Duka menggelayut di tengah proses pembangunan proyek Rumah Sakit (RS) Pembinaan Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah Blora. Lift crane yang dinaiki 13 pekerja terjun bebas dari ketinggian belasan meter, menewaskan tiga orang di antaranya.
Mereka terjatuh dari Tower Crane di proyek tersebut, saat hendak naik ke bangunan atas setinggi 5 lantai. Proyek tersebut bersebelahan dengan bangunan utama RS PKU Muhammadiyah di Seso, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.
Dirangkum detikJateng, berikut fakta-fakta kecelakaan kerja memilukan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tali Crane Putus
Salah satu saksi mata, Susilo, mengungkapkan insiden itu terjadi Sabtu (8/2) pagi. Lift crane yang dipakai biasa digunakan untuk naik turun antara lantai 1 hingga 5.
"Kejadian itu sekitar pukul 07.30 WIB. Saya kan tukang parkir ngurusi sepeda motor jadi tahu sendiri. Begitu para pekerja naik (crane) itu kan saya lihat, (mereka) mau bekerja," jelasnya, Sabtu (8/2/2025).
"Yang di dalam crane itu ketingale (kayaknya) 13 orang. Ada yang bawa helm ada yang tidak. Tiga orang yang meninggal," lanjutnya.
Dia mengatakan 13 korban terjatuh dari ketinggian 5 lantai setelah tali crane putus.
"Tiba tiba tali crane putus dan brak, pekerja jatuh," ucapnya.
![]() |
2. Para Korban Jatuh dari Ketinggian 12 Meter
Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Selamet, menuturkan pihaknya segera ke lokasi usai menerima laporan dari mandor proyek.
"Pada saat mendatangi TKP, para korban sudah dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah," jelasnya.
Selamet menjelaskan berdasarkan hasil penyelidikan dan olah TKP, para korban hendak ke lantai 5. Namun, tali crane putus, menyebabkan mereka terjun bebas dari ketinggian 12 meter.
"Pada saat lift naik kurang lebih 12 meter, tahu-tahu lift tersebut jatuh terjun bebas. Akhirnya penumpang yang ada di dalamnya sebanyak 13 orang mengalami luka. 3 meninggal, 10 luka-luka," paparnya.
3. Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Lift Crane Jatuh
AKP Selamet melanjutkan menjabarkan dugaan penyebab lift itu bisa jatuh dan menewaskan 3 pekerja. Dia berujar, diduga mesin lift mengalami kerusakan.
"Informasi sementara yang kami dapatkan di lapangan ada kerusakan mesin lift itu. Karena cara penggunaan atau operasionalnya itu ada operator yang memencet di remote itu ada up dan down," ujarnya.
Dia menjabarkan sebenarnya sebelum insiden, ada pekerja yang berhasil naik menggunakan lift crane itu. Nahasnya, rombongan kedua mengalami masalah berujung kecelakaan kerja tersebut.
"Jadi pada saat kejadian itu membawa pekerja trip yang kedua. Trip yang pertama aman tidak ada masalah, trip kedua mengangkut 13 orang, dan di saat di tengah di ketinggian 12 meter tahu-tahu lepas, ada trouble di mesin lift itu," bebernya.
Dia mengatakan lift berkapasitas 2 ton. Sampai saat ini pihaknya memastikan kecelakaan tersebut apakah kelalaian atau murni kecelakaan.
"Kalau kapasitas yang tercantum di mesin itu 2 ton, jadi kalau 13 orang mungkin itu belum melebihi kapasitas. Sementara masih kami lakukan penyelidikan dan klarifikasi apakah kelalaian atau murni kecelakaan," jelasnya.
(apu/apu)