Kala Walkot Solo Kena Kepruk Bakul Telur Gulung Rp 800 Ribu

Kala Walkot Solo Kena Kepruk Bakul Telur Gulung Rp 800 Ribu

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 28 Jan 2025 09:35 WIB
Wali Kota Solo Teguh Prakosa, saat membuka acara kirab Grebeg Sudiro di depan Pasar Gede, Kota Solo, Minggu (26/1/2025).
Wali Kota Solo Teguh Prakosa, saat membuka acara kirab Grebeg Sudiro di depan Pasar Gede, Kota Solo, Minggu (26/1/2025). Foto: dok. Humas dan Protokol Pemkot Solo
Solo -

Wali Kota Solo Teguh Prakosa kena kepruk harga saat memborong dagangan telur gulung saat acara Grebeg Sudiro di Pasar Gede. Teguh pun mengaku tak mempersoalkan hal itu.

"Ya, nggak apa-apa dikasih saja. Habis mau bagaimana, mau diapain? Benar atau tidak diserahkan pada mereka saja, kita niatnya mau ngelarisi," kata Teguh saat ditemui di Swiss Belhotel Solo, Senin (27/1/2025) malam.

Peristiwa itu terjadi pada momen menyambut Imlek, Grebeg Sudiro, Minggu (26/1) lalu. Kala itu beberapa pedagang berteriak meminta dagangannya diborong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video yang beredar bahkan MC pun kaget saat pedagang meminta Rp 800 ribu ke Teguh usai dagangannya diborong.

"Rp 800 ewu tenan ora kui (Rp 800 ribu beneran nggak itu)," kata salah satu pembawa acara di Grebeg Sudiro seperti dalam video yang diunggah akun @agendasolo, dilihat detikJateng pada Senin (27/1).

ADVERTISEMENT

Ketua Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Sumartono Hadinoto, pun dibuat kaget dengan harga ngepruk bakul telur gulung itu. Dia menceritakan awal mula Teguh memborong dagangan itu.

"Mereka teriak-teriak minta ditumbaske. Itu kan nunggu gunungan kue keranjang sampai di depan pasar gede. Di depan kerumunan massa itu ada yang jual telur gulung, di gelas gitu," kata Sumartono.

Teguh lalu memborong dagangan penjual telur gulung yang dikemas dalam gelas itu lalu membagikannya ke warga. Teguh lalu menyodorkan uang Rp 200 ribu ke pedagang karena merasa jumlah telur gulung yang diborong tidak terlalu banyak.

Namun, pedagang itu justru marah, dan mengklaim nampannya berisi 80 cup. Pedagang itu menyebut harga tiap cup Rp 10 ribu sehingga meminta uang Rp 800 ribu.

"Semua kaget yang di panggung, termasuk Pak Dandim," ucapnya.

Teguh pun disebut menambah uang yang diberikan kepada pedagang itu. Namun tidak Rp 800 ribu seperti yang diminta.

"Akhirnya di bawah Rp 400 ribu atau Rp 500 ribu gitu," ujarnya.

Sumartono menyebut Teguh hanya ingin membantu melarisi dagangan penjual asongan itu. "Ya niatnya melarisi karena kue keranjang belum datang, jadi Pak Wali beli sesuai harga jualnya," pungkasnya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads