Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Demak, kebanjiran karena tanggul Sungai Cabean jebol. Ketinggian air sempat berkisar antara 60 sentimeter hingga 1 meter pada pukul 11.00 WIB, dan kini berangsur surut.
Pantauan detikJateng di lokasi, banjir hampir merata di seluruh rumah warga di Desa Tlogoweru. Pada pukul 11.00 WIB tadi, ketinggian air di jalan utama desa berkisar 30-60 sentimeter dan berangsur surut.
"Kira-kira 900 kepala keluarga yang terdampak di Tlogoweru. Terdiri dari dua dukuh, Dukuh Weru dan Gatak," kata Kepala Dusun (Kadus) Sugiwaras-Tlogoweru, Sukip di lokasi, Selasa (21/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukip mengatakan, jebolnya tanggul tersebut menyebabkan sejumlah desa kebanjiran, yaitu Desa Tlogoweru, Bogosari, Temuroso, dan Sampang.
"Akibat tanggul Sungai Cabean sebelah kiri di wilayah Singopadu, Sidorejo, Karangawen, itu jebol ke kiri. Dampaknya ke Tlogoweru, Bogosari, Guntur, Temuroso, Sampang," ujarnya.
"Saya belum mengecek langsung ke sana, karena harus jalan kaki jauh. Kalau saya lihat dari sini itu sekitar 50 meter (panjang tanggul yang jebol)," sambung dia.
Sukip menyebut tanggul itu jebol sekitar pukul 23.30 WIB, Senin (20/1) malam.
"Jebolnya mulai jam 23.30 WIB, warga gotong-royong antisipasi meninggikan, menaruh barang-barang berharga di tempat yang tinggi," imbuhnya.
Sukip mengatakan, sebagian warga mengungsi ke keluarga terdekat yang tidak kebanjiran.
Ia menyebut tren banjir di desanya mengikuti debit air dari hulu. "Sementara kalau di atas (hulu) hujan lebat terjadi banjir, tapi kalau nanti di atas dari Jragung tidak hujan, sini juga akan surut," terangnya.
Sementara itu warga RT 7 RW 2, Dusun Gatak, Tlogoweru, Ikhwan (75) tampak sedang menyingkirkan lumpur dalam rumahnya. Dia bilang banjir mulai masuk rumahnya sekitar pukul 02.30 WIB dini hari.
"Di sini hanya dua orang sama Mbahne (istri). Semalam mengungsi jam 24.00 WIB di tempatnya anak saya di situ sebelah. Bersih bersih sejak 06.00 WIB," ujarnya.
(apu/dil)