Wanita Korban Penipuan Curhat ke Damkar Laporannya Ditolak, Polisi Klarifikasi

Wanita Korban Penipuan Curhat ke Damkar Laporannya Ditolak, Polisi Klarifikasi

Robby Bernardi - detikJateng
Sabtu, 15 Mar 2025 19:59 WIB
Seorang wanita bernama Putri ketika curhat ke Damkar Kota Pekalongan usai menjadi korban penipuan, Jumat (14/3/2025) malam.
Seorang wanita bernama Putri ketika curhat ke Damkar Kota Pekalongan usai menjadi korban penipuan, Jumat (14/3/2025) malam. Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Seorang wanita asal Kota Pekalongan viral karena curhat ke pemadam kebakaran (damkar) gegara laporannya menjadi korban penipuan ditolak polisi. Perempuan itu ditipu saat hendak mengambil sepeda listrik di toko yang berada di Pemalang.

Korban diketahui bernama Putri (23), warga Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Saat detikJateng menemuinya di Kantor Damkar dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Pekalongan, Jumat (14/3) malam, Putri tengah menangis.

Dia mengaku menumpahkan keluh kesahnya ke damkar karena tidak tahu harus ke mana lagi usai laporannya ke kantor polisi di Pemalang ditolak petugas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya melihat iklan sepeda listrik di Facebook, ada di market place, terus kepencut (tergiur) harga murah, bekas nggak apa-apa. Lha dari sana bilangnya 1,65 juta itu baru. Kemudian minta transfer," ungkapnya.

Putri mengaku dia butuh sepeda listrik tersebut untuk menunjang operasionalnya sebagai pembuat kue nastar. Dia kemudian mentransfer sebagai tanda jadi sebanyak dua kali, masing-masing Rp 150 ribu dan Rp 300 ribu. Sehingga totalnya Rp 450 ribu.

ADVERTISEMENT

"Alasannya untuk membuat nota. Saya juga setelah transfer langsung dikirimi faktur pembelian sepeda listrik," ungkapnya.

Terduga pelaku kemudian menghubungi Putri dan memintanya mengambil sepeda listrik di alamat toko sesuai yang tertera di faktur yang sempat dikirim lewat WhatsApp. Dengan membawa uang kekurangannya, korban pada Jumat (14/3) siang menuju ke toko yang berlokasi di Pemalang.

"Sampai di toko, bilangnya itu (faktur) bukan dari karyawannya. Tidak ada solusi apapun. Malah katanya tidak saya saja, ada lima warga lainnya yang mengalami seperti ini," ungkapnya.

Seorang wanita bernama Putri ketika curhat ke Damkar Kota Pekalongan usai menjadi korban penipuan, Jumat (14/3/2025) malam.Seorang wanita bernama Putri ketika curhat ke Damkar Kota Pekalongan usai menjadi korban penipuan, Jumat (14/3/2025) malam. Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Diarahkan untuk Melapor ke Polisi

Pemilik toko kemudian mengarahkan Putri supaya membuat laporan ke polsek atau Polres Pemalang. Dia memutuskan datang ke polres.

Namun, sesampainya di polres, dia ditawari untuk membeli kue nastar yang dibuat oleh anak salah satu anggota.

"Laporan saya tidak diterima, justru ditawari membeli kue nastar milik beliau," katanya. Bingung mau ke mana lagi, Putri memutuskan meninggalkan kantor polisi.

"Tidak ada solusi, saya bingung. Terus saya telepon Damkar Kota Pekalongan, saya bilang, boleh nggak saya curhat," ucapnya.

Putri akhirnya sampai di Damkar Kota Pekalongan sebelum waktu berbuka puasa. "Saya akhirnya curhat ke Damkar, gratis," katanya.

Dalam curhatnya, Putri berucap uang Rp 450 ribu baginya sangat banyak. Karena bisa diputar kembali untuk membuat kue nastar, apalagi jelang Lebaran banyak pesanan. Terlebih, dia mengumpulkan uang itu sedikit demi sedikit dari berjualan nastar.

"Tadi curhat, biar plong. Ini sudah sedikit plong, karena ditanggapi petugas damkar," jelasnya.

Saat ditanya kenapa harus curhat ke damkar, Putri mengaku tidak tahu. Dia berkata yang terlintas di benaknya saat itu adalah pergi ke damkar.

Putri menuturkan dia merasa puas sudah menumpahkan isi hatinya ke damkar.

"Alhamdulillah, sudah plong, saya terima kasih pada petugas Damkar yang mau mendengarkan curhatan dari saya," ungkapnya.

Terpisah, salah satu petugas damkar Kota Pekalongan, Yudha Wijaya, bercerita telepon kantornya berbunyi pukul 17.30 WIB. Saat itu pihaknya mengira laporan kebakaran, ternyata ada perempuan yang ingin curhat.

"Jam itu ada telepon kantor bunyi. Di seberang ada suara wanita, katanya masih di Pemalang, mau curhat. Kami persilakan untuk datang ke sini," kata Yudha.

Akhirnya, saat berbuka puasa, putri datang menangis sejadi-jadinya, menceritakan apa yang dialaminya. "Mbak Putri curhat menangis telah ditipu. Ya kami mendengarkan cerita demi cerita, sembari kita hibur," katanya.

Yudha berujar ini bukan kali pertama damkar menjadi tempat meluapkan isi hati oleh warga. Beberapa kali petugas pernah menjadi tempat sambat.

"Beberapa kali kami menerima kasus yang serupa sebagai tempat curhat. Ya kita usahakan mendengar aktif, menerima curhatan siapa pun juga," katanya.

Ditambahkan, Yudha, tidak hanya upaya pemadaman, namun penyelamatan juga menjadi tugas Damkar.

"Dari buka cincin, cari kunci rumah, evakuasi hewan, sampai curhatan, kita layani," ungkapnya.

Penjelasan polisi bisa dibaca di halaman selanjutnya:

Klarifikasi Polisi

Kasat Reskrim Polres Pemalang, AKP Andika Oktavian Saputra, saat ditemui di rumah korban Sabtu (15/3/2025) sore menuturkan ada kesalahpahaman dalam insiden ini.

Pihaknya bersama Sat Reskrim Polres Pekalongan Kota datang ke kediaman Putri untuk memberikan penjelasan.

"Terkait berita kemarin, adanya kesalahpahaman ya antara Polres Pemalang. Jadi Polres Pemalang sudah menerima laporan dari korban penipuan, atas nama Saudari Putri, karena tempat kejadian perkara, kami sudah berkoordinasi dengan Polres Pekalongan kota terkait tindak lanjut," jelasnya singkat.

Andika sendiri tidak merinci sejak kapan pihaknya menerima aduan dari Putri tersebut.

Sementara Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota, AKP Yoyok Agus Waluyo, mengutarakan begitu korban sadar dirinya tertipu, pihak toko mengarahkannya supaya melapor ke polres.

"Kami dari Polres Pekalongan Kota telah mendapatkan konfirmasi dari Sat Reskrim Polres Pemalang kaitannya dengan dugaan tindak pidana penipuan online yang selaku pengadunya Mbak Putri," kata Yoyok.

Dijelaskan Yoyok, korban melakukan transaksi melalui m-banking saat di Kota Pekalongan. Hanya saja, sepeda listriknya diminta diambil di salah satu toko di Pemalang.

"Kebetulan untuk locus delicti TKP di Kota Pekalongan transaksi m-banking. Sedangkan pengadu tahunya TKP untuk penyerahan sepeda listrik tersebut di Pemalang, sehingga mengadukannya ke Pemalang," jelasnya.

"Setelah kami mendapatkan konfirmasi dari Polres Pemalang, kita telah siapkan untuk tindak lanjuti pengaduannya," tambahnya.

Adapun Putri mengaku dirinya tidak tahu prosedur pelaporan. Saat dijelaskan oleh pemilik toko sepeda listrik supaya melaporkannya ke polisi, dirinya langsung ke Polres Pemalang.

"Saya kan awalnya tidak tahu ya, nggak tahu gimana caranya laporan. Kan pas di Pemalang itu tak pikir laporannya langsung ke Polres Pemalang, ternyata harusnya ke Polres Pekalongan," jelas Putri.



Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads