Pilu 4 Orang Sekeluarga Asal Semarang Jadi Korban Tewas Laka Bus di Arab Saudi

Pilu 4 Orang Sekeluarga Asal Semarang Jadi Korban Tewas Laka Bus di Arab Saudi

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Sabtu, 22 Mar 2025 13:12 WIB
Suasana rumah duka sekeluarga asal Semarang  korban kecelakaan bus di Arab Saudi.
Suasana rumah duka sekeluarga asal Semarang korban kecelakaan bus di Arab Saudi. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng.
Semarang -

Empat dari enam WNI yang meninggal dalam kecelakaan bus rombongan Umrah di Arab Saudi merupakan satu keluarga asal Semarang. Suasana duka pun pekat terasa di rumah keluarga kecil itu.

Satu keluarga itu adalah pasangan suami istri M Dawam Mahmud (49) dan Sumarsih (45) beserta dua putrinya, Areline nawallya Adam (22) dan Audrya Malika Adam (16). Mereka merupakan warga Vila Pinus, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang.

Dari pantauan detikJateng di rumah duka yang berada di salah satu gang buntu, sejumlah karangan bunga sudah berjajar di depan gang. Para pelayat silih berganti datang. Kerabat dan perangkat RT setempat ikut menyambut para pelayat karena sudah tidak ada lagi penghuni di rumah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kakak kandung korban Dawam, Indah (55) berlinang air mata di dalam rumah saat pelayat datang. Suaminya, Erma Rudita (58) berusaha menenangkan. Keluarga korban dan keluarga Erma sangat dekat sehingga terdapat rasa kehilangan yang mendalam.

"Kami akrab sekali karena istri saya kakak beradik hanya dua. Keponakan saya akrab dengan anak saya. Mereka kumpul di rumah pamit-pamitan, besok paginya, hari Senin (17/3) baru berangkat. Saya di tinggal di Jakarta," kata Erma ditemui di rumah duka, Sabtu (22/3/2025).

ADVERTISEMENT

"Kami pun nggak menyangka kalau belum terima kabar. Kami awalnya pun nggak percaya kabar seperti itu. Kami terima info dari kementerian luar negeri dari KBRI ternyata memang kabarnya benar," imbuhnya.

Kabar tersebut dia dengar hari Jumat (21/3) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Sebelum berangkat sekeluarga itu berpamitan ke rumah Erma. Tidak ada firasat namun sebelumnya korban, Audrya tiba-tiba menunjukkan hasil lukisannya di sekolah dan minta untuk disimpan.

"Tidak ada firasat apapun. Namun yang paling kecil, Audrya dijemput dari Insan Cendekia Tangerang itu pulang-pulang khusus bawa hasil karya lukisan dari sekolahan, dapat prestasi. Bilang ke saya, 'pakde-pakde saya bikin lukisan bagus banget nggak sih?'. Dikasih ke saya buat disimpan, padahal itu ada bundanya. Itu terakhir yang paling berkesan," ujar Erma.

Komunikasi dengan korban dilakukan terakhir oleh rekan Dawam lewat pesan singkat yang membahas soal pertandingan sepakbola Timnas Indonesia lawan Australia pada Kamis sore. Setelah itu tidak ada komunikasi lagi.

"Sama temannya itu pas ada bola tanya ya skornya 5-1. Jam 17.00 WIB itu. Setelah itu tidak ada komunikasi," katanya.

Dia menjelaskan sekeluarga itu memang berencana Idul Fitri di Arab Saudi. Oleh sebab itu dia mengatur jadwal Umroh hingga usai Idul Fitri baru pulang ke Indonesia.

"Berangkatnya tiga hari sebelum kejadian. Rencana mau Idul Fitri di sana sekalian. Memang keinginannya," kata Erma dengan mata mulai berkaca-kaca.

Erma kini sedang mengurus berbagai dokumen untuk jenazah para korban. Rencananya jenazah akan dimakamkan di Arab Saudi.

"Rencana dimakamkan di sana. Kami sudah urus suratnya. Katanya banyak orang yang ingin wafat di sana, kami sekeluarga kemudian ikhlas, dimakamkan di sana," tutup Erma.

Untuk diketahui, Kecelakaan tersebut terjadi pada Kamis (20/3) pukul 13.30 waktu setempat atau 17.30 WIB di Wadi Qudeid (Madinah-Mecca Road). Bus sempat terbalik lalu terbakar.

Direktur PWNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan bus tersebut membawa 20 jemaah umrah Indonesia. Dia mengatakan enam orang meninggal dunia dan belasan lainnya terluka.

"Total WNI jemaah umrah menjadi korban dalam kecelakaan adalah 20 orang. Enam di antaranya meninggal dunia dan sisanya luka-luka. Korban luka telah mendapatkan perawatan di RS Arab Saudi," ujar Judha kepada wartawan dikutip dari detiknews.




(apl/apl)


Hide Ads