Pembangunan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia rampung dikerjakan. Rencananya rumah sakit akan diresmikan pada Februari mendatang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Murtono, mengatakan jelang pertemuan Dubes Uni Emirat Arab (UEA), Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri, mengunjungi RS Kardiologi Emirates-Indonesia pada hari ini.
"Ya intinya dari Pak Dubes ditugaskan untuk melihat kesiapannya sebelum peresmian dan nanti untuk peresmian masih nunggu waktunya tapi memang ada informasi sekira bulan Februari. (Diresmikan Presiden?) Nggak tahu," katanya ditemui detikJateng di Harris Hotel, Kamis (9/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BM sapaannya, mengatakan pembangunan rumah sakit hibah dari Uni Emirat Arab itu dimulai sejak November 2023 saat ini sudah selesai semua. Rumah sakit seluas 2 hektare itu bisa mempunyai 130 kamar.
Menurutnya perlengkapan hingga alat-alat kesehatan sudah tiba semua di rumah sakit. Bahkan, tin dari Rumah Sakit Sardjito, Jogja juga telah melakukan uji terhadap alat-alat kesehatan.
"Perkembangan saat ini sudah selesai, alat-alat sudah disiapkan termasuk ini kan nanti ada kelola sementara oleh RS Sardjito, timnya dari Sardjito juga sudah mengunjungi rumah sakit kardiologi sudah uji fungsi alat," jelasnya.
Karena sudah dipersiapkan semua, kata Budi Murtono, RS Kardiologi tinggal diresmikan dan pemanfaatan operasional. Hanya saja, kata dia, saat ini masih proses penyiapan sumber daya manusia (SDM).
"Fasilitas sudah, sudah semua alat dikirim sudah, sudah uji fungsi tinggal operasional ini kan proses penyiapan SDM-nya,tenaga kesehatan," bebernya.
Mengenai tenaga kesehatan, dirinya menyebut akan berkolaborasi dengan RS Sardjito. Pemkot Solo nantinya akan membackup untuk tenaga kesehatan.
"Iya dari Sardjito (nakes) kolaborasi, sebagian Sardijto kita berusaha membackup tenaga dari dokter-dokter di kota Solo kita backup ke sana sebagian," bebernya.
Dia menambahkan, untuk awal BPJS belum bisa digunakan di RS Kardiologi Emirates-Indonesia. Menurutnya, usai diresmikan, rumah sakit tersebut berada di bawah Kementerian Kesehatan.
"(Anggaran RS) Nggak tahu, karena itu hibah dari sana (UEA), kita nggak pernah sampaikan berapa nilai. (BPJS) Belum. (Jadi RS rujukan?) Belum tahu, jadi bagaimana RS Sardjito, bagaimana Sardjito kita belum tahu. Masih di bawah Kementerian Kesehatan," pungkasnya.
(apl/aku)