Pasangan suami istri, Suratmo (56) dan Sutijah (59), menjadi korban penipuan oknum yang menjanjikan kedua anaknya diterima polisi. Bahkan, Suratmo sudah empat tahun bolak-balik Polres Pemalang untuk mengadukan kasus tersebut namun nihil.
"Tulung Pak Presiden, Pak Kapolri, Mabes, saya sudah empat tahun bolak balik ke Polres Pemalang hasilnya seperti ini, belum ada kepastian Pak Presiden, Pak Kapolri. Bagaimana biar uang saya kembali, saya pernah di Polres dan Polda (aduan)," kata Suratmo sembari menangis saat ditemui detikJateng di rumahnya di Desa Pelutan, Kamis (2/1/2025).
Kasus ini berawal pada 2020 silam. Kala itu Suratmo yang menjual bambu mengantar pesanan dengan becak ke rumah WH, ayah anggota Polres Pemalang inisial WT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat mampir ke rumah pelanggannya itu, Suratmo terpesona melihat foto WT yang berseragam polisi. Dia lalu curhat mengenai anaknya yang selalu gagal masuk menjadi Bintara.
"Saya tanya, 'Pak anak saya pengin jadi polisi'. Terus ditanya, lha sampeyan anake pingin jadi polisi punyanya apa? Sawah, pekarangan, dijual untuk ongkos biar uripe seneng (hidupnya bahagia)," kata Suratmo mengenang percakapan tersebut.
Suratmo pun menceritakan hal itu kepada istrinya. Keduanya lalu sepakat menjual sawah warisan seluas 2,6 ribu meter persegi. Saat itu, sawahnya laku Rp 1 miliar lebih 400 ribu.
"Setelah jual sawah, delapan hari kemudian beliau datang ke rumah, Saya katakan agar dua anak saya bisa masuk polisi. Kalau di awal satu orang Rp 350 juta, ini bisa sisa. Saya katakan juga tak kasih lebih agar anak saya dinasnya jangan jauh-jauh, di Pemalang saja," kata Suratmo.
Dia lalu menyerahkan uang Rp 900 juta secara bertahap. Pertama Rp 75 juta secara tunai, lalu Rp 275 juta secara tunai, kemudian Rp 500 juta lewat transfer, dan yang terakhir Rp 50 juta secara tunai.
"Tidak semuanya langsung diserahkan. Tapi minta apalah namanya DP di waktu berdekatan, ada yang alasannya Pak Kapolres mau pulang kampung, terus kakaknya hajatan, terus terakhir disuruh Polda untuk menggenapi Rp 900 juta," ujar dia.
Nahas, meski sudah menyetorkan uang, dua anak Suratmo gagal menjadi Bintara Polri. Salah satunya gagal di seleksi administrasi, sedangkan satunya lagi gagal sesampainya di Semarang.
"Ya sudah ada surat perjanjiannya, kalau tidak diterima uang semuanya kembali. Ada hitam di atas putihnya, bermaterai perjanjiannya. Tapi sampai sekarang uang tidak kembali," ucap Suratmo.
Suratmo pun mengaku sudah ikhlas kedua anaknya tak menjadi polisi. Dia hanya berharap uangnya bisa kembali.
Terkait hal ini, Kapolres pemalang, AKBP Eko Sunaryo membenarkan kasus tersebut. Eko menyebut anggota yang terlibat sudah diproses.
"Sudah, diproses hukum. Masih proses sidiknya," kata Eko Sunaryo melalui pesan singkat, Kamis (2/1).
(ams/afn)