Sejumlah karangan bunga berjajar di SMKN 4 Semarang, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Bunga-bunga dan ucapan belasungkawa untuk korban yang terkena tembak, G (17) juga diletakkan di gerbang sekolah.
Pantauan detikJateng pukul 16.30 WIB, ada 10 karangan bunga berjajar di depan SMKN 4 Semarang. Tampak ramai pula para siswa SMNK 4 Semarang yang memberikan bunga putih di dekat pigura foto korban.
Di sekitar pigura berfoto korban, tampak pula beberapa poster yang mengutarakan kekecewaannya akan insiden yang menimpa G. Salah satunya 'cah nek nakal dikandhani ora ditembaki (anak kalau nakal diingatkan bukan ditembak)'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa karangan bunga itu berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari eks anak STM Semarang, komunitas ibu sayang anak, komunitas seni dan budaya semarang, kumpulan penikmat kopi pinggir jalan, komunitas perempuan anti kekerasan, hingga aliansi anak muda gen z bukan kreak.
Seorang satpam SMKN 4 Semarang mengatakan, karangan bunga dan bunga mawar yang diletakkan di depan gerbang itu berasal dari salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Semarang. Namun ia tak tahu pastinya.
Salah satu siswa SMKN 4 Semarang yang merupakan teman dekat korban, FS mengatakan, ia menyambut baik siapapun yang meletakkan karangan bunga dan ucapan belasungkawa itu.
![]() |
"Dari alumni kayaknya. Kalau ini niat baik nggak apa-apa, tapi kalau niatnya buruk ya jangan," kata FS di SMKN 4 Semarang, Selasa (26/11/2025).
FS mengaku merasa kehilangan dengan meninggalnya G. Selama mengenal G dan keluarganya, G disebut merupakan sosok yang ceria dan sering bercanda.
Tak pernah terbersit di benaknya, teman sekelasnya yang tergabung dalam tim Paskibra itu akan meninggal karena tertembak. Apalagi ia sempat disebut kreak yang hendak tawuran di Semarang Barat, dekat Paramount.
"Nggak setuju dia disebut kreak, soalnya dia orang baik-baik, nggak pantes kalau disebut kreak. Dia sering modif motor, tapi nggak pernah ikut 'drag'," tegasnya.
"Semoga masalah ini bisa cepat diselesaikan biar tuntas dan nggak melebar kemana-mana juga," sambungnya.
Sementara itu, teman Paskibra G, AN mengaku kaget saat mendengar korban meninggal dunia, Minggu (21/11) lalu. Terakhir, ia bertemu dengan G adalah saat latihan Paskibra di Masjid Agung, Sabtu (20/11).
"Pertama dengar kaget banget, tahu karena dikabari dari teman. Anaknya baik, asik diajak ngobrol," ungkapnya.
AN turut berharap, pihak terkait bisa segera menyelesaikan kasus tersebut dengan transparan.
(apu/ahr)