Banjir masih melanda permukiman warga Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, sejak tiga hari lalu. Warga sambat karena tak bisa bekerja akibat banjir. Mereka pun mengaku belum mendapat bantuan.
Hal ini seperti dirasakan warga RT 1 RW 1 Desa Doropayung, Supriyadi. Supriyadi kesehariannya jualan makanan. Namun karena tiga hari ini rumahnya kebanjiran sehingga tidak bisa bekerja.
"Banjirnya pasang surut, pas pasang ya masuk lagi banjirnya. Jam 4 sore sudah masuk malam masuk ke dalam rumah," jelas Supri ditemui di lokasi, Sabtu (1/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supri kini tidak bisa bekerja sama sekali. Dia pun terpaksa harus kehilangan pendapatan ratusan ribu sehari karena dampak bencana alam ini.
"Saya sehari-hari jualan nasi, ini libur karena banjir. Nggak ada penghasilan sama sekali," jelasnya.
Lebih lanjut Supri mengatakan, selama tiga ini warga yang kebanjiran belum menerima bantuan. Seperti makanan dari pemerintah daerah.
Dirinya terpaksa menerjang banjir untuk membeli kebutuhan makanan. Meski demikian, dia memilih bertahan di rumah sambil menunggu banjir lekas surut.
"Dari banjir datang Rabu (29/1) malam sampai ini belum ada bantuan makanan,"jelasnya.
Tak hanya itu, Supri pun mulai mengeluh gatal-gatal karena banjir merendam sampai masuk ke dalam rumah. Dia berharap agar ada bantuan dari pemerintah.
"Ya dibutuhkan warga bahan makanan dan obat obatan karena gatal itu kan," ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Kabid Kedaruratan BPBD Pati Sutarno mengatakan wilayah yang kebanjiran sampai hari ini adalah Desa Doropayung, Kecamatan Juwana. Kedalaman banjir sampai 50 sentimeter.
"Itu Doropayung yang masih kebanjiran. Laporan dari teman-teman relawan 18 rumah teΕendam, ini hari ketiga," jelas Sutarno saat dihubungi detikJateng lewat telepon.
Sutarno menjelaskan, BPBD Pati akan mendistribusikan bantuan kepada warga terdampak banjir mulai Senin depan. "Insyaallah Senin akan kita berikan bantuan sembako," jelasnya.
Terkait daerah lain terdampak banjir, Sutarno menjelaskan beberapa desa sempat kebanjiran terutama di pinggir Sungai Silugonggo Juwana. Namun per hari ini berangsur surut.
"Lainnya sudah tidak ada banjir. Pada umumnya Banjarsari Gabus belum ada tanda-tanda banjir, yang mulai terdampak banjir memang di wilayah Doropayung Juwana," ungkap dia.
Sebelumnya, diketahui banjir di Desa Doropayung terjadi akibat luapan Sungai Silugonggo. Pantauan detikJateng pukul 10.30 WIB, banjir masih merendam permukiman Desa Doropayung, terutama di rumah-rumah yang berada di bantaran Sungai Silugonggo atau Sungai Juwana.
Kasi Pemerintahan Desa Doropayung Kecamatan Juwana, Saleh mengatakan banjir di desanya sudah tiga hari ini. Dia bilang banjir berangsur surut dibandingkan kemarin.
"Untuk kondisi saat ini berangsur surut karena kemarin cuacanya cerah. Jadi lebih rendah 10 sentimeter dari kemarin," kata Saleh saat ditemui detikJateng di lokasi, Sabtu (1/2/2025).
Saleh menjelaskan, saat ini masih ada 18 rumah warga yang terendam banjir, terdiri dari 22 kepala keluarga (KK) dengan 67 jiwa. Adapun yang terdampak banjir ada 83 rumah di 7 RT, dengan jumlah 105 KK dengan 295 jiwa.
Saleh menjelaskan, ketinggian banjir bervariasi. Ada rumah yang bagian dalamnya kebanjiran sampai setinggi 50 sentimeter. Sementara banjir di luar rumah atau di jalan mencapai 65 sentimeter.
"Yang masih ada air itu 18 rumah, karena memang kondisi rumah lama, tidak ada Pembangunan. Kondisinya lebih rendah dari jalan, sehingga terendam banjir," jelasnya.
(afn/dil)