Lomba Tari Nasional Tingkat Jawa Tengah (Jateng) yang diselenggarakan Semarang Economy Creative (CEC) terancam batal digelar. Ketua Panitia, Mei, buka suara di hadapan para peserta.
Pantauan detikJateng, Jumat (20/12/2024) pukul 14.30 WIB, para peserta lomba tari yang didominasi pelajar SMP itu masih berkumpul di Taman Indonesia Kaya, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Mereka masih setia mengenakan atribut tari tanpa alas kaki. Beberapa marah-marah, beberapa lainnya ada yang menangis.
Sesekali mereka menyanyikan lagu dan meneriakkan kalimat sindiran kepada para panitia. Sementara itu, beberapa pelatih tari, pemilik sanggar, dan orang tua mengajukan protes kepada ketua panitia yang telah tiba di lokasi lomba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbincangan antara orang tua dan beberapa panitia itu berjalan panas. Para wali peserta tak terima dengan kerja panitia yang dinilai tak jelas karena hingga kini lomba yang seharusnya dimulai sejak pukul 09.00 WIB hingga siang hari belum juga dimulai.
Ketua Panitia, Mei, mengatakan pihaknya memberikan dua pilihan kepada para peserta yang masih bertahan di Taman Indonesia Kaya. Ia menjelaskannya di hadapan para peserta yang masih bertahan di lokasi.
"Dua opsi itu mungkin tidak terlalu memuaskan karena kejadian ini kejadian yang disesalkan kami semua. Next time tidak akan terjadi lagi," kata Mei di Taman Indonesia Kaya.
![]() |
Ia memberikan pilihan pertama yakni para peserta yang masih setia menunggu di Taman Indonesia Kaya untuk melanjutkan perlombaan. Mereka diminta untuk tetap menampilkan tarian yang disiapkan.
"Kita tidak memungkiri ada yang sudah pulang, kecewa, capek, tapi masih ada yang di sini. Jadi kita mau mengakomodir peserta secara adil, karena masih ada jurinya juga," jelasnya.
Pilihan itu pun langsung mendapat sorakan peserta. Mereka protes lantaran sudah menunggu terlalu lama. Mereka mengaku sudah tak ingin menari dan meminta kompensasi kepada panitia.
"Bagi (peserta) yang sudah tidak ada kami akan membicarakan kompensasi," jelasnya.
"Kejadian ini betul-betul di luar kuasa kami, kami akan introspeksi ke depan. Kami akan mengadakan event yang lebih baik lagi," sambungnya.
Para peserta masih kurang puas karena tak mendapatkan penjelasan soal alasan lomba tari tidak kunjung mulai dan dinilai kurang persiapan. Pasalnya, hingga siang hari para peserta tak diberi fasilitas dari panitia.
"(Kenapa tidak menjelaskan dari tadi?) Banyak faktor, karena kita perlu waktu berpikir, kami diskusi dulu sama teman-teman. Kebetulan saya ketua, tapi kan organisasi bukan milik pribadi," ungkapnya.
Event Tari Belum Ada Izin
Salah satu peserta mengungkapkan, hasil audiensi yang dilakukan di Kantor Gubernur menyampaikan perlombaan tersebut belum mendapatkan izin dari Pemrov Jateng. Padahal dalam pamflet tertulis perlombaan itu memperebutkan piala Gubernur.
"Kata yang di sana (Kantor Gubernur), tidak ada namanya trofi gubernur. Kita dibohongin. Jadi mau ada juara 1, 2, 3, percuma. Mana gubernurnya? Kita sudah cek yang di sana, nggak ada," jelas salah satu peserta.
Para peserta juga meminta ketua untuk menjelaskan alasannya di dalam audiensi bersama para pemilik sanggar yang diadakan di Kantor Gubernur Jateng. Mereka juga meminta ada perjanjian tertulis dari panitia soal adanya kompensasi.
Hingga pukul 14.58 WIB, para peserta masih telantar di Taman Indonesia Kaya. Sementara ketua panitia langsung pergi dengan alasan ingin berdiskusi dengan panitia dan menuju Kantor Gubernur.
(apu/ams)