serdang dan 90 persen lulusan di Sukoharjo diterima di perguruan tinggi negeri ternama, bahkan beberapa diterima di kampus terbaik dunia.

"Proses perekrutan ini kami lakukan secara langsung, saya sendiri visit ke daerah tempat anak-anak tersebut yang sudah lulus. Kita lihat apakah mereka miskin atau nggak. Karena visinya memutus mata rantai kemiskinan dengan pendidikan yang berkualitas dan tepat sasaran," jelasnya.

Saat ini, kata Anita, CT Arsa Foundation telah membangun 134 sekolah dari Sabang sampai Merauke, termasuk sekolah di daerah terpencil dan komunitas pemulung. Selain itu, ia juga memiliki program 'Pijar', yakni merekrut guru berkualitas ke daerah.

"Kita merekrut guru berkualitas ke daerah, sehingga gap pendidikan antara di perkotaan dan pedesaan paling tidak bisa menyamai. Ini khusus juga untuk mereka yang tidak mampu," jelasnya.

Tak berhenti di situ, CT Arsa Foundation juga disebut memiliki berbagai program sosial, mulai dari mobil iqra untuk pendidikan agama, mobil sehat untuk layanan kesehatan gratis, dapur keliling yang menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat miskin dan daerah terdampak stunting, mobil pintar dan mobil multimedia untuk menunjang pendidikan masyarakat.

"Kita sudah menyebar dari Sabang sampai Merauke dan insyaallah kalau Allah memberikan rezeki, kami akan membangun sekolah Unggulan CT Arsa Foundation dari Sabang sampai Merauke," tuturnya.

Para jajaran menteri dan rektor pun berkesempatan melihat para siswa yang tengah berkegiatan di laboratorium kimia, bahasa, fisika, dan biologi. Para siswa juga memamerkan berbagai hasil penelitiannya, salah satunya tray organik limbah sampah di laboratorium.




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads