Indonesia kembali berduka karena kehilangan salah satu sosok dalang kondang asal Sukoharjo bernama Ki Warseno Slenk. Sebagai wujud mengenang akan sosoknya, berikut profil Ki Warseno Slenk secara singkat.
Dalang Ki Warseno Slenk telah meninggal dunia pada hari ini Kamis (12/12/2024) sekitar pukul 04.15 WIB. Informasi seputar kepergian Ki Warseno Slenk ini telah dikonfirmasi oleh keponakannya yaitu Jatmiko. Disampaikan bahwa Ki Warseno Slenk sebelumnya telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo selama 2 hari karena mengalami serangan jantung.
Kepergian dari Ki Warseno Slenk ini cukup mengejutkan publik, terutama bagi mereka yang selama ini sering menyaksikan pementasan wayang yang selama ini disuguhkan olehnya. Lantas seperti apakah sosok Ki Warseno Slenk? Melalui artikel ini, detikJateng akan merangkum informasinya. Simak sekilas profil Ki Warseno Slenk melalui paparan berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil Ki Warseno Slenk
Mengacu dari jurnal 'Nilai Pendidikan Moral dalam Wayang Kulit dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam: Telaah Video Lakon Semar Mbangun Kahyangan Sanggit Ki Warseno Slenk)' karya Taufik Hidayat, disampaikan bahwa Ki Warseno Slenk lahir di Klaten pada tanggal 18 Juni 1965 silam. Sosoknya lahir dan dibesarkan di dalam keluarga seniman dengan ayah sekaligus kakeknya juga merupakan seorang dalang.
Ki Warseno Slenk sendiri merupakan saudara kandung dari dalang-dalang kondang lainnya bernama Ki Anom Suroto dan Ki Bagong. Ia telah menunjukkan ketertarikan di dunia wayang kulit sejak usianya kecil. Ki Warseno Slenk bahkan telah mengawali kariernya sebagai dalang pada usia 16 tahun.
Sementara itu, dijelaskan dalam jurnal lainnya yang bertajuk 'Wayang Kulit sebagai Media Dakwah Ki Anom Suroto' karya Alip Nuryanto dan Saepullah, bahwa ayah dari Ki Warseno Slenk bernama Ki Hardjodarsono dan kakeknya bernama Hardjomartoyo. Sosok tersebut merupakan dalang yang kondang di wilayah Jawa Tengah, terutama di Solo dan sekitarnya.
Nama Slenk sendiri rupanya diberikan oleh para penggemarnya yang menganggap pagelaran wayang yang ditampilkan oleh Ki Warseno berbeda dibandingkan dengan lainnya. Salah satu ciri khas yang dimiliki olehnya adalah menggunakan musik yang berkaitan erat dengan anak muda.
Lebih lanjut dalam riwayat pendidikannya, Ki Warseno Slenk telah menyelesaikan program doktoral di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kiprah Ki Warseno Slenk di Pewayangan
Mengutip dari buku 'Seni Pertunjukan Tradisional: Nilai, Fungsi, dan Tantangannya' yang ditulis oleh Drs Sujarno, dkk., Ki Warseno Slenk memiliki nama asli DR Ir H Warsina, MSi ini merupakan seorang dalang yang telah mengawali kariernya sebagai dalang sejak usia muda.
Sebagai sosok dalang, Ki Warseno Slenk pernah mengungkapkan terkait dengan pembagian tahapan dalam pagelaran wayang kulit dalam bukunya yang berjudul Seni Pertunjukan Tradisional. Melalui buku tersebut Ki Warseno Slenk memaparkan pagelaran wayang kulit terbagi atas tiga tahapan yang merujuk pada kehidupan manusia. Adapun tahapan yang dimaksud adalah patet nem atau masa lahir, patet sango atau masa dewasa, dan patet manyura atau masa kematian.
Terkait kiprahnya di dunia pewayangan, Ki Warseno Slenk termasuk sebagai salah satu dalang yang kondang, terutama di wilayah Jawa Tengah. Hal ini dibuktikan dengan sosoknya yang kerap wara-wiri di berbagai pertunjukkan wayang yang diselenggarakan di wilayah tersebut.
Misalnya saja dijelaskan dalam laman resmi FIB UNS, bahwa pada awal bulan 2023 silam Ki Warseno Slenk didapuk sebagai dalang dalam pertunjukkan wayang kulit dalam rangka Dies Natalis ke-47 UNS. Pada saat itu sosoknya menampilkan lakon Kresna Meguru.
Tidak hanya itu saja, pada bulan Agustus 2024 silam sosoknya juga dipercaya sebagai dalang untuk pagelaran wayang kulit yang ditampilkan dalam rangka Hari Jadi ke-79 Jawa Tengah. Dikutip dari salah satu unggahan dalam Instagram resmi @bapenda_jateng, Ki Warseno Slenk atau yang juga disebut sebagai Ki Warseno Slenk menampilkan lakon Semar Kembar-Sembadra Larung.
Kemudian diungkap melalui laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Ki Warseno Slenk menjelaskan dirinya selalu menyuguhkan karya yang datangnya dari hati. Bahkan dirinya juga tak lupa untuk menyuarakan rasa hormat terhadap antar agama, suku, hingga keberagaman adat istiadat dalam setiap karyanya.
Selain itu, Ki Warseno Slenk juga selalu menyampaikan nilai luhur yang ada pada Pancasila melalui budaya wayang yang ditampilkannya kepada masyarakat. Tercatat bahwa Ki Warseno Slenk ternyata pernah meraih Piala Presiden melalui Festival Greget Dalang Surakarta di tahun 1995 silam.
Demikian tadi sekilas profil Ki Warseno Slenk sebagai salah satu dalang kondang asal Sukoharjo, Jawa Tengah. Semoga informasi ini bermanfaat.
(sto/rih)