Momen Terakhir Pengunjung Kafe Allo Sebelum Tertimbun Longsor Pekalongan

Momen Terakhir Pengunjung Kafe Allo Sebelum Tertimbun Longsor Pekalongan

Robby Bernardi - detikJateng
Kamis, 23 Jan 2025 16:27 WIB
Proses evakuasi jenazah korban longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Kamis (23/1/2025).
Proses evakuasi jenazah korban longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Kamis (23/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Sejumlah korban tertimbun longsor di Petungkriyono, Pekalongan, diketahui merupakan pengunjung Kafe Allo. Selain ramai pengunjung, disebutkan kafe ini menjadi salah satu lokasi warga berteduh.

Dalam video yang beredar di media sosial, menunjukkan area kafe cukup ramai pengunjung. Tampak beberapa orang tengah asyik berbincang dan tertawa, sedangkan cuaca di luar tampak hujan angin dan petir.

Akibat derasnya hujan, cuaca di luar Kafe Allo tampak gelap. Terlihat beberapa kali kilatan petir dalam video yang beredar tersebut.

Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya saat dimintai konfirmasi membenarkan video tersebut. Menurutnya, kondisi cuaca memang hujan lebat pada Senin (20/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi pada malam itu sejak sore terjadi hujan lebat. Aktivitas di Kafe Allo, banyak, seperti banyak yang tersebar di tiktok itu, satu jam sebelum longsor, itu situasi hujan, sehingga masyarakat yang melintasi sini, mendapatkan informasi di atas terjadi hujan dan longsor, banyak yang berteduh," ujar Rizky kepada detikJateng, di lokasi longsor Petungkriyono, Pekalongan, Kamis (23/1).

Menurutnya, pada saat kejadian di kafe itu ada puluhan orang.

ADVERTISEMENT

"Di Kafe Allo itu ada acara juga kegiatan keluarga dan juga warga berteduh menunggu hujan reda. Di kafe ada 25-30 orang," ungkapnya.

Penampakan cuaca di luar kafe Allo sesaat sebelum terdampak longsor Petungkriyono, Pekalongan, Kamis (23/1/2025).Penampakan cuaca di luar kafe Allo sesaat sebelum terdampak longsor Petungkriyono, Pekalongan, Kamis (23/1/2025). Foto: dok. tangkapan layar akun Tiktok

Tak hanya kafe, sejumlah warga yang berteduh di rumah Sekretaris Desa Kasimpar juga terdampak longsor. Di rumah Pak Sekdes itu selain warga setempat, ada beberapa korban dari warga yang berteduh di rumah tersebut.

"Titik pertama itu di rumah Pak Carik (Sekdes), pada berteduh. Kalau rumah penduduk dua, rumah pendeta dan Pak Carik. Rumah pendeta kosong. Rumah Pak Carik ini kebetulan banyak orang, perkiraan saksi mata ada 20 orang," jelas Rizky.

Rizky mengungkap sesaat sebelum longsor, sempat hujan lebat turun berjam-jam lamanya. Akibatnya akses jalan tertutup longsor sehingga banyak warga yang berteduh di rumah Pak Sekdes dan Kafe Allo.

Warga Petungkriyono yang juga relawan SAR dan Banser, Daryono menambahkan lokasi rumah Pak Sekdes dengan Kafe Allo tak begitu jauh.

"Lokasi Kafe dengan rumah Pak Sekdes tidak begitu jauh, sekitar 500 meter. Yang justru dekat dengan tebing itu lokasi kafenya," kata Daryono.

Dia menjelaskan meski jarak kafe dengan tebing cukup jauh, Kafe Allo justru terdampak longsor berupa batuan besar.

"Tebing longsor, banyak batu-batu yang besar-besar longsor mengenai kafe. Material longsor juga menutup aliran sungai kecil, hingga meluap ke bawah," ungkapnya.

Imbasnya, terjadi banjir bandang di sekitar lokasi. Menurutnya, sempat terdengar suara dentuman akibat longsoran batu raksasa yang mengenai kafe tersebut.

"Jadi ada dua titik longsoran yakni di rumahnya Pak Sekdes dan di kafe itu. Jaraknya tidak terlalu jauh. Bahkan, warga sempat mendengar suara dentuman keras, itu bisa jadi reruntuhan batu. Batunya besar-besar," tuturnya.




(ams/ahr)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjateng


Hide Ads