Para kepala daerah yang baru dilantik selanjutnya mengikuti retret di Akmil Magelang selama sepekan ke depan. Tetapi, sejumlah kepala daerah dari PDIP memilih tidak ikut retret menyusul adanya instruksi dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang tertuang dalam surat Nomor 7294/IN/DPP/II/2025.
Surat instruksi yang diterbitkan Kamis (20/2) itu meminta kepada seluruh kepala daerah dari PDIP agar tidak mengikuti retret di Magelang. Berikut fakta-fakta retret kepala daerah di Akmil Magelang.
Kepala Daerah dari PDIP Tetap Ikut Retret
Meski sudah muncul instruksi dari Megawati, nyatanya masih saja ada kepala daerah dari PDIP yang tetap ikut retret. Seperti halnya Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paramitha memutuskan tetap mengikuti retret kepala daerah yang digelar di Akademi Militer (Akmil) Magelang meski beredar instruksi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Pernyataan itu disampaikan usai tasyakuran di Pendopo Brebes, Jumat (21/2/2025) pukul 00.30 WIB. Dia mengatakan akan tetap mengikuti retret usai mengikuti pelantikan di Jakarta, Kamis (20/2).
"Setelah ini, saya akan mengikuti retret di Magelang," ujar wanita yang akrab disapa Mitha tersebut.
Dia mengaku sudah tahu soal instruksi Megawati agar semua kepala daerah dari PDIP menunda mengikuti retret di Akmil Magelang. Namun, dia mengaku tetap berangkat mengikuti retret di Magelang.
"Berangkat, demi kepentingan masyarakat," paparnya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Bupati Grobogan, Setyo Hadi. Setyo juga memastikan ikut retret kepala daerah di Magelang. Kader PDIP itu enggan berkomentar soal instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar kepala daerah PDIP menunda mengikuti retret.
"Habis Paripurna langsung ke Magelang," kata Setyo terkait retret kepada wartawan di pendopo, Jumat (21/2/2025).
Kepala Daerah dari PDIP Tunggu Instruksi
Adapun kepala daerah yang tegak lurus dan tidak ikut retret seperti Bupati Karanganyar, Rober Christanto.
"Saya akan tegak lurus dengan instruksi Bu Ketum, dan kami menunggu perintah berikutnya," kata Rober saat dihubungi awak media, Jumat (21/2/2025).
Bupati Semarang dari PDIP, Ngesti Nugraha juga mengatakan masih menunggu instruksi dari partainya. Hal itu diungkapkan Ngesti usai Rapat Koordinasi Perdana Bupati dan Wakil Bupati Semarang periode 2025-2030 dan tasyakuran di Kantor Setda Kabupaten Semarang hari ini.
"Sudah saya sudah menerima surat edaran secara resmi dari Ketua Umum PDIP soal menunda keberangkatan retret di Magelang tadi malam," kata Ngesti saat ditemui di kantor Setda Kabupaten Semarang, Jumat (21/2/2025)
"Tapi kita akan lihat dulu perkembangannya seperti apa nanti dari pusat, artinya ya sekarang ini saya menunggu dulu perkembangannya dulu sekarang," imbuhnya.
Sementara menunggu instruksi lanjutan dari PDIP, Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng memilih melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar Pasar Dugderan di depan Masjid Agung Kauman Semarang. Dia membawa sapu dan ikut bersih-bersih bersama sejumlah pejabat dan petugas kebersihan.
Agustina yang juga Bendahara DPD PDIP Jateng itu mengikuti instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk tidak berangkat retret.
"Perintah Ketua Umum saya keberangkatan ditunda, jadi menghabiskan waktu proses tunggu perintah lanjutan, nah saya ke sini. Karena Magelang dekat, kalau tiba-tiba boleh datang, saya pergi," ujar Agustina, Jumat (21/2).
47 Kepala Daerah Tak Ikut Retret
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, menerangkan ada 47 kepala daerah yang tidak ikut retret di Akmil Magelang tanpa alasan. Selain itu ada 6 kepala daerah yang juga absen, namun menyertakan alasan sakit dan ada keperluan keluarga
"Jadi, yang tidak datang ini kan tadi mungkin terlambat, mungkin tersendat, dan lain-lain begitu. Jadi, tadi berapa, 47. 47 belum hadir di sini. Ya, ini masih kita dalami," kata Bima, Jumat (21/2/2025).
Perihal asal partai 47 kepala daerah yang absen tanpa alasan itu, kata Bima Arya, dia baru menerima data mentah. Pihaknya belum mengetahuinya secara pasti.
"Artinya tidak ada kabar ini. Ini bisa saja dari latar belakang manapun. Bisa juga masih belum masuk ya. Bisa juga mungkin terlambat atau ada hal-hal lain. Nah, karena itu panitia akan terus menghubungi yang belum hadir ini dengan meminta kejelasan apakah akan datang terlambat, apakah harus digantikan oleh wakil begitu," tegasnya.
Dia juga menjelaskan, ada 6 kepala daerah yang absen dengan alasan. Rinciannya, 5 kepala daerah sedang sakit dan 1 kepala daerah ada kepentingan keluarga.
Saat disinggung apakah 35 kepala daerah di Jawa Tengah ada yang tidak hadir, kata Bima, pihaknya tidak bisa merekap berdasarkan provinsi.
"Ini kami cepat-cepat saja karena tadi ada janji dari kami panitia untuk menyampaikan data terkini. Maka, itu data yang baru kita miliki hari ini. Nanti kita akan pelajari lagi rekap detailnya seperti apa," sambungnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Retret Gelombang II
Adanya puluhan kepala daerah yang absen alias tidak ikut retret di Akmil Magelang membuka opsi adanya retret gelombang II. Hal ini juga diungkapkan oleh Bima Arya.
"Ya, mengikuti acara yang sama pada gelombang berikutnya," kata Bima Arya kepada media di gerbang Akmil Magelang, Jumat (21/2/2025).
Pelaksanaan retret kepala daerah gelombang kedua itu menunggu sidang sengketa hasil pilkada dari Mahkamah Konstitusi (MK).
"Ya, menunggu keputusan MK," sambungnya.
Jokowi Turut Angkat Bicara
Presiden ke-7 RI Jokowi turut angkat bicara terkait dengan adanya kepala daerah yang tidak ikut retret. Jokowi yang juga eks kader PDIP ini menyebut para kepala daerah diundang langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Ini kan urusan pemerintahan, yang diundang kepala daerah, yang mengundang Presiden," kata Jokowi saat ditemui di rumahnya di Sumber, Banjarsari, Solo, Jumat (21/2/2025).
Menurut Jokowi, semestinya kepala daerah yang sudah dilantik tetap hadir. Jokowi juga mengingatkan para kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat, bukan untuk kepentingan yang lain.
"Ya mestinya hadir, datang, karena mereka dipilih oleh rakyat dan untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara bukan untuk yang lain. (Melihat situasi seperti ini) Ya biasa," ujar dia.