Pertanyaan tentang apakah wanita haid boleh baca Surah Yasin di malam Nisfu Syaban sering muncul di kalangan umat Islam. Sebagai bagian dari Al-Quran, hukum membaca Yasin tentu berkaitan dengan hukum membaca Al-Quran bagi wanita yang sedang haid.
Anjuran membaca Yasin di malam Nisfu Syaban sendiri disampaikan oleh sejumlah ulama. Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, setidaknya terdapat empat ulama yang mengajurkan yaitu Ad-Dairabi, Syeikh Hasan bin Abdullah Ba'alawi Al Haddad, Sayyid Murtadha Az-Zabidi, serta Syekh Abdul Hamid dalam Kitab Kanzun Najah Was-Surur.
Lantas, seperti apakah hukumnya jika wanita haid juga berkeinginan untuk membaca Yasin di malam Nisfu Syaban? Mari simak penjelasan lengkap di bawah ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita Haid Boleh Baca Yasin di Malam Nisfu Syaban atau Tidak?
Dikutip dari buku Mencari Pahala Disaat Haid tulisan Ratu Aprilia Senja, beberapa ulama berpendapat bahwa wanita haid tetap diperbolehkan membaca Al-Quran, termasuk Surat Yasin, karena tidak ada dalil yang secara tegas melarangnya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah radhiyallahu 'anha ketika beliau sedang dalam keadaan haid saat berhaji:
فَا فَعَلى مَا يَفْعَلُ الحَاجَ غَيْرَانَ لَا تَوْفِي بِالْبَيْتِ حَتَّى تَظهري
"Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan thawaf di Ka'bah hingga engkau suci." (HR Bukhari Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa wanita haid tetap boleh melakukan ibadah lainnya selain thawaf dan sholat. Syekh Al-Albani dalam kitab Hajjatun Nabi menjelaskan, membaca Al-Quran merupakan salah satu amalan utama dalam ibadah haji.
Jika memang wanita haid dilarang membaca Al-Quran, tentu Rasulullah SAW akan menjelaskannya secara khusus, sebagaimana beliau melarang sholat dan thawaf bagi wanita yang sedang haid. Karena tidak ada nash yang melarang, maka membaca Al-Quran ketika haid diperbolehkan.
Selain itu, dalam kitab Al-Fatawa, Syekh Ibnu Taimiyah juga menegaskan tidak adanya hadits shahih yang melarang wanita haid untuk membaca Al-Quran. Hadits yang menyebutkan bahwa "wanita haid dan orang junub tidak boleh membaca ayat Al-Quran" dikategorikan sebagai hadits dhaif oleh para ahli hadits.
Ibnu Taimiyah juga menyatakan bahwa jika memang membaca Al-Quran dilarang bagi wanita haid, tentu Rasulullah SAW akan menjelaskan hal itu kepada istri-istri dan para sahabatnya. Namun, tidak ada riwayat yang menunjukkan bahwa beliau pernah melarangnya.
Berdasarkan pendapat ulama di atas, membaca Surah Yasin pada malam Nisfu Syaban bagi wanita yang sedang haid tidaklah terlarang. Justru, malam Nisfu Syaban adalah momen yang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk membaca Al-Quran dan berdoa. Oleh karena itu, seorang wanita yang sedang haid tetap dapat mengamalkan bacaan Surah Yasin sebagai bagian dari ibadah dan doa di malam yang penuh berkah ini.
Tata Cara Membaca Surat Yasin 3 Kali pada Malam Nisfu Syaban
Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, tata cara membaca surat Yasin 3 kali pada malam Nisfu Syaban didahului dengan sholat sunnah. Namun, wanita yang sedang haid diharamkan untuk mengerjakan sholat. Oleh karena itu, kita bisa langsung membaca Yasin dan membaca doa-doanya. Mari simak tata cara membaca surat Yasin Nisfu Syaban menurut pendapat Sayyid Murtadha Az-Zabidi berikut ini.
- Bacaan Yasin pertama diniatkan untuk memohon keberkahan umur dan taufik dalam ketaatan kepada Allah.
- Bacaan Yasin kedua diniatkan untuk memohon keberkahan rezeki dan perlindungan dari kesulitan hidup.
- Bacaan Yasin ketiga diniatkan untuk memohon husnul khatimah (akhir hayat yang baik).
Setiap selesai membaca Surat Yasin, dianjurkan membaca Doa Nisfu Syaban berikut:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ، اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ، ظَهْرَ اللَّاجِئِينَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيرِينَ، وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مَقْتَرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِرَارَ رِزْقِي، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ: يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ، وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ، إِلَٰهِى بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمَةِ، الَّتِي يُفْرَقُ فِيهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لَا نَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Allāhumma yā dzal-manni wa lā yumannu 'alayh, yā dzal-jalāli wal-ikrām, yā dzath-thauli wal-in'ām, lā ilāha illā anta, zhahral-lājī'īn, wa jāral-mustajīrīn, wa amānal-khā'ifīn.
Allāhumma in kunta katabtani 'indaka fī ummil-kitābi syaqiyyān, aw mahrūmān, aw muqattaran 'alayya fī rizqī, famhu. Allāhumma bi fadhlika syaqāwatī wa hirmānī, wa tardī wa iqtāra rizqī, wa atsbitnī 'indaka fī ummil-kitābi sa'īdan, marzūqan, muwaffaqan lil-khairāt.
Fa innaka qulta wa qawluka al-haqqu fī kitābikal-munzali 'alā lisāni nabiyyikal-mursal: "Yamhu-llāhu mā yasyā'u wa yutsbit, wa 'indahu ummul-kitāb."
Ilāhī bit-tajallīl a'zham, fī laylatin-nisfi min syahri sya'bān al-mukarram, allatī yufraqu fīhā kullu amrin hakīm wa yubram. As'aluka an taksyifa 'annā minal-balā'i mā na'lamu wa mā lā na'lam, wa mā anta bihi a'lam.
Innaka antal-a'azzu al-akram. Wa shallallāhu ta'ālā 'alā sayyidinā Muhammadin, wa 'alā ālihī wa shahbihī wa sallam. Wal-hamdu lillāhi rabbil-'ālamīn.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, Dzat yang Maha Pemberi Nikmat dan tidak ada yang memberi nikmat kepada-Mu. Ya Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, Ya Dzat yang memiliki karunia dan pemberian. Tiada Tuhan selain Engkau, tempat berlindung bagi orang-orang yang memohon perlindungan, pelindung bagi mereka yang meminta perlindungan, dan tempat aman bagi mereka yang merasa takut.
Ya Allah, jika Engkau telah menetapkan aku dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) sebagai orang yang celaka, terhalang dari rahmat-Mu, terusir, atau sempit dalam rezeki, maka hapuslah ketetapan itu. Ya Allah, dengan anugerah-Mu, hapuslah kesengsaraanku, kekuranganku, keterusiranku, dan kesempitan rezekiku. Tetapkanlah aku dalam Ummul Kitab sebagai orang yang beruntung, mendapat rezeki, serta diberi taufik untuk melakukan kebaikan.
Sesungguhnya Engkau telah berfirman, dan firman-Mu adalah kebenaran dalam kitab-Mu yang diturunkan kepada Nabi-Mu yang diutus: "Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya-lah Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)." (QS. Ar-Ra'd: 39).
Wahai Tuhanku, dengan kemuliaan-Mu yang agung pada malam Nisfu Syaban yang penuh berkah, di mana segala urusan yang penuh hikmah ditentukan dan ditetapkan, aku memohon kepada-Mu agar Engkau mengangkat dari kami segala bala (musibah), baik yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, dan Engkau lebih mengetahui daripada kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Mulia dan Maha Dermawan. Semoga Allah mencurahkan shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Amalan Malam Nisfu Syaban untuk Wanita Haid
Selain membaca Yasin sebanyak 3 kali, wanita yang sedang haid juga diperbolehkan untuk mengerjakan sejumlah amalan lain pada malam Nisfu Syaban. Mari kita simak penjelasannya di bawah ini yang dihimpun dari laman resmi Nahdlatul Ulama dan serta buku Mencari Pahala Disaat Haid tulisan Ratu Aprilia Senja!
1. Memperbanyak Dzikir
Amalan utama yang dapat dilakukan oleh wanita haid pada malam Nisfu Syaban adalah memperbanyak dzikir. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), dzikir merupakan ibadah yang tidak termasuk dalam larangan bagi wanita yang sedang haid, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Qalyûbî wa 'Umairah:
"Disarankan untuk mengisi malam hari raya, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, dengan melakukan dzikir dan sholat, terutama sholat tasbih. Minimal, melibatkan diri dalam sholat Isya berjamaah dan meneguhkan niat untuk melaksanakan sholat Subuh berjamaah. Praktik yang sama juga dianjurkan pada malam Nisfu Syaban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada waktu-waktu tersebut doa memiliki keberkahan."
Ada pun dzikir dapat dilakukan dengan membaca beberapa bacaan seperti berikut ini:
Tasbih
سُبْحَانَ اللَّهِ
Subhanallah
Artinya: "Maha Suci Allah"
Tahmid
الْحَمْدُ لِلَّهِ
Alhamdulillah
Artinya: "Segala puji bagi Allah"
Tahlil
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ
La ilaha illallah
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah"
Takbir
اللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar"
2. Memperbanyak Istighfar
Malam Nisfu Syaban sering disebut sebagai lailatul maghfirah atau malam pengampunan. Oleh karena itu, muslimah yang sedang haid juga dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dengan membaca:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ العَظِيْمَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astagfirullahal 'azhim wa atubu ilaih
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dan aku bertaubat kepada-Nya."
Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitabnya menjelaskan tentang pentingnya istighfar pada malam Nisfu Syaban sebagai wujud introspeksi diri dan mendekatkan diri kepada Allah karena pada malam ini, Allah mengampuni segala dosa kecuali bagi mereka yang musyrik atau memiliki permusuhan dalam hatinya.
3. Membaca Sholawat Nabi
Selanjutnya, kita juga dapat memperbanyak sholawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat merupakan amalan yang sangat dianjurkan kapan saja, termasuk pada malam Nisfu Syaban, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kalian atas Nabi dan sampaikanlah salam penghormatan kepada-Nya." (QS Al-Ahzab: 56)
Ibnu Abi Al-Shoif Al-Yamani menyebutkan, bulan Syaban adalah bulan bersholawat kepada Nabi, karena ayat ini turun pada bulan Syaban. Habib Umar bin Hafidz juga menganjurkan untuk membaca sholawat berikut:
اللَّهُمّٓ صَلِّ وسلِّم على سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ حَبيبِ الرَّحْمَنْ، عَدَدَ ما يَكونْ وما قَدْ كَانْ
Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammadin habib al-Rahman, 'adada ma yakun wa ma qad kana.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah salam dan rahmat kepada junjungan kami Muhammad, kekasih Yang Maha Pemurah, sebanyak yang akan terjadi dan sebanyak yang telah terjadi)."
4. Memperbanyak Doa
Pada malam Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk banyak berdoa karena doa yang dipanjatkan pada malam ini memiliki keutamaan besar. Dalam hadits riwayat Al-Baihaqi dijelaskan:
يَنْزِلُ اللَّهُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِكُلِّ شَيْءٍ، إِلَّا لِرَجُلٍ مُشْرِكٍ أَوْ رَجُلٍ فِي قَلْبِهِ شِحْنَاءٌ
"Allah turun ke langit dunia pada malam Nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang dalam hatinya terdapat kebencian." (HR Al-Baihaqi)
Maka, seorang muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa terbaik bagi diri sendiri, keluarga, dan sesama, serta memohon pengampunan dari Allah. Begitu juga dengan muslimah yang sedang haid karena tidak ada larangan baginya untuk berdoa meski tidak dalam keadaan suci.
5. Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
Amalan terakhir yang dapat dilakukan muslimah haid di malam Nisfu Syaban adalah membaca dua kalimat syahadat. Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Ithmi'nânul Qulûb Bidzikri 'Allâmil Ghuyûb menyebutkan bahwa seorang Muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu istimewa, termasuk bulan Syaban, untuk banyak mengucapkan:
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ
La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah."
Menurutnya, memperbanyak syahadat di waktu-waktu penuh berkah dapat menjadi sarana untuk memperkuat keimanan dan meraih ridha Allah.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai hukum membaca Yasin di malam Nisfu Syaban bagi wanita yang sedang haid. Jangan lupa lakukan berbagai amalan lainnya untuk meraih keberkahan di malam mulia ini. Semoga bermanfaat!
(sto/ams)