Kesalahan penulisan aksara Jawa di gedung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah (Jateng) tuai sorotan. Disdikbud Jateng pun langsung mencopot tulisan dan lakukan evaluasi menyeluruh.
Diketahui, video yang mengungkap kesalahan penulisan aksara Jawa pada gedung Disdikbud Jateng itu diunggah akun Instagram @nulisjawayuk. Video yang mengupas kesalahan penulisan itu telah disukai sekitar 5 ribu akun dan menuai komentar dari 330 akun.
"Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah ternyata masih ada salah penulisan aksara jawanya," tulis akun @nulisjawayuk, seperti dilihat detikJateng, Kamis (5/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan dalam video tersebut, terdapat kesalahan penulisan dalam kata 'Pemerintah' sebab adanya pangkon di tengah kata. Seharusnya, pangkon hanya digunakan di akhir kata.
Pangkon itu juga beberapa kali digunakan di tengah kata, dalam kata 'Pendidikan' dan 'Provinsi'. Tak hanya itu, kesalahan juga terdapat di kata 'Provinsi' sebab adanya taling-tarung berjejer yang diletakkan di belakang aksara.
Pantauan detikJateng di Kantor Disdikbud Jateng, Kecamatan Semarang Tengah, tampak pekerja tengah mencopot tulisan aksara Jawa di papan Disdikbud Jateng siang ini.
Kepala Disdikbud Jateng Uswatun Hasanah mengatakan, pencopotan tulisan itu langsung dilakukan hari ini, buntut viralnya video yang menunjukkan kesalahan penulisan pada aksara Jawa di gedung Disdikbud Jateng.
"Atas kesalahan itu kami mengaku khilaf dan salah dan hari ini juga sudah diturunkan untuk selanjutnya nanti ditindaklanjuti dengan pembenahan yang benar dengan melibatkan ahlinya ahli," kata Uswatun kepada awak media di Kantor Gubernur Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Rabu (5/3/2025).
Aksara Jawa itu diperkirakan telah dipasang sejak 2022. Uswatun pun berterima kasih kepada pihak yang merevisi sehingga bisa langsung dilakukan perbaikan.
"Saya mengucapkan terima kasih atas pencermatan dari semua pihak kaitan dengan tata tulis itu. Memang bagian dari tugas kita semuanya untuk mengawal apapun yang perlu pengawasan," ungkapnya.
Menurutnya, kesalahan itu terjadi lantaran adanya human error. Kesalahan terjadi dimungkinkan akibat kurangnya verifikasi lebih lanjut kepada ahli.
"Sebenarnya karena human error. Pastinya ketika menuliskan itu sudah konsultasi dengan orang yang pintar nulis Jawa, tapi mungkin karena yang tanya juga mungkin nggak tahu," ungkapnya.
"Kesalahannya kita nggak melakukan verifikasi atau triangulasi ke sumber yang lain," lanjutnya.
Pihaknya pun telah melakukan koordinasi dengan jajaran Disdikbud Jateng. Ke depan, akan dilakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan tulisan aksara Jawa yang terpasang di berbagai fasilitas publik sudah sesuai kaidah kepenulisan.
"Semua tulisan-tulisan di tempat publik yang ada tulisan aksara Jawanya itu akan segera dicek, dievaluasi dan dilakukan pembenahan," tuturnya.
"Nanti dicek semuanya, ya di sekolah-sekolah, di museum, di Taman Budaya, semuanya yang di bawah Dinas Pendidikan. Menyeluruh," sambungnya.
(ahr/apu)