Cerita Ngatimin Nikahi Nenek 89 Tahun, Malam Pertama Cuma Ngobrol

Cerita Ngatimin Nikahi Nenek 89 Tahun, Malam Pertama Cuma Ngobrol

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 09 Des 2024 09:05 WIB
Ngatimin alias Ninir (64) dan Satinem alias Sonter (89), saat di rumahnya Kecamatan Giritontro, Wonogiri.
Ngatimin alias Ninir (64) dan Satinem alias Sonter (89), saat di rumahnya di Kecamatan Giritontro, Wonogiri. Foto: dok. detikJateng
Solo -

Dua lansia di Wonogiri, Ngatimin (64) dan Satinem (89) menjadi perhatian setelah melangsungkan pernikahan pekan lalu. Terungkap keduanya sudah pendekatan selama dua tahun.

Setelah menikah, Ngatimin mengungkapkan dirinya tidak mempunyai rencana apa pun. Yang penting, kata dia, mereka bisa tetap bekerja.

"Malam pertama menikah cuma jagongan (ngobrol) biasa," ungkap Ngatimin, Sabtu (7/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua pasangan itu menikah di KUA Giritontro pada Selasa (3/12). Bagi Ngatimin, dia menikah lagi usai 45 tahun menjanda.

Kabar pernikahan kedua mempelai beredar di sejumlah media sosial seperti Instagram dan TikTok. Dari penelusuran detikJateng, pernikahan itu terjadi di Dusun Sawit Lor, Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro, Wonogiri.

ADVERTISEMENT

Berawal Saat Menggarap Sawah

Ngatimin bercerita awal mula dirinya bertemu dengan perempuan yang lebih tua 25 tahun darinya. Awalnya, dirinya menggarap sawah milik orang yang kebetulan lokasinya berada di timur rumah Satinem.

Saat itu, Ngatimin sering melihat Satinem mencari rumput. Dia memperhatikan dan merasa prihatin karena cara berjalan Satinem tatkala membawa rumput.

"Saben dinten deyak-deyek pados pakan (Setiap hari mencari rumput), gendongi pakan kambing. Pikiran kula boten tekan (saya tidak tega). Sudah dua tahun kenal (pendekatan atau saling suka), akhirnya saya ajak menikah," tuturnya.

Sementara itu, Satinem mengaku bersedia menikah karena dirinya diperhatikan selama dua tahun terakhir. Dia menuturkan suaminya tersebut acap membantunya mencari rumput.

Bisa Membebaskan dari Kesepian

Selain itu, alasan Satinem mau berumah tangga lagi karena Ngatimin bisa membebaskannya dari kesepian. Sepanjang hidup seorang diri, Satinem mengaku kerap merasa kesusahan, terutama saat dia sakit.

"Sakit malam-malam boten enten tiyang (tidak ada orang), boten ngertos (tidak diketahui orang). Sareng ngoten (karena begitu) saya nikah," kata Satinem.

Karena itu, Satinem memantapkan hati untuk menikah meski awalnya bingung masalah biaya. Dia bahkan rela meminjam tetangganya demi mencukupi kebutuhan pernikahan.

"Raos kulo (rasa setelah menikah) pun enten kancane (sudah ada teman). Pikiran sudah lumayan," kata Satinem.




(apu/rih)


Hide Ads