Ulah pendaki bikin konten pura-pura kencing di Tlogo Kuning Gunung Lawu bikin geram relawan. Kini pendaki bernama Abu Khoir itu mendatangi basecamp untuk minta maaf.
Relawan Cetho, Eko Supardi, menuturkan pendaki tersebut datang ke basecamp pukul 15.00 WIB tadi. Pendaki tersebut datang untuk melakukan klarifikasi dan meminta maaf atas konten tersebut.
"Iya tadi sore datang ke Posko Cetho, tapi juga didatangi dari basecamp Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu untuk berkumpul. Tadi datang jam 3 sore selesai 17.30 WIB," kata Eko saat dihubungi detikJateng, Minggu (2/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko menjelaskan proses klarifikasi terbilang cukup lama karena harus memanggil pihak kepolisian dan Koramil setempat. Ia mengatakan ada tiga poin dalam pertemuan tersebut.
"Yang jelas, yang pertama disuruh take down videonya. Jadi untuk menghapus video yang sudah diupload di media sosial," ujarnya.
Dua poin lainnya terkait dengan surat pernyataan tertulis. Abu Khair juga masuk dalam daftar hitam (black list) pendaki gunung se-Jawa.
"Kedua membuat surat pernyataan tertulis. Ketiga diblacklist di gunung se-Jawa. (Itu disetujui) Disetujui, yang buat dia sendiri dan iya permintaan maaf," ungkapnya.
Eko menyebut permintaan maaf yang disampaikan oleh pendaki juga ditujukan kepada dua basecamp lainnya. Yakni, basecamp Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu.
"Tadi permintaan maaf disepakati dari tiga basecamp dari teman-teman yang tadi datang, koramil, kepolisian disepakati," bebernya.
Eko menjelaskan masa berlaku black list itu berlaku sampai jangka waktu yang tidak ditentukan. Dia berharap sanksi ini bisa membuat pendaki itu jera, dan tidak mengulangi perbuatannya.
"Jangka waktu tidak bisa ditentukan tinggal etika pendaki itu bagaimana ke basecamp, mungkin nanti sudah ambil hati temen basecamp ibarat dapat poin plus kita bisa bicarakan di kemudian hari. Untuk pelajaran teman-teman pendaki, iya jera, kita bisa buat konten tapi harus ibarat di sosmed harus hati-hati biar tidak sak-sak e (seenaknya)," jelasnya.
Eko menyebut Tlogo Kuning masih dipercaya sebagian masyarakat kaki Gunung Lawu sebagai tempat sembahyang. Oleh karena itu, para pendaki wajib menjaga etika saat mendaki ke Gunung Lawu.
"Iya, karena Tlogo Kuning Gunung Lawu itu kan dipercaya masyarakat, di kepercayaan itu masih ibarat untuk ritual sembahyang, kepercayaan itu. Ya biar tidak terjadi hal tidak diinginkan, kita masyarakat lereng Lawu menjaga kesakralan itu," bebernya.
Pihaknya pun sempat membuat surat somasi untuk pendaki tersebut, sebelum yang bersangkutan datang ke basecamp.
"Sempat menghubungi, terbit somasi terus selisih satu hari merapat ke Cetho sendirian," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah komunitas relawan Gunung Lawu dibuat geram dengan postingan salah seorang pendaki di akun Instagram @mr_***. Sebab, postingan tersebut dinilai tidak pantas.
Postingan video yang diunggah dua hari lalu itu menampilkan seorang pria berpose seolah sedang buang air kecil di Tlogo Kuning, lereng Gunung Lawu. Dalam caption unggahan videonya, dilihat detikJateng pada Jumat (31/1), si pemilik akun tersebut menyatakan bahwa air itu dari botol minuman, bukan air kencing.
(ams/ams)