Video seorang warga Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk, Semarang protes soal menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) viral di media sosial. PMT itu berisi makanan yang dinilai kurang bergizi bagi bayi di bawah lima tahun (balita).
Video viral itu diunggah salah satu warga asal Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Ika Purnama Sari. PMT itu ia dapat saat membawa anaknya yang berumur 11 bulan ke Posyandu, Selasa (12/11) lalu.
Dalam PMT yang diterimanya itu hanya berisi pisang, puding, dan beberapa merek makan ringan jenis wafer stik cokelat, dan biskuit. Menurutnya, sudah beberapa kali ia mendapat menu PMT berupa makanan cepat saji yang dinilai kurang baik bagi balita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa kali PMT saya temukan ultra processed food (UPF) tersebut ada, tapi yang kemarin terbanyak dalam 1 paket PMT dengan real food hanya 1, yaitu buah pisang," kata Ika saat dihubungi detikJateng, Jumat (15/11/2024).
Ika lantas mengunggah video tentang PMT itu di akun Instagramnya dan bertanya kepada akun DKK Semarang. Ika berharap ada evaluasi dari dinas terkait.
"Dalam unggahan saya juga bertanya standar PMT seperti apa dan tag akun @dkksemarang dan @infokejadian_genuk dengan harapan ada awareness dan evaluasi serta kontrol atau pengawasan dari dinas terkait," lanjutnya.
Namun, kritikannya itu justru mendatangkan tanggapan kurang baik dari Ketua Posyandu, Ketua RT 04, Ketua RW 05, Ketua RT 02, dan sejumlah warga yang mendatangi rumahnya pada malam hari itu juga.
"Kami tersinggung atas bentakan-bentakan dari Ketua RT 04 yang ketempatan Posyandu, yang mana bertamu namun tidak memiliki adab seperti itu. Karena mempermasalahkan saya unggah dan tag akun @dkksemarang," jelasnya.
Keesokannya, Lurah Genuksari Yatno dan Kepala Puskesmas mendatangi rumahnya untuk menyampaikan permintaan maaf dan berkomitmen mengevaluasi PMT. Sementara hingga kini, Ketua RT disebut belum meminta maaf atas perilaku tidak mengenakkan tersebut.
Konfirmasi Lurah
Sementara itu, Lurah Genuksari Yatno mengaku telah menyarankan Ketua RT terkait untuk mendatangi rumah Ika dan meminta maaf atas perbuatan yang dilakukannya itu. Ia juga berjanji akan mengevaluasi menu PMT.
"Saya sudah menyarankan Pak RT untuk datang ke yang bersangkutan untuk meminta maaf. Kemudian di kelurahan kan ada rakor RT RW, di situ nanti akan saya sampaikan dalam pelayanan bermasyarakat harus santun dan bersikap lebih memanusiakan masyarakat," jelasnya.
"Nanti kami evaluasi makanan PMT agar lebih mengarah ke yang bergizi, saya berjanji. Dan berbeda-beda bulan ini apa, bulan depan apa, pokoknya yang mengandung gizi, disampingi oleh tenaga Puskesmas yang ahli gizi. Kemudian warga yang nengunggah juga sepakat," lanjutnya.
Respons Walkot Semarang
Menanggapi kasus yang viral itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, Pemkot Semarang akan berbenah dan melakukan evaluasi dari segala lini.
"Ini menjadi satu pembelajaran juga, saya tadi juga langsung WA Kepala Dinas Kesehatan, Camat, Lurah. Nanti hari Sabtu saya kumpulkan," sambungnya.
"Saya akan mengubah teman-teman itu jangan hanya duduk di belakang meja, hanya ngadem, tapi betul-betul turun ke lapangan. Yang kemarin katanya sudah selesai hanya miskomunikasi, tetapi saya minta jangan terulang kembali," sambung Mbak Ita.
Ia menegaskan, nantinya akan mengevaluasi menu PMT agar lebih bergizi dan disesuaikan gizi serta kebutuhan kalori masing-masing bayi. Para kader Posyandu juga akan didorong untuk mengedukasi masyarakat soal kebutuhan gizi bagi para bayi.
"Kalau orang awam pasti nggak tahu, nggak banyak tahu kecuali di edukasi. Lah yang paham itu ya Puskesmas, kader (Posyandu). Makanya harus ada edukasi," tegasnya.
(aku/apu)