Gaya hidup Gen Z terus mengalami perubahan seiring waktu. Salah satu tren terbaru yang muncul pada tahun 2025 adalah YONO, singkatan dari You Only Need One. Konsep ini menjadi respons terhadap pola konsumsi yang lebih boros di masa lalu, seperti YOLO (You Only Live Once) dan budaya flexing yang memprioritaskan kemewahan. Sudah tahu apa itu YONO, detikers?
YONO mengedepankan prinsip kesederhanaan, efisiensi, dan keberlanjutan dalam menjalani hidup. Prinsip ini benar-benar berbanding terbalik dengan YOLO dan diprediksi akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Pada kesempatan ini, kita akan mengenal lebih dalam tentang YONO dari penjelasan yang dihimpun dari Maeil Business Newspaper, The Korea Bizwire, serta South China Morning Post.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu YONO?
YONO adalah gaya hidup yang mendorong konsumsi dengan penuh pertimbangan. Prinsipnya sederhana, yaitu membeli barang yang benar-benar diperlukan, berkualitas, dan tahan lama. Penganut YONO tidak hanya menghemat uang tetapi juga pada nilai keberlanjutan. Dengan memilih produk yang multifungsi atau meminimalkan pembelian yang tidak penting, para pengikut YONO tidak hanya mengurangi pengeluaran tetapi juga dampak buruk terhadap lingkungan.
Tren ini muncul sebagai respons terhadap berbagai tekanan ekonomi, seperti inflasi yang meningkat, pendapatan yang stagnan, dan ketidakpastian akan masa depan. Generasi muda mulai meninggalkan kebiasaan konsumtif yang tidak terencana dan beralih ke pola hidup lebih hemat serta bijaksana.
YONO vs YOLO
Jika YOLO mendukung hidup dengan mengutamakan kepuasan instan dan pengalaman tanpa batas, YONO justru menawarkan pendekatan yang jauh lebih terkendali. YOLO sering kali memotivasi pembelian barang-barang mewah atau kegiatan yang berorientasi pada kesenangan semata. Sebaliknya, YONO menekankan pentingnya memilih hal-hal yang benar-benar memiliki nilai guna jangka panjang.
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada prioritas. Seseorang yang mengadopsi gaya hidup YONO akan lebih memilih menggunakan uangnya untuk kebutuhan mendasar, seperti makanan sehat, pakaian multifungsi, atau investasi kecil-kecilan, dibandingkan menghabiskannya untuk barang atau pengalaman yang bersifat sementara. Sebagai contoh, pengeluaran untuk makan di restoran mahal mulai bergeser ke makanan praktis dari toko swalayan atau produk siap saji yang ekonomis tetapi tetap bergizi.
Tren ini juga mengubah pola belanja fashion dan kecantikan. Jika sebelumnya barang branded menjadi simbol status, kini produk yang multifungsi dan terjangkau seperti pakaian reversibel atau kosmetik dengan banyak manfaat semakin diminati. Outlet dan merek specialty retailer of private label apparel (SPA) juga semakin populer karena menawarkan harga kompetitif dengan kualitas memadai.
Cara Menjalani Hidup dengan Prinsip YONO
Menjalani hidup dengan prinsip YONO membutuhkan perubahan pola pikir dan kebiasaan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Fokus pada Kebutuhan Esensial
Prioritaskan pengeluaran untuk hal-hal yang benar-benar diperlukan. Misalnya, belilah barang yang memiliki kualitas baik dan dapat digunakan dalam jangka panjang. Saat memilih pakaian, pertimbangkan model yang bisa digunakan untuk berbagai acara atau memiliki fungsi ganda.
2. Maksimalkan Penggunaan Teknologi
Gunakan aplikasi belanja yang menawarkan diskon, poin hadiah, atau cashback. Ini adalah cara cerdas untuk menghemat pengeluaran sekaligus mendapatkan keuntungan tambahan. Belanja dalam jumlah besar sekaligus juga menjadi strategi yang efektif untuk mengurangi biaya pengiriman.
3. Gaya Hidup Minimalis
Adopsi gaya hidup minimalis dengan hanya memiliki barang-barang yang memiliki nilai guna. Prinsip ini tidak hanya membantu mengurangi pengeluaran tetapi juga memberikan ruang lebih di rumah. Gaya hidup minimalis juga membuat kehidupan menjadi lebih teratur.
4. Pilih Investasi Jangka Panjang
Alihkan sebagian pengeluaran untuk investasi jangka panjang, seperti tabungan atau aset lain yang dapat meningkatkan kestabilan finansial. YONO tidak hanya soal hemat tetapi juga tentang mempersiapkan masa depan.
5. Dukungan pada Keberlanjutan
Pilih produk yang ramah lingkungan atau berkontribusi pada keberlanjutan. Contohnya, gunakan tas belanja kain alih-alih plastik sekali pakai atau pilih merek lokal yang mendukung etika produksi.
Gaya hidup YONO adalah jawaban atas tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh generasi muda saat ini. Dengan meninggalkan prinsip YOLO yang cenderung boros, YONO memberikan alternatif yang lebih realistis, praktis, dan berorientasi pada masa depan. Bukan hanya soal penghematan, YONO juga mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan.
Demikian penjelasan lengkap mengenai YONO, sebuah gaya hidup baru yang merupakan pergeseran dari YOLO. Semoga bermanfaat!
(par/apl)