Kompak Banget! 97 Warga di Tembalang Semarang Umrah Bareng

Kompak Banget! 97 Warga di Tembalang Semarang Umrah Bareng

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 08 Des 2024 21:05 WIB
Warga Kalurahan Tembalang, Semarang, umrah bareng, Minggu (8/12/2024). Mereka berkumpul di Masjid Undip Semarang.
Warga Kalurahan Tembalang, Semarang, umrah bareng. (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Sebanyak 97 warga Kelurahan Tembalang yang tergabung dalam Majelis Taklim Al Fikri berangkat umrah bersama. Mereka telah menabung untuk umrah sejak 2017.

Para Majelis Taklim Al Fikri ini pun berkumpul di halaman Masjid Kampus Universitas Diponegoro, Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang. Para anggota umrah terdiri berbagai RW di Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Mereka kompak mengenakan pakaian dan syal hijau bertuliskan 'Majelis Taklim Al Fikri'. Wajah bahagia terpancar dari wajah mereka yang hendak berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta, Banten, menggunakan bus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 97 jemaah berangkat ke Makkah untuk menjalankan ibadah umrah. Mereka semua ini menabung sejak tahun 2017," kata Ketua Majelis Taklim Al Fikri, Istna Mangisah (51) kepada detikJateng di Majid Kampus Undip, Minggu (8/12/2024).

Istna menyebut para anggota majelis taklim itu rutin menabung sebesar Rp 50-100 ribu per minggunya. Dia menyebut proses menabung sejak 2017 itu juga tak berjalan mulus. Ada kalanya mereka harus menarik habis uang tabungan untuk bertahan hidup saat pandemi COVID-19 melanda tahun 2020 lalu.

ADVERTISEMENT

"Tahun 2020 itu kita kena COVID, banyak jemaah yang akhirnya uangnya dipakai untuk makan sehari-hari, dan mereka kembali menabung 2021. Saya pompa kembali semangatnya," ungkap Istna.

"2021 pertengahan kita mulai ngaji kembali, nabung kembali dengan Rp 100-200 ribu. Kemudian Syawal kemarin manasik haji di Boyolali dan bilang 'berangkat tahun ini saja, jangan tahun depan'," lanjutnya.

Manasik haji itu menjadi motivasi yang membuat mereka semakin semangat menabung. Meski ada saja suara miring, para jemaah itu tetap optimistis bisa berangkat umrah bersama di akhir 2024 ini.

"Biayanya untuk bisa berangkat umrah sekitar Rp 30 juta dan alhamdulillah karena kami rombongan, dari biro mendapatkan diskon," jelasnya.

Setiap harinya, kata Istna, para jemaah rutin membaca dan menghafal Al-Qur'an sehabis salat subuh. Mereka memiliki program 'one day one ayat (satu hari satu ayat)' untuk bekal saat umrah.

"Alhamdulillah perjuangan dari tahun 2017, cita-cita untuk umrah bersama terlaksana. Impian kami itu bisa tahfiz (hafalan) di bus, sampai punya cita-cita menggaungkan pesawat dengan bacaan Ar Rahman kita," jelasnya.

Mayoritas para peserta umrah baru pertama kali berangkat ke Tanah Suci. Istna bersikukuh jika satu jemaah majelis berangkat umrah, jemaah lain juga harus berangkat, sehingga akhirnya mereka bisa berangkat bersama-sama.

"Tipsnya kalau menurut saya itu niat yang kuat, harus diiringi usaha, tidak hanya omongan. Keyakinan yang kuat, Allah maha kaya, umrah itu bukan masalah biaya tapi siapa yang mau pasti diberangkatkan," tuturnya.

"Ketiga merengeklah sama Allah seperti anak kecil. Berikutnya bikin passport, punya koper, bilang ke Allah sudah siap berangkat. Kemudian foto jemaah yang backgroundnya kakbah dipajang, tiap ngaji kita doa," sambungnya.

Salah seorang jemaah, Dasih (54) mengaku berangkat umrah bersama anaknya seorang driver ojol. Ibu penjual pecel ini pun mengaku sempat pesimistis bisa umrah bareng majelis taklimnya.

"Alhamdulillah saya dengan kekuatan doa, berangkat berdua sama anak," ujar Dasih.

Usai salat maghrib, para jemaah pun berdoa dan berpisah bersama keluarga yang mengantar. Beberapa tampak menangis terharu, tapi lebih banyak dari mereka bahagia bisa menunaikan ibadah umrah. Sekitar pukul 19.00 WIB, tiga bus yang mengantar mereka ke bandara pun berangkat.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads