Di awal 2024 terjadi sebuah tragedi memilukan di Kota Tegal, Jawa Tengah. Sebuah tempat hiburan bernama New Orange Karaoke terbakar hingga menewaskan enam pemandu lagu (LC).
Senin (15/1/2024) pagi sekira pukul 08.30 WIB, api begitu saja membakar tempat karaoke New Orange yang ada di Jalan Veteran. Api tersebut diduga berasal dari lantai tiga, tepatnya dari atap musala yang ada di tempat tersebut.
Peristiwa yang terjadi yang begitu pagi, mengakibatkan enam orang LC tidak bisa diselamatkan. Mereka terjebak di dalam tempat karaoke hingga ditemukan meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evakuasi yang dilakukan petugas pun berlangsung dramatis. Petugas menggunakan tangga darurat dan mobil khusus untuk bisa masuk ke lokasi kejadian. Para petugas juga menjebol dinding untuk mencari penghuni gedung yang masih terjebak. Empat ambulans pun disiagakan di tengah proses evakuasi.
Salah seorang saksi mata, Bela Safiani, menyebut para korban tewas tidak sempat menyelamatkan diri saat kebakaran. Ini karena para korban sedang tidur. Keenam korban disebut penghuni kamar di lantai dua tempat hiburan tersebut.
"Para korban terjebak di dalam. Tidak sempat lari karena sedang tidur," kata Bela Safiani, salah satu pemandu lagu yang selamat dari peristiwa itu, Senin (15/1/2024) siang.
Bela berujar, berhasil selamat karena saat kejadian ia berada di luar gedung. Dia melanjutkan, api yang membakar gedung menimbulkan asap tebal.
Sementara, para korban bersama rekan yang lain terjebak di dalam kamar. Sebagian dari mereka berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
"Yang tewas di tempat hanya beberapa, sementara lainnya ada yang meninggal di rumah sakit," ucap Bela.
Selain mengakibatkan enam orang meninggal, kebakaran horor itu juga mengakibatkan sembilan orang terluka. Para korban selanjutnya dilarikan ke RSUD Kardinah untuk mendapatkan perawatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, Zaenal Abidin, menyampaikan dari sembilan korban yang terluka salah satunya merupakan petugas Dinas Perhubungan Kota Tegal yang ikut melakukan evakuasi. Sementara delapan sisanya merupakan karyawan dan LC karaoke.
"Sementara ada sembilan masih dirawat, satu di antaranya petugas Dishub yang bantu evakuasi di lapangan," terang Zaenal.
Korban Meninggal Sesak Napas
Zaenal menambahkan, para korban tewas diduga karena sesak napas setelah menghirup karbon dioksida (CO2). Zaenal menyebut, tidak ada luka bakar di tubuh korban meninggal maupun luka. Para korban baik yang tewas maupun selamat, semuanya akibat sesak napas.
"Jadi memang tidak ada luka bakar. Yang dirawat itu karena lemas terlalu banyak menghirup karbon dioksida CO2," tegas Zaenal.
Kebakaran yang terjadi diduga disebabkan adanya korsleting listrik. Untuk memastikan penyebabnya, Tim Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) dan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah melakukan olah TKP pada Senin sorenya. Hasil sementara, api diduga dipicu dari korsleting yang membakar bagian atap musala di lantai tiga.
"Kemungkinan sementara karena korsleting, di bagian atap musola lantai tiga terbakar," kata Kasubdit 1 Ditreskrimum Polda Jawa Tengah, AKBP Agus Endro Wibowo di lokasi.
Endro mengatakan, api dari atap musala di lantai tiga bangunan. Meski api tidak meluas, namun mengeluarkan asap cukup pekat. Asap ini tidak bisa keluar karena bangunan minim ventilasi.
"Apinya tidak menjalar, hanya asapnya. Diduga banyak asap tebal kemungkinan itu dari kabel-kabel yang terbakar dinding peredam atau lainnya. Sehingga baunya menyengat," kata Endro.
Polisi masih terus melakukan pendalaman. Pasalnya sejumlah saksi belum bisa dimintai keterangan karena masih trauma.
"Dari para saksi belum sempat kita tanyai karena masih pada trauma," pungkas Endro.
(apl/ahr)