Tanggul Sungai Babadan Klaten Longsor, 1 Rumah Terancam

Tanggul Sungai Babadan Klaten Longsor, 1 Rumah Terancam

Achmad Hussein Syauqii - detikJateng
Kamis, 23 Jan 2025 15:20 WIB
Tanggul sungai Babadan, Karangdowo, Klaten, ditutup terpal akibat longsor, Kamis (23/1/2025).
Tanggul sungai Babadan, Karangdowo, Klaten, ditutup terpal akibat longsor, Kamis (23/1/2025). Foto: Achmad Hussein Sauqi/detikJateng
Klaten -

Tanggul Sungai yang berada di Desa Babadan, Kecamatan Karangdowo, Klaten mengalami longsor. Akibatnya sebuah rumah terancam roboh dan kini temboknya sudah retak.

"Longsornya sekitar isya (kemarin). Yang longsor tanah dan fondasi penahan jembatan," ungkap Udin (20) seorang warga kepada detikJateng di lokasi, Kamis (23/1/2025) siang.

Dijelaskan Udin, longsor terjadi setelah hujan deras saat malam. Panjang tanggul yang longsor panjangnya sekitar empat meter dengan tinggi sekitar tiga meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Empat meter, tinggi sekitar tiga meter. Rumah yang terancam cuma satu, tidak ada yang mengungsi," kata Udin.

Endah (45) pemilik rumah menyatakan tembok rumahnya kini retak akibat longsor tersebut. Untuk sementara tembok retak di bagian belakang rumah itu ditutup terpal.

ADVERTISEMENT

"Ngatos kula kei terpal pun bengkah kabeh njero niku (sampai saya beri terpal sudah retak semua dalam rumah)," ungkap Endah kepada detikJateng.

Pantauan detikJateng, longsor di dekat rumah Endah membuat fondasi rumah menjadi mepet air sungai karena tidak ada tanggul penahan. Tanah di lokasi juga mulai retak nyaris longsor.

Di sisi barat, longsor juga terjadi di sekitar rumah Wiro (60) yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi pertama. Longsor sekitar 6 meter dengan ketinggian 2-3 meter hanya tanah yang hilang sedang tembok tanggul masih utuh.

Dikonfirmasi, Kalak BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna menyatakan sudah mengecek lokasi. Untuk rumah di dekat jembatan mengancam rumah warga.

"Satu rumah yang terancam karena tembok sudah retak. Untuk penghuni rumah kita sarankan pindah ke rumah lainnya jika hujan dan penanganan kita koordinasikan dengan desa dipasang bambu lalu diuruk," jelas Syahruna kepada detikJateng.




(ahr/afn)


Hide Ads