Sebanyak 600 personel hari ini dikerahkan ke lokasi longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Empat anjing pelacak juga dilibatkan untuk mencari korban longsor yang belum ditemukan.
"Hari ini 600 orang kita turunkan dan juga melibatkan anjing pelacak empat," kata Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky Aditya Rizky saat ditemui detikJateng di Posko Induk Bencana Alam Kabupaten Pekalongan, di Petungkriyono, Rabu (22/1/2025).
Diketahui, bencana longsor itu terjadi pada Senin (20/1) petang. Ada tiga bangunan yang terdampak, yaitu dua rumah dan satu kafe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data terbaru pagi tadi, sebanyak 17 korban ditemukan meninggal dunia, 13 orang luka-luka, serta 9 orang dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.
Rizky menjelaskan, tiga bangunan yang terdampak longsor itu ialah rumah milik Pak Carik atau Sekretaris Desa (Sekdes) Kasimpar, rumah seorang pendeta, dan satu kafe.
![]() |
Saat kejadian longsor, rumah Sekdes Kasimpar dan kafe itu menjadi tempat berkumpul sejumlah orang. Sedangkan satu rumah pendeta yang turut roboh sedang dalam kondisi kosong.
"Rumah Pak Sekdes itu tempat berteduh, di sana sedianya lokasi aman, jauh dari tebing, lokasi (di) sawah, namun terkena longsor," kata Rizky.
"Lokasi kedua di kafe Alo, itu ada acara juga kegiatan keluarga dan juga warga berteduh menunggu hujan reda. Di kafe ada 25-30 orang, kita fokus itu. Untuk rumah warga di dukuh Kasimpar yang lain, aman," sambung dia.
Saat ini tim gabungan masih berupaya mencari sejumlah korban yang belum ditemukan. Tim gabungan juga melakukan pembersihan material longsor.
"Ada tiga tim. Tim pertama membersihkan material longsor yang menghambat akses menuju lokasi, di sana ada tiga titik longsor. Tim kedua dan ketiga fokus di titik pencarian di rumah Pak Carik (Sekdes) dan di kafe Alo," ujar Rizky.
"Tim keempat mencari korban di aliran sungai menuju ke Sungai Welo yang kemungkinan ada korban," imbuh dia.
(dil/apu)