Video wanita asal Kabupaten Batang yang hidup tinggal sendirian di hutan Malaysia viral di media sosial. Wanita bernama Ribut Uripah itu disebut-sebut sempat tidak mau dievakuasi oleh relawan dari hutan tersebut.
Hal itu diungkap oleh mantan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo. Pria yang kini menjabat sebagai anggota Komisi I DPR RI itu bahkan sempat berkomunikasi langsung dengan Uripah melalui video call.
Saat dihubungi, Yoyok mengaku awalnya dia memperoleh informasi adanya wanita Batang yang tinggal di hutan Malaysia itu melalui media sosial. Dia akhirnya langsung mencari pihak yang mengunggah informasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Videonya muncul di tiktok viral. Kita langsung tracking akun yang memviralkan itu, ketemulah orang asal Medan itu namanya Mas Kris," ungkapnya.
"Beliaunya itu aktivis non pemerintah yang memang beberapa kali mencoba memfasilitasi orang yang terlantar, butuh bantuan di Malaysia sana," tambah Yoyok.
Yoyok kemudian mengandalkan jaringan yang dimiliki sehingga bisa berkontak dengan warga Batang yang menjadi TKI di Malaysia dan lokasinya berdekatan dengan lokasi Uripah. Akhirnya warga Batang itu bisa menemukan Uripah. Hanya saja, lanjutnya, saat itu Uripah tidak bersedia dievakuasi.
"Alhamdulillah akhirnya bisa ditemukan. Kondisi ibu itu, memang kondisinya memang takut ketemu orang asing," jelasnya.
Akhirnya Yoyok melunakkan dengan melakukan video call pada Ribut Uripah. Ia merayu dengan menggunakan bahasa dan dialek ala khas Bawang.
"Saya rayu dengan bahasa dialek Bawang, biar beliaunya juga ingat. Sampean nengkono kenapa njulah. Bali bae nju saiki. Neng Bawang wis ana sepur. (Kamu disitu ngapain, mbakyu. Pulang yuk sekarang. Di bawang sudah ada kereta)," rayu Yoyok.
Dengan pendekatan seperti itu, akhirnya Ribut Uripah, mulai membuka komunikasi. Bahkan, ia yang sebelumnya tidak mau untuk dievakuasi ke tempat penampungan di KBRI, akhirnya lunak, dengan rayuan Yoyok.
"Alhamdulilah, setelah melalui pendekatan, berkah Ramadhan, mau diajak komunikasi, sudah mau dievakuasi ke penampungan KBRI," katanya.
Ribut Uripah kemudian, dibawa ke penampungan di KBRI. Langkah, selanjutnya, pihaknya langsung koordinasi dengan semua instansi terkait.
"Saya langsung koordinasi dengan pihak desa, untuk gerak cepat membereskan administrasi kependudukan seperti KK," jelas Yoyok.
"Dubes saya telpon, Alhamdulillah membantu banyak. Alhamdulillah , difasilitasi oleh salah satu staf KBRI Malaysia yang diperintah oleh Pak Dubes, kemudian ibunya diterima," kata dia.
Diperkirakan akan memakan waktu lebih dari seminggu untuk pemulangan Ribut Uripah tersebut.
"Ini memang tidak mudah, ada prosedur-prosedurnya. Pemerintah hadir , sudah ditanggung, difasilitasi, nanti saya jemput di Bandara Soekarno-Hatta, pada waktunya nanti," jelas Yoyok.
Diberitakan sebelumnya, Seperti diketahui, video viral itu awalnya diunggah akun TikTok @bansos.pmi.omtris. Video itu kemudian diposting ulang di Instagram, salah satunya di akun Instagram @batanginfo.id. Video yang diunggah pada Rabu (5/3) itu menuai banyak respons dari netizen.
Saat ditanya oleh si perekam video, wanita paruh baya itu mengaku bernama Sakina Angreini asal Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Dia menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas.
"Barangkali ada yang mengenali lhur
Saat diwawancarai, beliau mengaku orang desa Candirejo Kecamatan Bawang Kabupaten Batang RT 05 RW 06.
nama aslinya Ribut. Sekarang berada di hutan Malaysia.
Menurut berbagai sumber, beliau kerja ke malaysia sejak 2006 dan sampai sekarang belum ada kabar.
Bagi keluarga atau tetangga yang mengenali bisa menghubungi akun tiktoknya @ bansos.pmi.omtris," tulis keterangan di unggahan akun @batanginfo.id, dikutip detikJateng, Kamis (6/3).
(ahr/aku)