Kenapa Gunung Kemukus Sempat Dicitrakan 'Mountain Sex'? Begini Kisahnya

Kenapa Gunung Kemukus Sempat Dicitrakan 'Mountain Sex'? Begini Kisahnya

Tara Wahyu NV - detikJateng
Jumat, 14 Mar 2025 03:01 WIB
Wisata religi Gunung Kemukus di Sragen, Kamis (13/3/2025)
Wisata religi Gunung Kemukus di Sragen, Kamis (13/3/2025) Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Sragen -

Gunung Kemukus yang berada di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen sempat dikenal sebagai 'mountain sex', atau gunung dengan ritual seks. Citra negatif itu sudah berkembang di masyarakat selama beberapa tahun.

Penanggung Jawab Gunung Kemukus, Wijanto mengatakan, ada salah tafsir di masyarakat sehingga membuat mereka yang datang melakukan hubungan seks.

"Ada pepatah dari bahasa Jawa mengatakan 'sopo sing pengin urip mulyo moko kowe ziarah makan Samudro koyo-koyo nekani demenen' itu kan artinya 'siapa yang mau hidup sukses, maka ziarahlah ke makam Pangeran Samudro seperti kamu mendatangi kekasihmu'. Tadi dari situ disalahartikan," kata Wijanto saat ditemui di kantornya, Kamis (13/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, kabar mengenai Gunung Kemukus sebagai lokasi prostitusi juga tidak luput dari sejarah adanya makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan yang dikabarkan berselingkuh.

Menurutnya, dari sejarah yang diceritakan, Pangeran Samudro merupakan anak dari Brawijaya V, yang disebut-sebut raja terakhir Majapahit, yang menyebarkan agama Islam di daerah Karanganyar. Namun saat hendak kembali ke Demak, Pangeran Samudro jatuh sakit di daerah Gunung Kemukus.

ADVERTISEMENT

"Dulu salah satu ajudannya gitu ya, ada yang menemani Pangeran Samudro dan ada juga yang tetap kembali ke Demak. Saat memberi tahu, Dewi Ontwulan mendengar kabar tersebut dan menyusul ke Gunung Kemukus," ungkapnya.

Saat tiba di sana, Dewi Ontrowulan yang merupakan ibu tiri Pangeran Samudro tidak menemukan sang anak. Akhirnya, Dewi Ontrowulan mendapat petunjuk mengenai makam Pangeran Samudro.

"Setelah mengetahui lokasi, Dewi Ontrowulan bersuci di Sendang yang tak jauh dari makan Pangeran Samudro. Lalu Dewi Ontrowulan datang, namun setelah itu hilang. Namun di makam itu dinamai makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrawulan," bebernya.

Karena isu yang menyebut bahwa Pangeran Samudro berselingkuh dengan ibu tirinya itu, membuat citra Gunung Kemukus menjadi negatif. Selain itu, dari cerita yang berkembang di masyarakat, bila melakukan hubungan seks di sana, maka hajat yang diinginkan akan terkabul.

"Informasi yang berkembang kalau kamu ziarah di sini melakukan hubungan (seks) dengan orang lain, tujuan kamu bisa dikabulkan. Ada yang begitu dan terkabul, dari hal itu otomatis dari getuk tular (kabar dari mulut ke mulut), itulah yang promosi negatif," jelasnya.

Menurutnya, masih ada beberapa masyarakat yang mempercayai hal tersebut.

"Sebagian kecil masih ada yang percaya," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, gadis di bawah umur menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Gunung Kemukus, Sragen. Polres Sragen juga mengamankan warga yang diduga pelaku TPPO tersebut, yakni Sri Haryani (50).

Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, mengatakan laporan tersebut bermula dari kecurigaan masyarakat setempat soal adanya praktik prostitusi di sekitar kawasan wisata Gunung Kemukus.

"Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas Sat Reskrim segera melakukan penyelidikan dan penyamaran di warung yang diduga muncikari," katanya kepada awak media, Rabu (12/3).




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads