Pakar Unnes Sebut Ucapan Gus Miftah ke Bakul Es Teh Termasuk Olok-olok

Pakar Unnes Sebut Ucapan Gus Miftah ke Bakul Es Teh Termasuk Olok-olok

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 04 Des 2024 15:28 WIB
Gus Miftah
Ulama kondang Gus Miftah. Foto: dok. Pribadi Gus Miftah
Semarang -

Ungkapan "goblok" dari mubalig Gus Miftah kepada seorang penjual es teh bernama Sunhaji yang berkeliling menjajakan dagangannya saat selawatan ramai diperbincangkan. Peneliti bahasa yang juga meneliti soal humor dari UNNES (Universitas Negeri Semarang), Rahmat Petuguran, menilai ungkapan itu sudah masuk dalam kategori olok-olok.

Kalimat yang keluar dari Gus Miftah itu sempat disebut sebagai candaan. Rahmat yang sedang menekuni penelitian tentang humor mengatakan canda biasanya digunakan untuk membuat suasana perbincangan menjadi lebih santai.

"Namun, humor sifat ambigu pada humor membuatnya tidak bisa memiliki fungsi tunggal. Humor selalu bisa diinterpretasikan dalam dua cara, yaitu cara normatif dan cara alternatif. Interpretasi normatif bersifat literal sedangkan interpretasi alternatif cenderung bersifat menyimpang," kata Rahmat kepada detikJateng lewat pesan singkat, Rabu (4/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Humor yang memiliki sifat ambigu itulah yang membuat interpretasi humor jadi beragam. Satu pihak memahami sebagai candaan untuk membangun suasana lebih rileks, tetapi pihak lain memahaminya sebagai olok-olok yang bersifat agresif.

"Faktor yang sangat memengaruhi fungsi sosial humor adalah formasi sosial ketika humor digunakan. Formasi sosial terkait jenis hubungan pengguna humor, penikmat humor, dan sasaran humor," ujar Rahmat.

ADVERTISEMENT

Jika humor bersifat ambigu dilontarkan dalam relasi internal maka humor bisa mengakrabkan. Bahkan humor yang berbentuk olok-olok yang agresif bisa diterima.

"Ketika pengguna humor dan penikmat humor berada dalam satu grup tetapi sasaran humor berada di luar kelompok, humor mempererat pengguna dan penikmat humor namun membuat jarak dengan etnik sasaran menjadi jauh," katanya.

Nah, terkait "candaan" yang diungkapkan Gus Miftah kepada Sunhaji, formasi sosial yang terbentuk adalah formasi antargrup. Maksudnya, Gus Miftah sebagai pengguna humor dan penjual es teh sebagai sasaran berada di kelompok yang berbeda dan cenderung tidak setara.

"Sebagai penceramah Gus Miftah adalah pihak yang superior, memiliki semua sumber daya sosial dan simbolik yang membuatnya berada di posisi atas. Adapun penjual es teh berada dalam posisi inferior karena tidak memiliki ketokohan, tidak memegang kendali pembicaraan, dan bahkan anonim," jelas Rahmat.

Dalam analisis Rahmat, formasi 'outgrup' itu membuat candaan Gus Miftah tampak seperti serangan yang cenderung agresif.

"Terlebih, Gus Miftah menggunakan kata-kata yang secara semantik bermakna kasar, yaitu goblok," bebernya.

"Sebagai humor, candaan Gus Miftah merupakan kategori humor perbincangan (conversational humor) khususnya olok-olok. Salah satu ciri olok-olok adalah isinya yang cenderung kasar karena terkait dengan kekurangan sasaran humornya," tambah dosen Sosiolinguistik UNNES itu.

Namun, sebagai bentuk humor perbincangan, interpretasi terhadap ucapan Gus Miftah sangat terikat dengan konteks ketika humor tersebut digunakan. Rahmat mengatakan, ketika humor itu direproduksi misalnya dikutip ulang atau disiarkan ulang melalui media sosial, maknanya cenderung berubah karena konteksnya berubah. Oleh karena itu, pihak yang paling paham makna humor adalah orang-orang yang hadir dalam acara.

"Humor merupakan bentuk wacana yang sangat baik untuk menunjang berbagai tujuan komunikasi. Namun, sebagaimana dikatakan oleh para peneliti humor, humor bisa menjadi pedang sekaligus perisai," tegasnya.

Untuk diketahui, penceramah bernama asli Miftah Maulana Habiburrahman itu mengolok-olok Sunhaji saat selawatan di Lapangan Drh Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, Rabu (20/11). Dalam potongan video viral yang dilihat detikJateng dari 20Detik, terlihat awalnya Gus Miftah bertanya kepada pria penjual es teh itu.

"Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol *** (Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual. Selanjutnya disensor)," ucap Gus Miftah dari atas panggung. Sontak para jemaah tertawa.

"Dol'en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (kamu jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir)," sambung Gus Miftah.

Video itu viral dan membuat Gus Miftah minta maaf. Dia juga diketahui datang secara langsung ke rumah Sunhaji di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang sekitar pukul 07.15 WIB. Kedatangan Gus Miftah disambut oleh Sunhaji dan keluarganya.

Dalam pertemuan itu Gus Miftah duduk bersama Sunhaji dan merangkulnya. Di sana, dia meminta maaf kepada Sunhaji dan menyampaikan bahwa maksudnya hanya ingin bercanda.




(apu/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads