Salah seorang masyarakat bernama Yuliyanto membuat aduan di Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS). Dia menyebut ada kegaduhan yang terjadi di Pasar Jongke, Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Seperti apa faktanya?
Yuliyanto membuat aduan sebanyak dua kali pada Rabu (5/2/2025) malam. Dalam aduannya dilengkapi foto seorang pria.
Aduan pertama berjudul 'Kegaduhan di pasar Jongke lantai 3' dengan narasi aduan "Oknum j**** yang mengancam pedagang di pasar Jongke". Lalu aduan kedua berjudul 'Adanya ormas yang mengancam pedagang' dengan narasi aduan "Keresahan yang menimbulkan pedagang tidak nyaman berjualan karena ada salah satu ormas".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dimintai konfirmasi, Lurah Pasar Jongke, Anang Banto, menepis adanya kegaduhan. Anang menjelaskan awalnya pengelola mandi, cuci, kakus (MCK) di lantai 3 Pasar Jongke mengeluhkan akses jalan ke MCK tertutup oleh pedagang kuliner.
Kejadian itu terjadi di lantai 3 Pasar Jongke pada Rabu (5/2) sekitar pukul 10.00 WIB.
"Kemarin itu kan pengelola MCK aksesnya tertutup oleh tikar. Jadi jalan ke MCK melewati pedagang kuliner, biasanya dibuat duduk digelar tikar akhirnya tertutup. Sudah saya tertibkan, karena memang itu jalan," kata Anang saat dihubungi awak media, Kamis (6/2/2025).
"Tidak sampai ribut, pengelolanya MCK menemui saya untuk ditertibkan," sambungnya.
Tertutupnya akses ke MCK itu memicu protes dari pengelola MCK yang mengadukannya ke pengelola pasar. Namun pengelola MCK yang mengadu itu mengajak temannya yang diduga oleh pedagang sebagai anggota ormas.
"Kemarin pihak MCK membawa temannya, tapi tidak mengaku dari ormas. Tapi itu sudah saya tertibkan," ucapnya.
Anang menjelaskan pengelolaan MCK memang dilakukan oleh pihak ketiga yang memenangkan lelang. Saat ini, masalah antara pengelola MCK dan pedagang sudah selesai dengan damai.
"Saya tertibkan, tidak ada benturan fisik apa-apa," pungkasnya.
(ams/ahr)